Kamu menatap diriku. Matamu sungguh menenangkan. Menembus batas yang ada di mataku. Setelah kecupan, selalu ada yang ingin kamu sampaikan. Namun, tak pernah bisa kamu ucapkan. Seperti ada yang tertahan di bibirmu. Aku mengerti, aku mengecup lagi keningmu. Sekali lagi. Dengan lembut, dengan manja, dan dengan cinta.
Tak ada yang mengganggu kita. Tuhan memang Maha baik, dan Maha mengerti. Baik, memberi kita waktu untuk merasakan indahnya Surga-Nya. Maha mengerti, kalau kita adalah makhluk-Nya yang saling mencintai. Memenuhi, dan saling melengkapi. UTUH.
Kita kembali memandang ke depan, ke atas lekuh yang dihiasi lukisan langit. Itu memang langit. Langit yang lebih indah dari lukisan alam apa pun. Biru, putih salju, jingga, ungu muda,... Warnanya tak mampu kuhitung. Bahkan, ada warna yang tak akan pernah kita temui di bumi ini. Sungguh mengagumkan.