Seorang gadis kecil berlari kecil menghampiri ibunya yang sedang menatapnya putus asa.
"Kyaa...!Diao Chan, jika sehari saja kau tidak berbuat ulah apakah tidak bisa? Lihat itu pakaianmu, kotor sekali," seru Sun Xia sang ibu. Sementara gadis kecil bernama Diao Chan itu hanya tertawa kecil.
"Bukan salahku, bu. Lihat mereka, dua anak lelaki itu, mereka sering sekali menggodaku. Menyebalkan sekali mereka itu, bu," Diao Chan mulai mengadu. Sun Xia mengikuti kemana telunjuk Diao Chan. Dan, pandangan matanya menemukan dua anak lelaki yang tampan sedang menatap sambil tertawa usil. Namun, dua anak itu nampak bergegas menghampiri Sun Xia.
"Maafkan kami, bibi. Kami tidak sengaja membuat Diao terjatuh. Tadi, aku hanya menggodanya karena ia terlihat lucu dengan rambutnya yang di kucir dua itu," ujar bocah yang lebih kecil. Sun Xia hanya terkekeh, ia mengenal kedua bocah lelaki itu. Yang lebih besar bernama Lee Jian Si sementara yang lebih kecil bernama Lee Kuan Si. Kakak beradik itu adalah anak dari Lee Jeon Si dan wanita cantik bernama Cha YuJin. Dan, Yukio adalah rekan kerja Lee Jeon Si. Jadi, tentu saja Sun Xia mengenal kedua bocah lelaki itu. Dan, ini bukan kali pertama terjadi seperti ini. Dan, Sun Xia tau betul bahwa bukan hanya dua bocah lelaki itu yang nakal. Tapi, putri kecilnya pun kerap kali berbuat usil pada kedua bocah itu.
"Tuh, aku tidak bohong kan ibu, mereka yang selalu menggodaku," Keluh Diao Chan.
"Sudahlah, ayo kita pulang, kalian sudah ada yang menjemput? Jika belum bibi akan mengantarkan kalian pulang," ujar Sun Xia pada kedua Lee. Dua bocah lelaki itu mengangguk. "Kami pulang bersama bibi saja. Ibu belum menjemput kami, boleh?" tanya Lee Kuan Si. Sun Xia pun mengangguk.
Seorang wanita cantik nampak bergegas menyambut kedatangan Sun Xia saat mobil memasuki halaman.
"Maafkan aku Xia. Lagi-lagi aku merepotkan dengan mengantarkan Jian dan Kuan. Aku repot sekali hari ini. Semua gara- gara pemilihan itu," Cha Yujin nampak merajuk.
Lee Jeon Si mengajukan dirinya sebagai calon walikota Seon. Ia ingin mengikuti jejak sang ayah. Oleh karena itu mereka memang sedikit sibuk
Tiba-tiba Sun Xia melihat suaminya dan Lee Jeon Si keluar dari dalam rumah.
"Aku lupa, suamimu ada di sini hihihi, maaf," ujar Cha Yujin lagi. Sun Xia hanya tertawa dan ia terpaksa menepuk dahinya saat melihat Diao Chan menghambur memeluk ayahnya.
"Kau ada di sini? Mana ibumu?" tanya Yukio sambil membawa Diao Chan ke dalam gendongannya. Gadis kecil itu menunjuk ke arah ibunya. Yukio memang bekerja dengan Lee Jeon Si. Yukio adalah salah satu orang kepercayaan Lee Jeon Si sekaligus tangan kanan politikus muda itu.
"Kau kotor sekali Diao," kekeh Lee Jeon Si sambil mencubit pipi gembil Diao Chan gemas. Ia memang sangat menginginkan anak perempuan. Tapi, kedua anaknya lelaki dan sang istri tidak dapat hamil lagi, karena saat melahirkan Lee Kuan Si dokter mengatakan bahwa sangat berbahaya jika Cha Yujin kembali hamil. Sehingga keduanya terpaksa mengubur keinginan mereka untuk memiliki bidadari kecil. Dan, pada akhirnya keduanya sangat mencintai Diao Chan.
"Kak Kuan dan Kak Jian yang membuatku kotor, paman," rajuk Diao Chan membuat Lee Jeon Si tertawa.
"Ah, biar kedua kakakmu itu paman yang hukum," jawab Lee Jeon Si membuat mata Diao Chan berbinar-binar.
"Benar ya, paman," ucap Diao Chan manja. Lee Jeon Si langsung mengacungkan dua jarinya.
"Dan, putri cantik ini lebih baik berganti pakaian ya, bibi mempunyai baju yang cantiik sekali dengan gambar Elsa dan Anna," ujar Cha Yujin sambil meminta Diao Chan pada Yukio. Diao Chan pun langsung merentangkan kedua tangannya dan pindah ke dalam pelukan Cha Yujin yang langsung membawanya masuk.
Sementara Sun Xia menggandeng Kuan dan Jian.
"Maafkan putriku," ujarnya pada Lee Jeon Si.
"Kalian ini seperti pada siapa. Kalian sudah aku anggap keluarga sendiri. Ayahku dulu banyak berhutang budi pada almarhum kakakmu, Kio."
Yukio hanya terkekeh pelan. "Sudahlah, anggap saja lunas dengan memberikan salah satu putramu untukku, bagaimana?" goda Yukio.
"Nikahkan saja salah satu putraku pada Diao Chan. Aku juga ingin memiliki anak perempuan, apalagi secantik Diao Chan," sahut Cha Yujin sambil menggandeng Diao Chan yang sudah mengenakan pakaian baru dan juga tak lupa dengan mahkota kecil di kepalanya. Sun Xia hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Kau ini selalu saja membelikan Diao pakaian dan sepatu serta aksesoris baru," komentar Sun Xia.
"Setiap dia berbelanja kebutuhan Kuan dan Jian, jika ada pakaian untuk anak perempuan dia selalu membelinya dan berharap kau membawa Diao Chan ke rumah ini supaya bisa ia dandani semaunya. Jadi, jika kau melihat Kuan dan Jian membuat Diao kotor, percayalah itu perintah ibu mereka," seloroh Lee Jeon Si yang membuat mereka semua tertawa terbahak-bahak.
"Ayo kita main di sana Diao," ajak Kuan sambil menarik tangan Diao Chan.
"Hei, jangan kau tarik begitu tangannya, Kuan!" seru Lee Jian Si sambil mengikuti kedua nya dari belakang. Lee Jian Si sebagai anak yang usianya paling tua memang selalu menjadi penjaga Lee Kuan Si dan Diao Chan. Terlebih jika keduanya bertengkar maka Lee Jian akan menjadi penengah.
Yukio dan Sun Xia hanya tertawa melihat anak-anak itu.
"Malam nanti akan ada jamuan makan malam untuk semua kandidat di kantor kedutaan. Itu artinya kalian harus mendampingiku dan Cha Yujin," ujar Lee Jeon Si.
"Aku sudah mengatur semuanya. Pengamanan untukmu juga akan di perketat mulai nanti malam. Dan, kau harus selalu mengenakan rompi anti peluru. Dan, mulai besok akan ada pengawalan khusus untukmu dan keluargamu," kata Yukio.
"Astaga, apakah harus?" tanya Cha Yujin. Yukio mengangguk.
"Tentu saja, suamimu ini adalah calon gubernur. Jadi, keselamatan nomor 1," jawab Yukio.
Lee Jeon Si tersenyum. "Kau lebih cocok menjadi polisi jika sudah bersikap seperti ini, Kio," cicit Lee Jeon Si.
"Tuan besar, jika kau bicara terus aku akan mengundurkan diri sebagai asisten pribadimu," ancam Yukio membuat Lee Jeon Si terkekeh.
"Aku menyela, aku benar-benar serius meminta Diao Chan kelak menjadi menantuku," sahut Cha Yujin membuat Sun Xia dan Yukio tertawa.
"Astaga dia itu masih berusia 5 tahun. Dan, kau akan memberikan pada siapa? Kuan atau Jian?" ujar Sun Xia menahan tawa.
"Biarkan putri kecil itu memilih diantara Kuan dan Jian. Dia bebas mau memilih siapa," jawab Cha Yujin. Yukio dan Sun Xia hanya terkekeh.