Télécharger l’application
50% Sebuah Kebohongan / Chapter 24: 24

Chapitre 24: 24

***

Sudah beberapa hari Hikaru berada di ruangan ini sejak menyembunyikan trauma keduanya, Psikiater lagi-lagi datang saat menjelang tengah hari, dia duduk di satu-satunya kursi kamarnya.

Hikaru menatapnya dengan datar, tentu saja Hikaru tidak terlalu dekat dengannya. Hikaru tidak suka terlalu dekat dengan orang yang asing.

seperti memasang jarak.

"apa kau sudah tidak bermimpi lagi Hikaru tentang kakakmu-?" tanyanya.

pertanyaan yang selalu sama.

"tidak, sepertinya aku sudah berhasil menghadapinya..," seru Hikaru, pena yang perlahan bergerak menuliskan jawabannya disana. Hikaru penasaran, untuk apa wanita itu menuliskan semua jawaban yang dia ucapkan disana.

"kau.."

"hm, ada apa?" tanyanya ramah.

"untuk apa kau menuliskan ucapan ku disana-?" tanya Hikaru mengarahkan tatapannya ke arah buku yang selalu ditulisnya. buku bersampul coklat.

"oh ini, aku menulis nya. agar sebagai pembelajaran, dan mempelajari orang lain menjadi lebih baik lagi..," serunya.

"apakah..orang lain juga mengalami ketakutan sepertiku?" tanya Hikaru.

"banyak orang yang mengalaminya Hikaru, jauh lebih buruk dari mu. tapi, mungkin menurut orang yang mengalaminya termasuk dirimu, ini adalah hal yang terburuk.." serunya lagi seraya tersenyum dengan misterius.

psikiater ini selalu tersenyum, seolah mengetahui segala sesuatunya.

misterius, namun Hikaru merasa kalau dia bisa membantunya dengan caranya sendiri. cara yang tidak Hikaru ketahui.

setidaknya Hikaru bisa mencoba untuk mempercayainya. Hikaru tidak bisa begitu saja mempercayai orang lain, apalagi sejak kenangan masa lalunya perlahan-lahan kembali. membuat Hikaru merasakan ketakutan dengan orang lainnya, Hana..Akahana, yang sudah membohonginya dan bahkan membuat Hikaru cacat, lalu kemudian meninggalkannya begitu saja.

Hikaru tidak bisa bohong, kalau Hikaru juga mulai membencinya. membencinya sejak saat itu, dan berhenti merasakan cinta untuk sepenuhnya. cinta itu apa-?

Hikaru sudah melupakannya.

Hana hanyalah orang asing baginya.

"kenapa... kau menanyakan ini, bagaimana dengan ayah-?" tanya Hikaru, sejak beberapa hari kejadian itu. psikiater itu tidak pernah menanyakan tentang ayahnya, trauma terbesarnya.

"Hikaru.." panggil nya.

"Bukankah kau sendiri yang harus melawannya-?" seru psikiater itu.

melawan-?

Hikaru tidak mengerti, bagaimanapun Hikaru berusaha melawannya. tidak akan bisa, Hikaru akan terus dipukuli hingga Hikaru berhenti melawan, atau mungkin mulai terbiasa karenanya.

Hikaru tidak akan bisa.

Hikaru tanpa sadar menunduk, psikiater itu tersenyum lagi. berdiri dari tempat nya, dan memegang kedua pipi Hikaru mengangkat nya hingga menghadap ke arah psikiater di depannya.

"kau harus berdiri Hikaru, bukankah kau laki-laki-?" seru psikiater cantik itu.

Hikaru menunduk, menepis tangan psikiater itu. dia tidak pernah tau, betapa susahnya menghadapi trauma. dia tidak pernah mengalaminya.

Hikaru yang selalu mengalaminya.

Hikaru yang merasakannya.

"Hikaru...nama yang bagus, kau tau kan arti dari nama mu itu..?" seru psikiater, dan beranjak pergi dari sana. di pintu terdapat Kazuya yang baru datang.

wanita cantik itu menepuk pundak Kazuya, tersenyum ramah kepadanya.

"hanya kau yang bisa membantunya Kazuya, sebagai sesama lelaki.." serunya sebelum beranjak pergi dari sana, meninggalkan Hikaru sendirian bersama dengan Kazuya, sahabatnya.

"hai Hikaru" sapa Kazuya, Hikaru hanya bergumam. Kazuya meletakkan makanan yang dibawakannya di atas meja yang berisikan vas bunga.

Hikaru hanya menatap ke arah jendela, dia ingin segera terbebas dari sini.

dan menikmati kehidupannya.

namun masa lalunya masih terus menerus membelenggunya, membuat Hikaru ketakutan karenanya. meksipun Hikaru sudah menyelesaikan beberapa trauma miliknya, trauma terbesarnya.

ayahnya, masih menghantuinya.

bahkan Hikaru tidak tau bagaimana cara untuk menghadapinya, Hikaru bahkan tidak tau bagaimana rasa sakit, seolah semuanya mendadak lenyap.

Hikaru tidak dapat merasakan apapun.

bagaimana caranya bisa lepas-?

"apa kau masih belum bisa, Hikaru?" tanya Kazuya membuka pembicaraan.

Hikaru mengeleng, "Tidak bisa Kazuya, berapa kali pun aku berusaha melawan nya, pada akhirnya semuanya sia-sia.."

"Hikaru.."

"aku bahkan tidak mengerti alasanku harus merasakannya, aku tidak bisa mengerti kenapa harus 'aku' yang merasakan semuanya, neh... Kazuya, apa kau tau alasannya.. kenapa harus aku yang menderita seperti ini..?"

Kazuya hanya diam. tentu saja, tidak ada yang akan mengerti. hanya Hikaru yang bisa merasakan semuanya.

kenapa harus dirinya-?

di pukuli, dan merasakan rasa sakit, hingga Hikaru menanyakannya dalam hatinya...kenapa harus dirinya-?

apa kesalahannya-?

Hikaru terperangkap dalam dunia gelap tanpa dasar. dan selalu berada di sana.

terjebak selama bertahun-tahun.

hingga membentuk sebuah trauma, betapa menyedihkannya dirinya. bahkan sekarang, Hikaru tidak bisa lepas, tidak bisa melupakan semuanya.

Hikaru terjebak selamanya.

"Kazuya..." seru Hikaru, merasakan bahwa traumanya seakan kembali lagi.

Hikaru ketakutan, berada dalam ruangan sepi yang gelap tanpa ada siapapun. hanya ada suara langkah kaki yang perlahan mendekat, suara tongkat yang selalu memukulinya, dan suara darah yang perlahan bergenangan di atas lantai beserta semua rasa sakitnya.

rasanya menyakitkan.

"Hikaru..ada-" seru Kazuya khawatir.

Hikaru dengan cepat mengenggam dadanya yang terasa begitu sesak, seperti terbelenggu oleh sesuatu.

"tolong...Kazuya... tolong aku.." bisik Hikaru dengan nada terbata-bata.

"Kazuya, jangan tinggalkan aku.." seru Hikaru pelan, dengan mata hitamnya yang melihat kearah bawah. semuanya mendadak terasa kabur. suara pukulan yang terus terdengar, berdengung di telinganya seolah terus terjadi, Hikaru merasakan keputusasaan, adakah yang mengerti apa yang dirasakannya-?

rasanya kesakitan.

seperti mau mati saja.

kenapa harus dirinya-?

apa kesalahannya hingga Hikaru harus merasakan semua kesakitan-nya ini.

Hikaru tidak mendengarkan dan terus terjebak dalam trauma halusinasinya.

Kazuya mengigit bibirnya, dan dengan cepat menampar Hikaru membuat Hikaru terdiam, Kazuya menamparnya berkali-kali membuat Hikaru meringis.

"apa yang kau lakukan Kazuya?!" seru Hikaru berbalik marah, dan memukul Kazuya hingga terjatuh, Hikaru segera memegang pipinya yang memerah dan meringis kesakitan. Kazuya tertawa, dan berdiri dari sana. mengusap bibirnya.

"sakit kan?" seru Kazuya. Hikaru terdiam, benar dia merasakan sakit-?

"kau masih bisa merasakan sakit bodoh!, jangan berpikir kalau kau itu sudah mati! kau masih hidup Bodoh!"

Kazuya berteriak di depannya, dan menarik kerahnya memaksa Hikaru untuk melihatnya, dunia yang seakan mengurungnya mendadak hilang begitu saja Karena tamparan keras Kazuya.

bahkan pipinya masih berdenyut-denyut.

Kazuya tidak main-main memukulinya.

"aku akan berkali-kali memukulmu, jika kau masih tidak mengerti..!"

berkali-kali-?

apa maksudnya-?

Hikaru mengerjapkan matanya, Kazuya adalah sahabatnya. selama ini Hikaru terus terjebak dalam traumanya sendiri dan menganggap dirinya menderita.

padahal Hikaru tidak sendirian.

ada Kazuya di sebelahnya. Kazuya selalu ada bersamanya sebagai sahabat, dan Hikaru mengabaikannya.

dan sekarang Kazuya menariknya, memaksanya membuka matanya secara paksa. bahwa Kazuya ada disini, Kazuya berusaha membantunya.

"aku adalah sahabat mu Hikaru,.." ujar Kazuya mengusap bibirnya kasar.

"seharusnya kau mengerti itu, kau tidak sendirian. apa kau mengerti hah?!" seru Kazuya mendorong nya dengan kasar hingga mengenai dinding, Hikaru hanya terkekeh. mendadak rasa takutnya menghilang, Kazuya memang sesuatu.

Hikaru tertawa, dengan wajahnya yang sudah babak belur. dan Hikaru baru menyadari kalau dirinya menyedihkan.

"Kazuya selalu seperti itu.." seru Hikaru tersenyum tipis, Kazuya selalu berusaha membantunya dengan caranya sendiri.

Kazuya adalah Sahabatnya.

"apa kau bodoh?" ejeknya ketus.

ternyata punya sahabat itu sangatlah menyenangkan, Hikaru merasa kalau Kazuya bisa diandalkannya, jika kalau Hikaru salah jalan. maka Kazuya akan datang dan memukulinya, menariknya kasar hingga Hikaru akhirnya mengerti.

"aku menyedihkan ya?" seru Hikaru, menyadari kalau selama ini dia hanya menerima dan tidak pernah sekalipun berpikir untuk melawannya. Hikaru hanya ketakutan dan menerimanya saja.

bukanlah laki-laki sama sekali.

dia sangat menyedihkan.

"iya! kau adalah laki-laki Hikaru, tunjukkan sisi keren mu Hikaru!" seru Kazuya dengan wajah marahnya.

Hikaru terdiam, sebelum tersenyum. posisinya sangat menyedihkan, dipukuli oleh sahabatnya sendiri hingga terjatuh.

Hikaru bangkit dari tempat terjatuhnya, dan mengarahkan tangannya ke arah Kazuya yang sama tinggi dengannya.

"benar Kazuya, aku adalah laki-laki kan?, aku harus tunjukkan kejantananku!" seru Hikaru tersenyum menyeringai, dengan wajah yang babak belur, dan bekas tamparan merah yang masih ada di kedua pipinya. akibat Kazuya, Kazuya tersenyum menyeringai dan memukul kepalan tangan Hikaru, sahabatnya.

Kazuya yang menyadarkannya.

meksipun rasanya menyakitkan.

Hikaru masih bisa merasakan rasa sakit, lagipula Hikaru adalah laki-laki.

Hikaru. yang berarti adalah anak yang cerah, Hikaru harus berbahagia, dan Hikaru yang harus mencari kebahagiaan nya sendiri. dan melawan ketakutannya.

Kazuya sudah membantunya, Hikaru harus menunjukkan kalau kali ini Hikaru bisa menghadapinya seorang diri.

kali ini sebagai laki-laki-!

***


next chapter
Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C24
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous