Keesokan harinya, Mayang bangun pagi-pagi sekali. Bahkan sebelum matahari terbit ia sudah berkeliaran diluar rumah, wajahnya terlihat ceria sekali, senyumnya juga sangat ramah. Tari terheran-heran melihat perubahan Mayang, ternyata apa yang diceritakan oleh Asih itu benar, Mayang menjadi baik dan rajin.
Tari sangat senang karena Mayang kini sudah bisa bersikap cukup baik, tapi di sisi lain ia juga merasakan ada suatu kejanggalan atas perubahan Mayang yang tiba-tiba. Tari terus mengamati Mayang yang sedang menyapu di halaman rumah.
"Aku sudah tidak sabar ingin melihat kehebohan hari ini" bisik Mayang dalam hati.
Mayang menyapu halaman sambil senyum-senyum sendirian, membuat Tari yang mengamati sejak tadi bertanya-tanya. "Mayang... Kau baik-baik saja?" tanya Tari ragu.
"Ya, Tari. Aku baik-baik saja" jawab Mayang dengan senyuman yang sangat ramah, selama mengenalnya baru kali ini Tari diberikan senyum secerah ini oleh Mayang. Ia benar-benar terlihat menyenangkan.