Satya Adinegoro, tangan kanan Tuan Andri sekaligus orang kepercayaan Azka . Usianya 20 tahun , ia menempati posisi sebagai kepala keamanan sekaligus sekretaris pribadi Tuan Andri . Usianya terbilang cukup muda untuk posisi yang sekarang ini ia tempati . Tetapi untuk Tuan Andri , usia bukanlah masalah selagi karyawannya adalah seorang yang kompeten .
Satya Adinegoro adalah salah satu penerima beasiswa dari yayasan yang dinaungi Tuan Andri . Pria itu terkesan dengan prestasi Satya dalam bela diri dan ilmu komunikasi . Negosiasi nya sangat terbilang sangat handal karena semenjak Satya bergabung dua tahun lalu, ia nyaris tidak pernah melewatkan tender perusahaan mulai dari yang kecil hingga yang besar . Sosoknya yang teliti, menjadikannya orang kepercayaan sekaligus tangan kanan Tuan Andri . Bahkan Tuan Andri tidak segan-segan menyerahkan keputusan penting perusahaan kepadanya .
Satya kini tengah menempuh pendidikan Strata tahun ketiga di dua jurusan yaitu jurisan komunikasi masa dan ekonomi. Ia selalu meraih predikat terbaik selama masa pendidikannya . Motto hidupnya adalah menjadi yang terbaik atau tidak sama sekali . Terkesan sombong memang, tetapi lelaki tampan , bertubuh kekar ini adalah sosok pria yang penyayang dan rendah hati .
Ia hanya terlihat garang saat bekerja , dan terlepas dari itu . Ia adalah sosok kakak dan teman terbaik , khususnya untuk Azka . Mereka saling berbagi rahasia, suka dan duka . Meskipun terlepas dari itu, tugas utamanya adalah melayani Azka . Jadi ia sama sekali tidak melupakan rasa hormatnya kepada Tuan Mudanya itu .
Tidak banyak yang mengetahui tentang Satya terlebih sisi terdalam dari dirinya . Namun , kali ini , hari ini untuk pertama kalinya ada sosok gadis yang mampu membuatnya tertawa dan menangis dalam saat yang bersamaan . Sosok gadis yanh meluluhkan sisi kejamnya dan membangkitkan sisi malaikat dalam dirinya . Gadis periang yang selalu membuatnya tersenyum . Gadis yang juga menjadi cinta pertamanya. Kinara Avrilla Dizta .
"Ayo, kita sudah sampai . Kau mau aku menggendongmu lagi, atau kau..." kalimatnya terhenti begitu gadis itu membekap mulutnya tiba-tiba .
"Tidak kak, aku kan berjalan sendiri . Sudah cukup ." gadis itu langsung melepas tangannya begitu tersadar kelancangan yang baru saja ia lakukan .
" Maaf" ujarnya menundukkan pandangan .
" Baik, tunggu sebentar ." Satya melepas sabuk pengaman nya dan langsung turun mengitari mobil untuk membukakan pintu untuk Diza . Bahkan ia juga membantu Diza melepas sabuk pengaman nya yang sontak membuat jantung gadis itu berdebat kencang tak karuan .
" Sebenarnya kau tidak perlu memperlakukanku sebaik ini kak . Kau membuatku merasa canggung . Kau tahu, jantungku jadi berdebar kencang tak berirama . " celoteh Diza geram begitu keluar dari mobil .Ia merasakan wajahnya terasa panas, kedua pipinya memerah . Jantungnya masih tak karuan . Dan yang lebih mengagetkan lagi Satya menggenggam tangannya dan menariknya memasuki gedung .
Diza terdiam membisu dan membiarkan Satya membawanya kemanapun . Hingga akhirnya elusan lembut dari tangan Satya di kepalanya menyadarkan ia dari lamunan .
" Tunggu sebentar, duduklah aku akan melakukan reservasi. " Diza pun mengangguk pelan dan duduk di kursi ruang tunggu sambil matanya terua kemana-mana mengamati keadaan sekeliling .
Diza pun tersadar begitu melihat sebuah papan nama yang terukir indah di salah satu dinding . Star Hotel .Hotel? Ia terkejut dan sontak langsung bangkit dari posisi duduknya. Apa yang akan dilakukan Satya dengan membawanya ke hotel .Sekelebat pemikiran aneh seketika muncul dalam kepalanya . Mulai dari kemungkinan baik hingga terburuk alasan Satya membawanya ke tempat itu .
" Kak Satya kenapa kau membawaku ke hotel ." ujarnya begitu satya menghampirinya .
"Memang aku belum mengatakan sebelumnya ?"
"Soal apa? " ujarnya bingung.
" Oh ya, aku lupa . Tuan Muda Azka tinggal bersama kedua orang tuamu . Berhubung kalian belum menikah dan baru bertunangan , maka akan menimbulkan pemikiran macam-macam dari beberapa kalangan jika kalian tinggal satu atap . "
"Siapa juga yang ingin tinggal bersama tunangan yang dingin seperti es itu ." batin Diza .
"Karena itu, sampai Tuan mengumumkan kembalinya Anda . Maka akan lebih baik jika Anda tinggal disini untuk sementara waktu . Lokasi hotel ini juga kebetulan tidak jauh dari kediaman Tuan dan Nyonya . "
" Apakah tidak berlebihan kak, tinggal di hotel semewah ini untuk waktu yang lama?"
"Tidak Nona Muda, ini hanya sementara . Sampai Tuan mengumumkan kembalinya Anda . Maka Anda akan tinggal di rumah bersama kedua orang tua Anda ."
"Sungguh maksud ku bukan itu...."ujarnya ragu.
"Lantas apa?"
" Maksudku, kau bisa menyewakan kamar kos-kosan sederhana untuk sementara waktu . Aku yakin akan memakan biaya yang cukup sedikit . " Ia menatap dalam mata Satya , berharap keinginannya akan dikabulkan . Tetapi , sebaliknya lelaki itu justru tidak memberikan jawaban. Ia hanya balas menatap Diza, yang membuat gadis itu menjadi salah tingkah .
Gadis itu menunduk , mengalihkan pandangannya dari tatapan tajam lelaki di hadapannya . Namun bukannya mengakihiri intimidasinya, lelaki itu malah meraih dagu gadis itu dan memalingkannya kearahnya .
" Apa yang kau fikirkan ?" ujarnya semakin mengintimidasi.
"Anu..itu...kak...Ayolah ? Aku tidak nyaman diperlakukan berlebihan seperti ini . Mari bersikap selayaknya teman ." kedua tangannya menangkup di depan dada, matanya memelas layaknya kucing yang meminta makanan . Sikap polos dan lugunya inilah yang justru semakin membuat Satya gemas dann tak ingin melepasnya. Namun, sesaat ia tersadar , gadis ini bukanlah orang yang bisa diajak untuk bermain. Bagaimanapun juga gadis ini adalah majikan yang harus ia layani. Ia pun melepaskan tangannya dari dagu Diza, membuat gadis itu menghembuskan nafasnya kasar setelah sedari tadi menahannya.
"Bernafaslah atau kau akan masuk rumah sakit lagi ,maaf aku telah membuatmu takut . " ujar Satya santai sambil meraih koper yang terletak di samping Diza .
" Oh ya , sekedar informasi hotel ini adalah salah satu property perusahaan . Sertifikat kepemilikannya sudah atas namamu . Jadi , dalam urusan dan kepentingan apapun kau memilih lebih dari sekedar hak atas hotel ini . Kau bisa memakai segala macam fasilitasnya termasuk kendali atas pegawai , dan itu akan kau dapatkan secara gratis . " jelasnya panjang lebar membuat Diza yang mendengarnya hanya terkagum dan tak sanggup berkata -kata .
"Diza... Adik..." Satya melambaikan tangan di depan wajah Diza menyadarkannya dari lamunan nya.
"I..ya.." jawabnya tergagap.
"Apa yang kau fikirkan ?"
" Bagaimana mungkin aku mendapat property sebesar ini . Aku bahkan baru bergabung dalam keluarga ini. "
"Sejujurnya semenjak kelahiranmu , ada begitu banyak aset yang telah didaftarkan atas namamu . Jadi kini, nikmatilah . Kau sedang berada dipuncak sekarang. Ini adalah hasil dari penantian dan kesabaranmu selama ini . "
"Percayalah , kau mendapat lebih sedikit dari yang seharusnya kau miliki . Aku akan membantumu untuk mengembalikan segalanya . "
Kalimat Satya mengandung makna yang begitu dalam . Entah apa maksud dari perkataannya, namun apa pun yang ia perjuangkan . Ia tetaplah Satu Adinegoro yanh berjalan dalam kebenaran .