...membuat perasaanku resah. Namun, aku tetap memilih memaafkanmu. Kita sama percaya, bahwa cinta tak akan bisa kita perjuangkan, jika kita tidak mau saling mengambil pelajaran. Namun, waktu menginginkan hal yang lain. Kamu dan aku telah dipisahkan oleh kelelahan. Kita yang berusaha keras menjaganya ternyata perasaan itu pada akhirnya tandas juga. Kita memilih jalan sendiri-sendiri. Saling pergi dan sama-sama berkata tidak ingin kembali.
Batinku terasa terpukul oleh semua itu. Namun, aku tidak punya alasan lain untuk tetap mempertahankanmu. Kamu pun sekarang tahu, meski pedih yang teramat di hati ini aku sudah belajar merelakanmu. Namun entah mengapa, tiba-tiba saja bayanganmu melintas lagi dalam benakku. Meski pun aku tidak sedang memikirkanmu, kamu selalu saya nampak dan melayang-layang di kepalaku. Sekuat hati telah kucoba meredakanna, tetapi semakin nyata hadirmu dalam benakku. Aku tidak bisa menolak, kamu menjadi seseorang yang kini membuatku ingin bertemu.