Malam semakin sepi. Tiga sahabat itu telah larut dalam mimpinya masing-masing, namun Kirana mulai terlihat gusar. Keningnya mulai berkeringat nafasnya mulai tersengal, bibirnya bergumam tidak jelas.
Dalam mimpinya Kirana kembali ke Negaran, namun seluruh desa yang ada di sana telah hancur. Kirana berusaha menemukan paman dan bibi, tapi tempat itu sepertinya sudah lama kosong.
Kirana masih sangat ingat dimana letak rumah Sekar meskipun sekarang ini telah hancur, namun ia berusaha untuk menemukan senjata yang tersisa di dalam rumah itu. Pada saat ia berhasil masuk ke dalam dapur, Kirana berhasil mendapatkan badik yang terbuat dari besi. Iapun langsung menyelipkan badik itu ke pinggangnya, untuk berjaga-jaga jika ada yang tiba-tiba berbuat jahat padanya.
"Paman... Bibi..." teriak Kirana sambil menyusuri jalan setapak menuju desa penyamaran. Sepanjang perjalanan itu Kirana sama sekali tidak menemukan siapapun.