Terbaring di sebuah tempat hamparan putih yang amat luas, Odo membuka mata dan melihat langit biru yang terlihat sangat tinggi dan kosong. Dengan cepat Ia sadar kalau tempatnya berada sekarang adalah Alam Jiwa miliknya sendiri, sebuah tempat dimana dirinya berada saat sekarat. Anak itu mengenakan pakaian yang sama seperti sebelum kehilangan kesadaran, sebuah kemeja dengan celana panjang tanpa Jubah Dimensi, tetapi dalam kondisi tidak rusak tidak seperti sebelumnya.
"Apa setiap kali aku habis lawan monster kuat harus datang ke tempat ini, ya? Entah mengapa rasanya sedikit aneh," gumamnya dengan nada malas.
Odo memegang kening dengan tangan kanan, lalu menghela napas. Ia mulai duduk, lalu mengamati tempat dengan lantai putih yang amat luas itu dengan penglihatan sedikit buram yang perlahan membaik. Ia mengangkat tangan dari kepala, kemudian menghela napas dengan berat. Berbeda dengan sebelumnya, tidak terlalu jauh dari tempatnya berada, terlihat pohon berdaun hijau terang setinggi lima meter. Menemukan apa yang ada di hadapannya, dirinya langsung tahu pohon apa itu.
"Jangan bilang ... karena aku menyerap Inti Sihir dari Bijih dan Buah Pohon Suci yang dimasukkan Reyah ..., pohon ini tumbuh di tempat ini ...? Haha, jadi memang benar ini Alam Jiwaku. Ah, biarlah, itu membuat tempat itu tidak sepi ...."
Dengan senyum lelah terlihat jelas pada wajahnya, Odo berdiri dengan tatapan datar. Kembali mengamati sekitar sambil mengingat-ingat dengan rinci kejadian sebelum dirinya masuk ke Alam Jiwanya sendiri, Odo berbalik dan sekali lagi terkejut bukan main saat melihat sosok yang sangat tidak asing baginya.
Pada kedua bola matanya, dengan jelas terpantul sosok Naga Hitam yang tubuhnya terbuat dari susunan kabut hitam pekat berdiri dengan tatapan tajam. Berbeda dengan sebelumnya, sang naga hanya berukuran tidak lebih besar dari manusia dewasa, meski begitu aura sihir yang terasa masih sangat kuat.
"Yang benar saja, masa belum kalah juga? Memangnya kau abadi apa?" Odo melangkah mundur sampai punggungnya menyentuh batang pohon yang tumbuh di Alam Jiwa tersebut.
"Auto Senses!! Auto ...! Oto!" teriak Odo dengan panik. Dalam pikirannya, mungkin dirinya bisa meminta bantuan dari sihir pertahanan terakhir tersebut. Tetapi, sayangnya tidak ada balasan sama sekali.
"Sialan, kalau dibutuhkan malah gak ada!"
Segera Odo berlari ke kanan dan menjauh. Tidak seperti dugaan, sosok Naga Hitam yang dipenuhi kabut hitam itu tidak bergerak dan tetap berdiri diam. Sifatnya dari sekedar pasif, itu lebih seperti tidak merespons gerakan Odo.
"Aura hitam itu ..., apa itu Dark Matter? Kalau iya, berarti memang waktu itu naga sialan ini berhasil masuk ke dalam tubuhku dan menyusup sampai ke Alam Jiwaku. Kalau begitu ...."
Setelah menjaga jarak beberapa meter dari sosok naga berselimut kabut hitam tersebut, Odo berhenti dan menatap tajam ke arahnya. Memikirkan beberapa cara, anak berambut hitam itu memilih tidak memprovokasi dan menunggu pergerakan Naga Hitam yang terdiam. Mengamatinya, Odo melihat sosok tersebut memang tidak jauh berbeda bentuknya dengan Naga Hitam yang sebelumnya dilawan, kecuali ukurannya yang mengecil dan kabut hitam yang menyelimutinya.
"Yo, wahai diriku, sepertinya kau kebingungan?" Tiba-tiba suara bergema di dalam kepala Odo. Anak berambut hitam itu sadar kalau itu suara dari Auto Senses dan mengacuhkannya karena sedikit kesal dengan sihir pertahanan terakhir tersebut.
"Hem, kejamnya, wahai diriku. Padahal mungkin saja aku bisa menjelaskan situasi ini padamu, loh."
Odo tetap diam mendengar suara di kepalanya. Sesaat menarik napas dan menghembuskannya dengan berat, sorot mata anak berambut hitam itu berubah gelap. Dalam hitungan detik, struktur sihir langsung tersebar di sekitarnya dan terbentuk beberapa lingkaran sihir petir yang mengelilinginya. Kilatan petir membuat rambutnya berdiri karena elektron yang mengalir dalam tubuh, membuat tubuhnya seperti bercahaya dan kornea matanya berubah menjadi biru gelap.
"Dengar ya, kau itu adalah sihir yang aku ciptakan. Katakan saja kalau tak ingin aku hapus, jangan banyak omong yang tak perlu, Senses. Kalau kau banyak tingkah, aku benar-benar tak akan menggunakanmu lagi, paham?" ucap Odo seraya menunjuk ke arah Naga Hitam yang sama sekali tidak melihat ke arah ke arahnya.
"Oho, kurasa tanpa diberitahu, engkau sudah punya jawaban dari keraguan dan rasa cemasmu. Ya, diriku adalah dirimu. Kalau diriku tahu, engkau juga tahu .... Diriku hanya pemroses yang menyimpan data dan informasi milikmu, wahai diriku."
"Sudah kubilang, jangan bicara hal yang tidak perlu. Sebenarnya aku ingin bertanya banyak hal, tapi sekarang masalahnya adalah ...."
"Tenang saja, ini adalah dunia kita. Kita adalah penguasa di Alam ini. Kadal purba sepertinya bukan lawan yang sulit."
"Memang ..., kalau begitu ..., aku serahkan semua pemrosesan sihir padamu."
"Oke!"
Odo mengalihkan semua kontrol struktur sihir pada Auto Senses, seketika lingkaran sihir petir yang telah terbentuk di sekitarnya berubah susunannya dan menjadi lebih efektif. Menggunakan Mana yang memang merupakan miliknya sendiri di tempat tersebut, Odo mengoptimalkan sihir dan menyelimuti tubuhnya dengan petir untuk meningkatkan pertahanan.
Dari ujung jari telunjuk tangan kanan yang diarahkan pada Naga Hitam yang terdiam, Odo mengeluarkan sihir sambaran petir. Jdeer! Petir menyambar sang naga, tetapi tetap tidak bergeming dan berdiri menghadap pohon yang ada di hadapannya.
Menyadari serangan petir tingkat menengah tidak efektif, Odo mengubah strateginya. Ia berlari melingkar dan berdiri beberapa meter di belakang sang naga. Memasang kuda-kuda dengan kaki kanan memijak lebih ke depan dari kaki kiri, Odo merendahkan posisi tubuhnya, lalu mengulurkan tangan kanan ke depan dengan posisi mengepal. Postur tubuhnya diperkuat dengan sihir penguatan yang dilakukan Auto Senses. Dengan memusatkan Mana pada ujung tangan kanan yang dikepalkan, Odo mengatur struktur sihir dalam segi perubahan atribut ke petir, sedangkan Auto Senses mengatur efektivitas konsumsi kekuatan sihir. Petir yang menyelimuti tubuh Odo mulai memusat, menambah tekanan dan kekuatan sihir. Dengan menyangga lengan kanan dengan tangan kiri, perlahan Ia membuka kepalan tangan kanan dan lebih memusatkan Mana beratribut petir, membentuk bola energi berdaya hancur tinggi.
"Bararaq Orza!"
"Bararaq Orza!"
Jzeeed!!
Sihir petir ditembakkan layaknya sebuah Raillgun berkecepatan tinggi, melesat langsung ke arah Naga Hitam. Duarrrkkk!! Serangan itu dengan telak mengenai sang naga, asap keluar bersama ledakan. Tetapi beberapa detik kemudian, sebuah kepakan sayap menyingkirkan asap yang menutupinya. Sang naga berbalik, menghadap ke arah Odo dengan tatapan mata keemasan yang menyala terang. Mendapat tatapan itu, anak berambut hitam tersebut tidak lari atau gentar, Ia hanya berdiri tegak dan menatap balik dengan datar.
"Senses, makhluk ini adalah Jiwa dari Naga Hitam, 'kan?"
"Ya, itu merupakan jiwa dari sang naga. Tapi, ada sedikit yang aneh darinya. Aura yang menyelimutinya itu adalah Dark Metter dengan unsur Kutukan yang belum jelas. Ada kemungkinan kalau yang dihadapi kita ini berpotensi menyebarkan Kutukan Pandemik."
"Oke. Kalau begitu kau atur sihir serangan, variasi terserah. Untuk strategi bertarung, serahkan semuanya padaku."
"Hem!"
Odo meloncat mundur menggunakan sihir pelontar. Seperti perkiraannya, Naga Hitam bereaksi dan berlari dengan dua kakinya, mengejar dengan agresif sesuai sifatnya. Gerakan sang naga tidaklah cepat jika dibandingkan dengan Odo. Tetapi menutupi itu, makhluk tersebut melebarkan kedua sayapnya untuk mendapat keseimbangan dan mempercepat larinya.
Odo mendarat di permukaan lantai putih dengan kaki kanan terlebih dahulu, lalu mengulurkan tangan kanan ke depan dan mengaktifkan lingkaran sihir gravitasi yang tertanam dibalik lingkaran sihir pelontar yang sebelumnya digunakan. Naga Hitam yang berlari masuk ke dalam lingkaran tersebut langsung terhenti, dan berlutut karena tekanan gravitasi yang kuat.
"Kadal merayap saja!"
Tanpa membuang waktu, setelah memasang kedua kaki memijak di permukaan, Odo memuat berbagai sihir penyerangan yang telah disiapkan Auto Senses. Lima lingkaran sihir muncul di atas kepala Odo, dua diantaranya sihir petir dan sisanya sihir cahaya. Melepaskan semua sihir secara bersamaan ke arah sang naga, serangan tersebut telak mengenainya. Kali ini serangan melukai sosok makhluk tersebut, sayapnya berlubang dan kulitnya yang keras gosong karena sihir cahaya bersuhu tinggi.
Pada saat serangan tersebut mengenai sang naga, lingkaran sihir gravitasi yang menahannya ikut terkena dampak dan hancur. Seakan tidak memedulikan luka pada tubuhnya sendiri, Naga Hitam bangun dan berdiri dengan dua kakinya seperti manusia. Kedua sayap yang rusak direntangkan, lalu menyebarkan partikel-partikel hitam berukuran sebesar debu.
"Dark Matter? Jangan bilang ...."
Naga Hitam membuka mulutnya. Partikel hitam yang keluar dari sayapnya dengan sangat cepat berkumpul di depan mulutnya, lalu berubah menjadi sebuah bola plasma gelap yang terbuat dari Dark Matter. Dalam hitungan detik, tanpa membiarkan Odo beraksi, bom sihir ditembakkan dengan kecepatan tinggi. Jarak yang ada membuat anak berambut hitam itu tidak bisa menghindar secara penuh, tangan kirinya kena dengan telak dan hancur sampai bahu. Untungnya bola bom tersebut tidak langsung meledak saat mengenai tangan Odo dan tetap melesat.
Duarrkkk!
Beberapa puluh meter di belakangnya, bom yang ditembakkan itu baru meledak dan membuat angin kencang yang sedikit mendorong tubuhnya ke depan. Pada bahu kiri Odo yang kehilangan tangannya, darah tidak keluar dan terlihat seperti daging yang terpotong rapi.
"Meski ini tubuh jiwa dan rasa sakit tidak terasa, tapi kehilangan tangan itu rasanya seram juga ...," pikir Odo.
"Kita kehilangan kemampuan tempur sampai 40%" Suara Auto Senses kembali menggema di dalam kepalanya.
"Aku tahu, fokus saja pada pengaturan dan siapkan sihirnya. Aku tidak akan kalah."
Menarik napas dan menenangkan diri, Odo memikirkan strategi untuk bisa mengalahkan Naga Hitam. Ia memasang kuda-kuda bertarung tangan kosong aliran keluarga Luke, sebuah teknik berarung gaya bebas menggunakan Battle Art yang berfokus pada manipulasi Mana untuk meningkatkan ketahanan tubuh dan daya hancur serangan. Mengepalkan tinju tangan kanan lurus ke depan, Odo mengatur penapasan dan sirkulasi Mana dalam tubuh.
Melihat Odo yang menyiapkan serangan, Naga Hitam merentangkan sayapnya kembali dan menyebarkan partikel-partikel hitam untuk mempersiapkan serangannya. Tidak membiarkan hal tersebut, Odo langsung menggunakan sihir pelontar dan melesat cepat ke arah sang naga. Menggunakan Battle Art untuk memperkuat tangan kanannya, Odo memukul telak perut Naga Hitam dan membuatnya terpental jauh. Partikel yang mulai terkumpul terpencar di udara dan menghilang.
Naga Hitam yang terpental merentangkan kedua sayapnya untuk menghentikan laju. Sebelum makhluk itu menyadarinya, Odo telah berdiri di belakangnya dengan bergerak cepat menggunakan sihir petir untuk meningkatkan kecepatan mobilitas. Naga Hitam mengayunkan ekornya dan menyabet Odo di belakang, tetapi sabetan itu ditangkap dan ekornya ditarik. Melepaskan ekornya dan menyiapkan tinju, Odo menghajar punggung Naga Hitam yang tubuhnya tertarik ke belakang, lalu menghantarkan gelombang kejut yang tercipta dari teknik Battle Art-nya.
Dekg!!
Tubuh Naga Hitam tidak terpental, tetapi kerusakan dengan tepat tersampaikan ke dalam tubuhnya. Saat tangannya mengenai punggung Naga Hitam, kabut hitam sedikit merambat ke tangan Odo. Ia segera menarik tangan kanannya, lalu menggunakan sihir cahaya untuk menyingkirkan kabut hitam yang menempel. Saat itu, anak berambut hitam itu menyeringai karena telah menemukan cara efektif untuk melawan Naga Hitam.
"Auto Senses!"
"Ya!!"
Odo menyelimuti tangan kanannya dengan Mana yang telah ditanami unsur atribut cahaya. Saat Naga Hitam hendak berbalik dan menyerang, Odo langsung menghajar wajahnya sampai naga itu terpental ke udara. Ia mencengkam ekor Naga Hitam dengan erat, dan pada saat bersamaan Odo membuat lingkaran sihir penguat pada lutut dan sendi kaki untuk memperkuat kuda-kuda, lalu menarik Naga Hitam dan membantingnya ke lantai dengan keras. Melepaskan ekornya, kabut hitam yang tertinggal pada tepak tangan kanan langsung hilang berkat Mana beratribut cahaya yang melapisi kulit.
Sebelum Naga Hitam bangun, Odo memanipulasi Mana pada tangan kanannya menjadi tajam dan merapatkan jemari. Dengan cepat, Odo melesat menggunakan sihir pelontar dan memotong satu sayap Naga Hitam. Saat hendak memotong sayap satunya, sang naga menyabetkan ekornya ke arah Odo. Ia terpukul cukup keras pada wajah dan terpental ke belakang. Sadar kalau ada Dark Matter menempel di wajah saat terkena sabetan, Odo langsung meloncat menjauh seraya mengusapnya dengan tangan kanan yang masih diselimuti Mana beratribut cahaya.
Seakan memang tidak membiarkan Odo menyerang lagi, Naga Hitam yang masih terjatuh tengkurap membuka mulutnya dan mengumpulkan partikel hitam dalam sekala sangat kecil. Memusatkannya dan membentuk bola hitam berukuran kelereng, Naga Hitam menembakkan bom mini itu ke arah Odo. Anak itu tidak menghindar, Ia telah memprediksi kalau serangan itu tidak melukai secara fatal karena mengarah pada bahu kiri yang memang sudah tidak bisa digunakan dengan baik karena tangan kirinya hancur. Bahu kirinya tertembus dan berlubang, tetapi Odo sama sekali tidak berhenti.
Sedetik setelah terkena serangan yang tidak lebih kuat dari tembakkan senjata api itu, ledakan kecil tercipta beberapa meter di belakangnya. Tanpa membuang waktu, Odo langsung menggunakan sihir pelontar untuk melesat, lalu menghajar Naga Hitam tepat di kepalanya sebelum makhluk itu bisa berdiri.
Buak!
Pukulan itu sangat keras, Naga Hitam sampai terbanting ke lantai. Tidak memberikannya kesempatan, Odo mencengkam satu sayap yang masih tersisa, lalu menginjak kepala Naga Hitam dan menarik sayapnya itu sampai robek. Srrrrt Sayapnya robek dan Dark Matter sedikit muncrat dari luka. Naga Hitam kembali menyabetkan ekornya, tetapi kali ini Odo berhasil menghindarinya dan mencengkam ekornya dengan erat. Naga Hitam membuka mulutnya dan mencoba menyerang dengan bola plasma berukuran kecil. Melihat itu, Odo menyeringai lebar dan tanpa ragu menendang wajah sang naga.
Buak! Giing! Duark!
Bola plasma hitam itu ditembakkan ke arah yang salah dan membuat ledakkan di dekat mereka yang membuat gelombang kejut mendorong punggung Odo, dan membuat keseimbangannya terganggu. Tanpa segan-segan, Odo langsung menginjak kembali wajah Naga Hitam untuk memperbaiki keseimbangan.
"Kena kau!!"
Secara drastis, Odo meningkatkan tekanan sihir pada tingkat maksimal. Mana miliknya yang telah diatur bermuatan elemen cahaya luber dan membuat partikel cahaya keemasan keluar dari tubuhnya, itu merupakan hal yang disengaja dan pengaturannya telah dilakukan oleh Auto Senses. Mana beratribut cahaya bertumpang tindih dengan Dark Matter milik Naga Hitam. Sadar kalau muatan dari materi hitam itu bisa menelan sihir cahaya dengan mudah mengingat kekuatan sihir atribut cahayanya lebih lemah, Odo menginjak-injak wajah Naga Hitam terus menerus untuk menggagu konsentrasi Dark Matter makhluk yang kehilangan sayapnya itu.
Injak, injak, injak, injak, injak, dan injak. Pikiran Odo semakian menggila, terus menginjaknya walaupun Dark Matter sudah melemah dan Naga Hitam sudah tidak mengendalikannya lagi. Sorot mata Odo menggelap, ekspresi wajahnya berubah menyeramkan dan menyeringai lebar. Tanpa dirinya sendiri sadari, Ia melepaskan ekor Naga Hitam dan malah dengan brutal terus menginjak-injak wajah makhluk tak berdaya yang terbaring tengkurap itu. Pelindung Dark Matter yang melindungi tubuh Naga Hitam telah benar-benar hilang, hanya dengan serangan fisik berupa injakkan kaki Odo dapat melukai sang naga. Giginya rontok, wajahnya mulai rusak, sebelah matanya pecah, dan tulang mulut moncongnya mulai bengkok.
"O ...do ...Odo ... Odo!!" Suara bergema di dalam kepalanya dengan keras. Kesadaran Odo perlahan kembali dari kegelapan yang meracuni dan tersadar. Saat melihat kondisi mengenaskan sang naga, dengan gemetar Ia mengangkat kakinya dari atas kepalanya dan melangkah mundur. Ia terjatuh dan terduduk dengan tatapan takut atas apa yang telah dirinya lakukan. Napasnya berubah berat dan pandangan terasa kalau.
"Tarik napas dalam-dalam dan tenanglah ...."
"Aku tahu, diamlah!" Odo menarik napas untuk menenangkan diri, butuh beberapa kali menarik napas dalam-dalam untuk bisa benar-benar tenang. Saat melihat Naga Hitam yang tidak bergerak lagi, Odo merasa mual melihat kepalanya yang sudah tidak karuan.
"Padahal hanya membuka Batas sedikit saja, tapi perubahannya sudah ...."
"Apa yang kau bicarakan, Auto Senses?"
Sihir pertahanan terakhir itu terdiam, Odo merasa curiga pada sikapnya itu. Sebelum Odo bertanya kembali, tiba-tiba tubuh Naga Hitam yang tergelatak tak bergerak mulai memancarkan cahaya biru tua yang amat terang. Sadar kalau ada hal yang tidak beres, Odo berusaha berdiri dan menjauh, tetapi tubuhnya masih lemas dan terjatuh duduk kembali.
"Sialan ..., sekarang apa lagi?"
Cahaya yang memancar dari tubuh Naga Hitam sangat terang, menyelimuti secara penuh tubuh sang naga dan membuat pilar cahaya yang menjulang tinggi di tempat hamparan putih tersebut. Pada saat yang sama, pohon hijau yang tumbuh di tempat itu ikut memancarkan pilar cahaya terang yang menjulang sampai langit. Saat cahaya biru tua yang memancar dari tubuh Naga Hitam meredup, cahaya hijau terang yang dipancarkan ke atas oleh pohon hijau menukik tajam ke bawah dan menyambar Naga Hitam yang tergelatak.
Swuuuzz!!
Odo menutup matanya karena terlalu terang. Saat perlahan membuka mata, sosok Naga Hitam yang berubah drastis membuatnya terkejut. Tubuh reptil berkulit kasar itu berubah menjadi sosok gadis remaja berambut perak yang melayang beberapa senti di udara. Penampilan gadis itu mengenakan sebuah gaun berdominasi warna biru dan putih dengan bagian belakang panjang berkibar, tetapi bagian depan terbuka. Selain itu, ada juga beberapa hal yang aneh padanya. Pada kepalanya, terdapat dua buah tanduk berbentuk sedikit melengkung yang bagian tengah sampai ujung berwarna biru lebih terang dari bagian bawahnya. Saat melihat sayap naga dan ekor pada melekat pada tubuh gadis itu, Odo sadar kalau sosok gadis remaja di hadapannya adalah jelmaan Naga Hitam.
Gadis yang melayang tegak itu membuka matanya, lalu sedikit membusungkan dada dan menggerakkan tangannya dengan lembut melebar ke samping. Rambutnya yang terurai tiba-tiba berkibar dengan teratur, lalu tertata sendirinya dengan model ikatan Twintaill (Kucir jangka), dengan pada bagian ujung kedua kucir terdapat sebuah halo berwarna keemasan yang berputar pada tempatnya. Kedua kaki dan tangannya terbakar api biru dengan tiba-tiba, dan saat padam, sebuah pelengkap yang serasi dengan gaunnya tercipta. Pada kaki muncul kaos kaki panjang selutut dan zirah kaki berwarna biru tua, sedangkan pada kedua tangan tercipta lengan pakaian dengan ujung melebar berenda yang terpisah dengan gaun tanpa lengan.