Bisma melepaskan tangannya, dan ekspresi paniknya menjadi sangat tenang sekarang. Melihat bahwa Bisma tidak bisa berkata apa-apa, Nanda mengeluarkan ponselnya dan hendak memanggil asistennya untuk menjemputnya. Namun, Bisma menyambar ponselnya dan tidak mengatakan apa-apa. Dia tiba-tiba menggendong Nanda.
"Bisma, lepaskan aku!" Nanda terkejut, dan dia tidak bisa menahan teriakannya.
Bisma menggendongnya ke dalam mobil dan memberitahu sopirnya, "Jalan dan jangan berhenti."
Nanda, yang duduk di samping, tidak tahu apa yang sedang terjadi. Dia mengerutkan kening. Detak jantungnya belum stabil.
"Nanda, kamu harus mendengarkanku karena aku hanya akan mengatakannya sekali." Bisma tidak tahu mengapa Nanda bisa salah paham seperti ini. Dia mendekatinya dan berkata, "Aku tidak memiliki perasaan pada Lina. Aku memang pernah punya hubungan dengannya, tapi itu sudah lama sekali."