Bayangan itu secara jelas menghilang dengan cepat. Bahkan berupa panggilanku terhadap sesosok wanita tak lagi muda hanyalah sebuah ilusi. Namun, aku masih memegang lembaran foto masa lalu.
Bayangan itu berubah dengan cepat, sehingga memperlihatkan rupa yang sebenarnya. Sefana, dia melangkah dengan raut wajah menegang sekaligus waspada.
"Ocha, kok lo ada di sini sih? Tadinya gue sempet ngelarang, tapi kayaknya," kepalanya berkeliling sambil mengawasi setiap sudut ruangan lalu kembali memusatkan pandangannya, "kayaknya lo harus tahu sisi ruangan ini."
Kemudian, sepasang mata Sefana jatuh ke depan pandangan wajahku. Hingga kami saling menatap dengan jarak cukup dekat. Sepertinya ilusi tentang kehadiran sosok bayangan ibunda berubah menjadi seorang kakakku sendiri.
Mungkin, karena wajahnya memang sedikit mirip dengan mendiang ibunda. Jadi, tidak salah kalau mataku sedikit rabun hingga terbawa oleh halusinasi singkat.
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!
Creation is hard, cheer me up!
I tagged this book, come and support me with a thumbs up!
Like it ? Add to library!
Have some idea about my story? Comment it and let me know.