Sinar mentari sudah naik, tapi Prisya masih diam dengan tatapannya yang kosong sambil memeluk lututnya, tatapan kosongnya berasal sebab dirinya begitu memikirkan apa yang baru saja dirinya mimpikan.
Prisya masih tidak percaya kalau dirinya kembali memimpikan orang yang sekarang sudah tenang di alam sana dengan sebuah mimpi yang begitu terasa mengerikan untuknya.
Sudah lama dirinya tidak bermimpi bertemu dengan Dika, tapi sekarang dirinya kembali dipertemukan dengan orang yang merupakan salah satu dari Abang yang paling dia sayang.
Sepertinya Prisya tidak akan seperti ini kalau apa yang baru saja dia mimpikan bukan sebuah kejadian yang begitu mengerikan untuk diingat, bahkan sangat tidak dia inginkan untuk hanya sekedar terbayang dalam pikirannya.
Mengingat bagaimana Dika habis dipukuli seperti itu sampai keadaannya yang sudah begitu mengenaskan sampai menghembuskan napas terakhir di pangkuannya, membuat Prisya semakin kebingungan untuk melanjutkan kegiatannya di pagi ini.