"Lagi apa, Sayang?"
Surya menyusul putrinya duduk di sofa panjang dengan tangannya yang sudah dijadikan bantalan kepala untuk tempat bersandar.
Tanpa menjawab, putrinya hanya menunjukkan saja layar ponselnya yang sedang menyiarkan ulang acara kemarin malam yang membuatnya bangga.
"Udah berapa kali kamu lihat itu? Suka banget yah?" Dengan lembur Surya mengelus kepala putri cantiknya penuh sayang.
"Suka banget. Jessi tampak keren disini. Sebelumnya juga keren, cuma pas dia pegang piala itu, rasanya dia jauh lebih keren. Bangga banget aku," jawabnya jujur mendeskripsikan bagaimana cara pandang ia terhadap adik kembarnya pada malam itu.
Surya senang mendengarnya. Setidaknya Jaseline tidak memiliki rasa iri terhadap kesuksesan saudaranya.
"Kamu gak iri? Jessi bisa dapat semua yang dia inginkan yang bahkan kamu tidak punya." Bukannya sengaja mau memanasi Jaseline, Surya hanya ingin tahu saja bagaimana pendapatnya.