"Kalau masalah itu saya juga tak tahu, Yang Mulia. Karena seperti yang saya jelaskan sebelumnya, kalau itu hanya semacam pendapat saya saja. Sesuatu yang belum tentu benar juga."
"Yang benar saja. Kalau begitu harus sampai kapan kita begini?" Honey protes tak terima. "Tak adakah jawaban pasti. Sesuatu yang membuat semuanya bisa segera diselesaikan."
"Sayangnya untuk saat ini saya tak bisa berbuat banyak, Nona. Pengetahuan saya terbatas."
"Lalu jalan keluar apa? Mutiaranya akan dibiarkan selalu berada di tubuhku, begitu? Aku harus lebih lama terlibat dengan dunia kalian?"
Kedua mahluk di depannya sama-sama terdiam. Baik Night maupun Larry tak ada yang berbicara karena sama-sama larut dalam pemikiran.
"Tapi di luar itu, bukankah ada hal lain yang setidaknya kita temukan sejauh ini. Nyatanya potongan mutiara itu pernah menyala sekali kan sebelumnya? Di ciuman pertama kalian, walaupun singkat, nyatanya mutiara milik Nona Honey pernah membiru. Iya, kan?"