Ada rasa kesedihan yang menjalar di antara urat pipi yang mulai keriput itu. Tapi, ia tetap berusaha untuk terlihat kuat walau tak ada kekuatan yang mampu membendung kesedihannya.
"Maafkan saya, Nek" Aku sangat menyesal baru datang ke sini setelah usiaku tujuh belas tahun. Tiga belas tahun lamanya aku membiarkan perempuan ini menunggu kabar tentang anaknya. Sejak usiaku lima tahun—sejak Ibuku meninggal—Nenek tidak mendapat kabar apa pun lagi. Terakhir kali Nenek bertemu ibuku beberapa bulan sebelum kematian Ibu. Sewaktu Ibu menyempatkan pulang untuk mengunjungi Nenek. Tak ada kabar lagi setelahnya. Sampai akhirnya, hari ini aku membawa kabar Ibu. Kabar duka. Sungguh, ini lebih buruk daripada patah hatiku.