"Noona, jjinca (sungguh). Na aniya (bukan aku)," kata anak remaja yang sedang memakai seragam SMA itu.
Zenna mencoba untuk tidak kehilangan emosinya, tidak kehilangan kesadaraannya, dia berusaha untuk tetap berpikir jernih. Momo tengah di gendong oleh Cakra saat ini.
Mengambil nafas dengan benar, dia tidak bisa membiarkan anak itu berada di dalam penjara. Masih banyak yang belum di pecahkan dan dia adalah saksi paling berharga yang di milikinya.
"Min-na, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Zenna pada anak itu.
Tangan tengah terborgol, dengan wajah yang sangat ketakutan, berbeda dengan sebelumnya.
"Noona… Na aniya (bukan aku)," kata Min-na sambil mengelengkan kepalanya.
"Profesor Zenna. Maaf, saat kami sampai di Tkp, kami mendapatkan…"
Perkataan Ketua Tim terpotong.
"Na aniya (Bukan aku). Jeongmal na aniya (Sungguh, benar-benar bukan aku)," kata Min-na dengan nada ingin meyakinkan Zenna jika bukan dia yang melakukannya.