Danish benar-benar geram dengan sekretaris Tevan namun sepertinya takdir berpihak kepadanya karena pintu lift terbuka dan di sana pada karyawannya sudah menyambut kedatangannya.
"Selamat pagi Tuan," sapa mereka semua.
"Ya pagi," jawabnya singkat sambil jalan menuju ruang kebesarannya.
"Tuan kenapa sekretaris Tevan?" tanya salah satu karyawan di sana.
"Tuan lagi sakit perut," jawabnya sambil menahan tawanya.
"Oh pantes wajah Tuan seperti itu." Para karyawan langsung bubar dan Danish sudah berada dalam ruangannya tambah kesal melihat tumpukan berkas banyak diatas mejanya.
"Tevan?!" panggil Danish kuat hingga suaranya sampai ke ruangan sekretaris Tevan.
"Ya Tuan, anda butuh sesuatu?" tanya sekretaris Tevan halus.
"Dari mana kau tahu aku memanggilmu?" tanya Danish heran padahal ruangannya ini kedab suara.