Raden Sastra, usianya kini sudah cukup dewasa, ia memiliki banyak pengalaman dan sangat tangguh di medan perang. Sebelum Raden Sastra sah menjadi penerus Raja, wewenang dan kekuasaan di pegang oleh Birok Ireng untuk sementara hingga Raden Sastra siap menjadi Raja.
Semenjak ayahanda Raden Sastra meninggal dunia, Raden memang diasuh sendiri oleh pamannya. Birok Ireng mengasuh Raden Sastra dengan penuh kasih sayang, tapi tidak disangka, kasih sayang yang tercurah selama ini hanya kedok saja.
"Hormat saya kepada Tuan Birok Ireng"
ucap penasehat negara dengan penuh sopan santun.
Selama ini penasehat negara adalah orang yang tulus dan bijaksana, hanya beliaulah yang paling sepuh di Istana karena sudah mengabdi sejak Ayah Raden Sastra masih kecil. Beliau adalah orang yang paling dihormati dan sudah seperti kakek untuk Raden Sastra.
"Hem... Ada apa kau menemui ku?" ucap Birok Ireng dengan nada enggan.