Kedatangan Rayyora 3 hari yang lalu membuat Bella tidak selera melakukan apapun. Selama tiga hari gadis itu tidak keluar dari kamarnya. Yang ia lakukan hanya duduk di sisi tempat tidur sambil memandangi kartu alamat apartemen yang di berikan Rayyora.
Bella menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur. Kartu yang ia genggam diremasnya kuat, kemudian ia melemparkannya ke sembarang arah. Dia mengusap wajahnya gusar. Bergulinh ke kanan, kemudian berguling ke kiri. Setelah itu matanya menatap langit-langit kamarnya.
"Aku tidak akan pernah mendapat jawaban jika terus begini. Dan aku tidak akan bisa hidup tenang jika seperti ini terus menerus. Aku membutuhkan Raye untuk hidup. Untuk apa aku hidup jika wajah laki-laki itu tidak bisa kulihat. Dia lebih membutuhkan nyawa." Bella bangkit dari tidurannya, kemudian meraih ponselnya di nakas.