Chapitre 77: Perasaan Cemas

Sejak dulu, aku memang tidak menyukai pelajaran yang berhubungan dengan materi panjang lebar seperti ini, aku lebih senang mengikuti pelajaran praktek. Mendengar Pak George yang terus bicara panjang lebar membuatku sangat ngantuk.

Sampai kapan dia akan berbicara terus seperti itu? Apa dia tidak kelelahan? Aku melirik ke arah Emily, wajahnya terlihat berseri-seri dan sangat fokus memperhatikan Pak George yang sedang mengajar di depan kelas. Aku dan Emily memang sangat bertolak belakang, kadang-kadang aku tidak habis pikir bagaimana kami bisa terus mempertahankan hubungan kami selama ini, padahal dalam hal belajar kami sering berselisih?

Teng ... Tong ... Teng ... Tong ...

Haah ... akhirnya bel yang sejak tadi aku tunggu-tunggu berbunyi juga, akhirnya pelajaran yang membosankan ini berakhir.

"Baiklah, karena bel telah berbunyi itu artinya kita harus mengakhiri perjumpaan kita hari ini. Tapi aku akan memberi kalian sebuah tugas."