Melihat bibirnya semakin turun, menurun, tertuju ke arahku. Dengan cekatannya, tanganku mendorong tubuhnya, hingga segala penglihatannya terbangun sadar. Tubuhnya terentak seketika, dengan dua mata mendelik lebar.
"Oslan, gue masuk dulu."
Aku menghindar, kakiku melangkah lebih cepat dari sebelumnya. Oslan tertinggal di balik belakang dengan mematung beku.
Kepalaku terus memperhatikan perjalanan yang ada di hadapanku. Sosok di belakang semakin aku tinggalkan. Terasa jantungku mengentak-entak cepat. Semoga ini cepat berlalu, pikirku. Benarkah? Kenapa Oslan melakukan itu padaku?
'Dari katanya tadi, seolah-olah dia beneran suka dan ngincer gue. Maaf, Os. Gue belum bisa nerima e lo.'
Hatiku sudah memberi keputusan. Aku tidak akan mencintai siapa pun, termasuk Jose sekalipun. Semua pria sama saja di mataku. Kepalaku bahkan tidak akan berputar ke arah Oslan lagi.
Terima suka atau tidaknya, aku tetap menguatkan segala niatku dari awal.
'Gue nggak boleh jatuh cinta.'