Cahaya pagi menembus kamar Yura melalui jendela, mengenai kertas yang masih terbentang rapi di atas meja. Yura menggeliat. Dia mengeluarkan pena dari tasnya dan dengan cepat menulis sederet kalimat. Bentuk pena yang elegan dan garis wajah Yura yang sempurna membuat pemandangan saat ini tampak begitu indah. Terlebih, ada sinar matahari yang berwarna keemasan.
Yura melepas sandalnya dan merapikan tempat tidurnya. Dia bahkan tidak ingin melihat jawaban dari Don di Twitter. Dia mencoba menenangkan kemarahannya atas hal yang baru saja dia ketahui tadi malam. Sebenarnya hal itu membuatnya tidak bisa tidur.
Dia tidak bisa memahami Dion. Mengapa laki-laki itu tidak pernah menyerah untuk mendapatkannya?
Yura bangkit dan melipat surat balasan yang baru saja dia tulis. Dia memasukkannya ke dalam saku celana. Ketika matahari semakin di atas, Yura mendengarkan ketukan di pintu kamarnya.