Pertandingan Voli putri Shiratorizawa vs Fujinkai.
Boom!
Boom!
Pemain Shiratorizawa terutama adik ku, sering melakukan pukulan keras, tak heran jika penggemar Niiyama bisa langsung di rebut oleh mereka.
Pertandingan berlangsung cepat, hanya 20 menit, Shiratorizawa sudah bisa membawa tiket masuk ke 16 besar.
Set pertama 25 - 13
Set ke dua 25 - 10
Note : Voli wanita ada 40 tim, jadi ada banyak tim yang menggantung, jadi di hari ini juga pertandingan masuk 8 besar di lakukan.
.
Jam 2 voli putri Shiratorizawa bermain lagi, kali ini melawan SMA Omi yang menggantung di bagan.
Tak butuh waktu lama, hanya 25 menit kurang dua set bisa mereka menangkan, pukulan spike dan servis keras jadi andalan mereka.
Set pertama 25 - 17
Set ke dua 25 - 15
Niiyama pun juga berhasil lolos, ke babak 8 besar, lagi lagi tim musuh di babat habis oleh mereka.
Set pertama 25 - 14
Set ke dua 25 - 9
.
Tim wanita Karasuno juga menang setelah menunundukan SMA Yasaka, SMA nya Inami.
Set pertama 25 - 14 tertinggal dulu, namun sebab teriak ku sebagai pemandu sorak seorang diri mereka bisa bangkit di set ke dua.
Set ke dua 21-25
Lalu menang di set ke tiga 26 - 28
Dengan hasil ini pertandingan wanita berakhir, besok babak 8 besar.
Aku membantu Yuko sensei untuk menyerahkan air minum dan perlengkapan lain setelah pertandingan pada pemain kami.
Note : klub voli putri tidak ada manager.
Aku membantu juga kerana di suruh, jika tidak aku pastinya hanya jadi penonton tadi.
.
Setelah pertandingan usai, tim putri di kumpulkan.
"Kalian hebat, tetap fokus dan buktikan Karasuno bisa" ucap ku
"Diam dulu Haruka, aku saja belum bicara" ucap Yuko sensei
"Hehe, silahkan sensei"
"Sebelumnya, terima kasih ku ucapkan padamu Haruka, entah apa yang mersuki anak anakku ini, di set pertama tertinggal jauh, tapi di set ke dua dan ke tiga bisa mengunggulinya, jadi kalian katakan kenapa bisa jadi semangat?" tanya Yuko sensei pada mereka
"Kami mendapatkan dorongan mentalitas sensei" ucap Moe
"Maksudnya?"
"Haruka tidak takut seorang diri berteriak seperti orang gila melawan pemandu sora tim musuh yang bahkan menempati 2 blok tribun, kami pun berpikiran jika ia bisa menang kenapa kami tidak, yang kodratnya padahal sama sama berjumlah 6 orang" ucap Yui Michimiya
"Baguslah jika kalian berpikir seperti itu" balas Yuko sensei
"Sensei aku pamit dulu, mau kembali ke penginapan, kurasa sudah jadwalnya lari sore" ucap ku
"Baik, hati hari di jalan ya"
"Terima kasih atas bantuannya Haruka kun!" ucap member voli bersama sama
"Sama sama"
.
Di penginapan
"Haruka, kenapa tidak balik segera!" marah Ukai sensei
"Aku di suruh Yuko sensei menjadi manager tim, maaf sensei"
"Oh, jika begitu ku maafkan, kamu sudah makan siang?"
"Sudah sensei, tadi ikut makan bersama mereka"
"Baiklah, kamu langsung pemanasan, lalu ikut lari, ikuti denah yang ku share di grub"
"Baik sensei" balas ku
Di Toko Ibunya Saki, setelah Saki pulang sekolah.
"Ibu, apa yang bisa ku bantu?"
"Tidak usah, kamu duduk temani ibu saja"
"Yah ibu, aku disini berniat ingin membantu juga bukan hanya ingin duduk"
"Ya bagaimana Saki chan, jika ibu suruh kamu urus bagian data pemasaran memang kamu bisa?"
"Tidak bisa hehe"
"Maka dari itu, duduk dulu saja yang manis, kita mengobrol sekalian ibu cek hasil laporan ini"
"Um baiklah"
Note : Produk dari Hand art Nihara juga sudah ada yang di gabung dengan brand Haruka Saki, contohnya tas, gelang, aksesori, dan lain lain.
"Saki chan, Toki anak kemarin itu apa mendaftar di restoran mu?" tanya ibu
"Entahlah, aku tidak mampir di restoran, jadi Aku kurang tau, memangnya dia tidak melamar di sini?"
"Tidak"
"Sebentar biar ku tanya Kyouko san"
.
Saki menelepon Kyouko.
"Halo Kyouko san, apa ada pelamar baru?"
"Ada dan kebetulan dia pakai namamu saat tes, namanya Toki Kamenberu, apa benar itu rakomendasi darimu?"
"Iya, kamu menerima dia di bagian apa?"
"Ku terima dia jadi koki, walaupun masakannya hanya bisa dengan sayuran saja"
"Dia tidak masak daging?"
"Dia tidak pernah masak daging, jadi dia hanya bisa masak bahan dari sayuran, jujur saja itu mengingatkanku pada Shindou hahahah"
"Dia memang kurang mampu juga, aku harap kamu menjaganya ya"
"Tentu saja, asal dia patuh padaku aku akan menjaganya"
"Sudah ya, aku hanya ingin tanya itu"
"Tentu"
.
"Dia mendaftar di restoran ku bu" ucap Saki pada ibunya
"Baguslah kalau begitu, berbagai kebaikan untuk mereka yang gagal namun mau usaha itu hal yang baik"
"Iya, Haruka pun mengatakan itu padaku juga"
"Mengatakan bagaimana?"
"Dia kata, aku boleh membantu orang lain, tapi jangan pernah meminta imbalan, tapi orang yang ku bantu juga harus tau diri, jika tidak bisa memberikan balas budi padaku, ia boleh membalas budi dengan menolong orang lain, ya modelnya sih seperti satu pertolongan terus berlanjut hingga ke semua orang" (Pay it Forward)
"Bagus itu, memang cara menolong yang baik seperti itu, jika kita tidak kesusahan juga mending suru yang kita bantu membalas budinya dengan membantu orang lain saja yang lebih membutuhkan, Haruka pintar"
"Ya namanya juga suami ku gitu loh" ucap Saki bangga
"Iya iya anak ibu pintar cari suami, untung saja kamu bertemu dengan Haruka, ia mengubah hidup mu, hidup ibu, bahkan hidup orang orang yang bekerja pada ibu dan kalian, dia seperti sinar matahari yang menyinari orang lain, bukannya membakar mereka"
"Ibu jangan suka dengan suami ku loh ya"
"Kamu ini bisa saja Saki chan"
.
"Ibu apa tidak ada niatan pindah ke rumah ku?"
"Belum, ibu masih sibuk di sini, tapi jika hanya sekedar menginap ibu bisa, ibu pun lebih suka suasana di apartemen, mereka baik baik juga pada ibu, terkadang Sayu chan mengantarkan makanan juga pada ibu, Megumi pun juga"
"Ibu kenal mereka berdua?"
"Tentu saja ibu kenal, mereka kan sering jalan pagi bersama ibu juga"
"Oh ternyata masih berlangsung ya budaya jalan paginya"
Note : yang membuat budaya itu adalah Haruka dan Saki, tapi sekarang mereka malah yang meninggalkannya duluan.
"Tentu saja masih, udaranya sejuk, bagus untuk kami orang tua, yang muda juga tidak mau kalah, terkadang mereka berdua joging juga"
"Nagisa san dan Tomoya san juga masih ikut?"
"Masih, Sanae san dan Akki san juga masih, ah Ushio juga" balas ibu
"Jadi kangen rasanya" ucap Saki
"Ya itu salah mu sendiri Saki chan kenapa pindah tiba tiba"
"Ya namanya lagi ingin, kami di sana pun juga banyak kok tetangga yang baik, rata rata karyawan resto ku rumahnya juga dekat sana"
Note : Ibu Nihara belum tau masalah, Haruka dengan Tsukasa, dia taunya hanya Saki pindah tiba tiba di Osaki.
"Ya sudah, yang penting kalian betah, Haruka baik padamu bukan?"
"Dia baik, kurasa akunya malah yang jahat hehe"
"Kamu membatasi kebebasannya atau kamu terlalu mengatur dia?" tanya ibu
"Keduanya"
"Ish ish jangan seperti itu Saki chan, kamu sebagai istri itu harus memberikan kenyamanan saat suami ada di rumah, dia mau jalan ya biarkan, tapi jangan terlalu di bebaskan juga, ambik satu hari dalam seminggu untuk kalian berdua bersantai ataupun liburan, ingatlah Saki chan, cinta itu ibarat pasir di pantai, banyak jumlahnya cukup nikmati bersama jangan di buat untuk sendiri, atau resikonya rumah tangga mu akan rapuh dan hanya akan ada perselisihan"
"Iya ibu sudah ku lakukan, kemarin minggu saja aku baru kena marah Haruka juga karena sikap ku"
"Kamu yang salah?"
"Iya aku yang salah, alasan pertama, saat makan malam, Haruka menyuruhku ambil sedikit makanan, aku yang kalap malah mengambil semua lauk, aku makan tapi tak sampai setengah lalu ku suruh Haruka menghabiskan, alasan kedua niat ku bercanda tapi Haruka malah menganggapnya serius"
"Saki Saki, laki laki jangan kamu buat mainan, apalagi itu sudah jadi suami mu loh"
"Iya, aku sudah minta maaf kok padanya"
.
Jam 5 sore.
"Kita makan di restoran atau rumah bu?"
"Makan di rumah saja, ibu mau masak sesuatu untuk mu"
"Wah asik nih, masak kare saja bu"
"Bukan kare, tapi masakan lain, ayo kita belanja dulu"
"Oke"
.
Saki dan Ibunya di antar ke supermarket oleh Shindou, mereka membeli daging sapi, serta sayuran potong beku, Ibunya Saki berniat membuat sup daging.
.
Kembali ke Penginapan.
Setelah lari siang, jadwal kami adalah mandi, lalu makan malam.
Jam 7 malam.
Kami di kumpulan di ruangan kami untuk pembahasan strategi akhir.
Dengan kami berbaris membentuk huruf u, sensei menerangkan strategi serangan yang cocok.
"Haruka ku ingin kamu menyebakan teror, kamu servis setelah Kageyama, entah berapa poinnya, gunakan semua kemampuan mu, tapi jika poin musuh kurang dari 5 hentikan di angka 24" ucap Ukai sensei
"Baik sensei" balas ku
"Lalu Asahi gunakan servis keras mu, ayo kita buat teror servis, untuk Hinata pertahankan quick cepat mu, tunjukkan ketika kita pemanasan di lapangan besok"
"Baik sensei"
Sensei menerangkan semuanya, kurasa strateginya sangat matang, tapi saat pertandingan bukan hanya strategi yang jadi penentu, takdir pun ikut berperan.
Di akhir diskusi kamu berdoa bersama agar kami menerima kelancaran dan kemenangan dalam pertandingan besok.
Jam 8 kami bebas, lainnya melihat video video voli yang entah kenapa termotivasi ingin menontonnya, untuk aku sih tentunya video call dengan istriku.
"Sayang lihat oppaimu"
"Ecchi, jika mau lihat sini pulang, lohat secara langsung" balas Saki
"Hmm tangan ku gatal lah jika tidak menyentuh kamu seharian"
"Makannya sini pulang, ibu bahkan memasakan aku sup daging sapi"
"Eh benar juga, katanya kamu ingin mengirimi ku makan malam"
"Aku tidak memasak hari ini, ibu yang masak jadi aku tidak bisa mengirim kamu makanan, bukannya kamu sudah makan juga"
"Ya sudah sih"
"Besok deh ku kirim padamu, kamu maunya apa Haruka kun?"
"Berikan aku makanan ringan saja, contohnya karage"
"Emm, makanan ringan ya, perkedel mau?"
"Apa lagi itu?" tanyaku
"Makanan dari kentang, rasanya gurih pedas"
"Kamu tau saja jika aku ingin tanya rasanya"
"Ya kamu kan pasti tanya 'Itu masam, atau bisa juga apa itu asam?" ucap Saki
"Hehe, ya boleh lah prekedelnya"
"Perkedel Haruka kun"
"Iya itu maksudku, buatkan sekalian untuk teman ku di sini"
"Oke oke"
"Saki chan apa kamu tidak kangen padaku?"
"Tidak terlalu, baru juga 1 hari, lagipula ibu kan ada di sini"
"Ah benar juga, ibu kemana kok gak kelihatan"
"Dia sedang menyelesaikan kerjanya sekalian bermain dengan Hachan"
"Kamu tidak membantunya?"
"Tidak, ibu tidak mengizinkan ku, lagian aku juga tidak mengerti management, takutnya malah salah, sebenernya hanya mengecek data, tapi ya jika salah dan terlewat bisa bisa kacau nanti"
"Kamu belum bisa ya rupanya, kasihan" ucap ku
"Kamu saat pulang harus mengajariku Haruka kun"
"Pulang ku masih lama"
"Bukannya tanggal 7?"
"Bukan,tapi tanggal 10"
"Kamu sengaja memundurkannya ya" tanya Saki dengan agak marah
"Bukan seperti itu, begini ceritanya, kan lomba voli selesai tanggal 7, nah setelah itu aku ada lomba atletik tepatnya tanggal 9 & 10"
"Lah itu ada tanggal 8 yang longgar pulang saja saat itu"
"Mana bisa, tanggal 8 saja para atlet sudah ada di sini loh, untuk mendapatkan pengarahan"
"Kamu tau tidak Haruka kun, bahwa kamu membuat ku sakit hati"
"Tidak tau untungnya"
"Ihh!"
"Ya jika kamu tidak sabar bertemu, sabtu dan minggu ke sinilah bersama dengan ibu"
"Kan baru kemarin minggu ibu ke Sendai"
"Ya jika kamu sendirian ke sini malah aku yang melarangnya"
"Kamu saja yang pulang makanya Haruka kun"
"Stop dulu, jika di lanjutkan pasti tidak ada yang mau mengalah, intinya kan aku akan menemani kamu jalan di hari sabtu atau minggu bukan?"
"Tanggal 11 tepatnya" ucap Saki
"Nah saat itu ku pastikan aku sudah pulang"
"Hmm" Saki jadi cemberut
"Kenapa sih sayang?" tanya ku
"Sudah ya aku mau tidur sekarang" ucap Saki
"Ini baru jam 8.30"
"Aku langsung tidur agar bad mood ini tidak kutularkan padamu"
"Eh eh ya jangan dong, jika kamu matikan aku kangen kangenan dengan siapa coba"
"Cari saja teman se klub mu"
"Wanita boleh?" tanya ku
"Mau ku laporkan ibumu?"
"Jangan lah, kita ini sudah berkeluarga, jadi jangan sedikit sedikit melaporkan pada orang tua, ingat lah kita ini sudah dewasa, urusan pribadi keluarga ya kita selesaikan dan jangan di umbar"
"Ya kamunya menggoda seperti itu"
"Aku tidak menggoda, aku serius"
"-_-" Saki tambah cemberut
Tiba tiba video call di matikan olehnya.
Langsung saja ku telepon ulang.
Di tolak
Ku telepon lagi
Di tolak lagi
Ku telepon lagi, akhirnya di angkat olehnya.
.
"Hey hey jangan ngambek, iya iya itu bercanda" ucap ku
"Huh, bodo amat" balas Saki lalu mematikan lagi teleponnya
"Astaga di goda sedikit saja sudah ngambek" pikir ku
Aku menyudahi saja teleponnya, lalu ikut member lain yang melihat video tentang strategi voli yang pernah di share oleh Yachi dan Kiyoko.
Sementara itu di pihak Saki.
"Ihhh kenapa tidak menelepon lagi sih!" ucap Saki mendumel sendiri
"Ada apa Saki chan?" tanya ibunya yang baru masuk kamar
"Ini Haruka kun tidak menelepon ku lagi" (kali ini Saki menyembunyikan permasalahan utamanya)
"Kamu saja yang telepon dia, bukannya jam segini dia sudah longgar?"
"Aku gengsi"
"Ngapain gengsi, kamu ingin bicara dengannya bukan?"
"Ya memang tapi aku lebih gengsi"
"Kamu habis marahan dengan dia ya?"
Saki menjawab tidak tapi mukanya jutek.
"Hmm, jika kalian marahan lebih baik kamu yang mengalah Saki chan, kamu ingin jika dia marah padamu lalu dia ke lain hati untuk bahan pelampiasan?"
"Apa Haruka seperti itu orangnya?"
"Saki chan, laki laki itu serigala, jika ia jenuh ia bisa ke lain hati dalam waktu singkat, jadi tugas mu ya mempertahankan tapi dengan daya tarikmu bukan paksaan mu"
"Eh ya jangan sampai seperti itu"
"Maka dari itu jangan terlalu gengsi, kangen ya bilang kangen, suka ya bilang suka, sebelum terlambat loh"
Saki lantas langsung menelepon diriku.
Tutt tutt tutt
Saki bimbang sebab teleponnya tidak segera terhubung.
"Tidak bisa ibu" ucap Saki
"Ya mungkin saja Harukanya menaruh ponsel di kamar"
"Itu malah mengkhawatirkan ibu"
"Hahaha kamu itu lucu ya Saki chan, coba nanti telepon lagi saja, sekarang ayo kita diinginkan kepala mu dulu sambil nonton televisi"
"Baik ibu"
Aku yang di penginapan.
"Goll!" teriak ku saat menonton pertandingan sepak bola
"Goll!" teriak rekan se klub ku juga
"Sial, ini 100 yen kalian" ucap Asahi
Sebelumnya kami taruhan, mana tim yang bisa mencetak gol lebih dulu, Yachi dan Kiyoko pun ikut taruhan, Asahi, Suga, Nishinoya, Tanaka, Ennoshita, Raiki, Tsukishima, dan Yamaguchi memilih tim B, sisanya tim A, beruntung lah bagi tim A yang ku pilih dan Hinata bisa mencetak gol lebih dulu.
"Ayo main lagi, kali ini gol kedua!" teriak Nishinoya
"Baiklah, 100 yen kan" tanya Daichi
"Iya 100 yen, sekarang pasang" ucap Nishinoya
Aku pilih tim B, aturannya satu slot tim maksimal 8 orang, jadi jika terlambat memilih harus pilih tim satunya.
30 menit berlalu, babak pertama usai dan tidak ada gol yang tercipta, sekarang memasuki babak ke dua.
30 menit terlewati.
"Striker tim a memasuki kotak bertahan, sepakan keras olehnya dan Golll!" teriak komentatornya
"Ah sial aku kalah" ucap ku
"Sial kenapa aku harus mengikuti mu Haruka!" teriak Tanaka dan Nishinoya
"Ya siapa suruh untuk ikut ikut" balas ku
Pintu ruangan terbuka.
"Oy segera tidur, ini sudah jam 9.20!" ucap Ukai sensei
"Ehhh segera matikan Haruka kun!"
"Baik baik" balas ku
"Kami akan segera tidur sensei!"
.
Aku mengambil ponsel ku yang ku chas sebelumnya, ku lihat log panggilan tak terjawab hingga 20 panggilan lebih.
"Istriku Saki"
"Istriku Saki"
Aku menepuk jidat, memikirkan bagaimana bisa dia menelepon duluan, dia yang marah duluan bukannya, tapi ini malah menelepon ku lagi.
"Pasti tambah marah nih istriku" pikir ku
Mau ku telepon sudah jam 9.30 juga, jadi ku urungkan niat ku.
Kenyataannya Saki masih menunggu telepon dari Haruka, menunggu sendiri, ibunya sudah telelap tidur di sampingnya.
.
"Haruka kun telepon aku jika masih bangun" kirim pesan dari Saki padaku.
Pesan ku terima sebelum tidur lalu ku balas.
"Maaf Saki chan, sensei sudah menyuruh kami tidur, jadi tidak bisa aku telepon kamu nanti malah mengganggu yang lain, akan ku telepon besok"
Pesan terkirim.
Pesan baru langsung ku terima
"Ya sudah, selamat tidur kalau begitu"
"Selama tidur juga untuk mu" ku kirim lalu ku kirim lagi stiker dua boneka yang saling berciuman
"Ecchi"
.
Hari Kamis 2 Juli, jam 5.30
Sebelum memulai jogging pagi, aku menelepon Saki sesuai dengan kataku kemarin malam.
Kami berbincang sebentar, mungkin hanya 10 menit.
Obrolan ringan, serta tanya jawab, tak lupa juga.
"Kamu beneran ngobrol dengan wanita lain Haruka kun?" tanya Saki
"Tidak"
"Lalu kenapa susah di hubungi?"
"Ponsel ku aku chas di dalam kamar, aku dan yang lain sedang nonton bola waktu itu, jadi aku tidak tau kamu menelepon ku"
"Oh yaudah, kamu segera ikuti latihannya, aku mau mandi lalu masak dulu"
"Oke, Love you"
"Love you too" balas Saki
.
Lari dengan rute seperti kemarin pagi, waktunya juga sama 30 menit, selesai lari kami langsung mandi, setelahnya sarapan.
Jam 7.20 sebelum berangkat ke gedung olahraga, kami di kumpulkan lagi, kami berbaris membentuk lingkaran.
"Hari ini adalah hari kita bermain, semua perjuangan kita, mulai dari latihan biasa, hingga latihan intensif sudah kita lakukan, jangan buat hal itu sia sia, curahkan semua teknik kalian dan hasil latihan tersebut, jika ada kata kalah, sensei harap jangan bersedih kecuali kalian tidak bermain sungguh sungguh, semoga kita berhasil meraih kemenangan, serta bisa melaju ke nasional, Mari berdoa agar mendapat kelancaran dalam bertanding, berdoa menurut kepercayaan masing masing di mulai" ucap Takeda sensei
Kami menundukan kepala sebagai simbol berdoa.
"Selesai" ucap Takeda sensei
Daichi menyulurkan tangannya ke depan, mengajak kami untuk mengikutinya.
.
"Karasuno!!!!!" teriak Daichi
"Fightt!" balas kami dengan suara lantang.
.
Jam 7.30 Kami tiba di lokasi.
"Astaga apa penontonnya membludak?" tanya Tanaka
"Lihat itu, nama Karasuno ada" teriak Raiki sambil menujukan sepanduk
"Lihat di sana juga ada nama Haruka" tunjuk Hinata
"Jangan katakan ini fans mu Haruka kun" ucap Suga
"Mereka fans ku kurasa" balas ku karena di salah satu tribun ku lihat ada Ami chan, lalu di sisi lain ada Chinatsu
"Ukai sensei jangan sampai membuat fans Haruka kecewa loh" ucap Takeda sensei
"Tentu, rencana sudah ku atur, jadi tenang saja" balas Ukai
Note : tribun ku bagai jadi 24 bagian, setiap bagian ada dua blok, lalu fans Haruka menempati sebanyak 7 tribun blok bawah dan atas.
Jam 7.45 kami memasuki lapangan, sebagai perkenalan, sekaligus sapa penonton.
Aku melambangkan tangan pada penonton ku.
"Aakkkkkk" teriak penonton
Yachi yang ikut tribun sebab aturan manager hanya satu di lapangan juga ikut berteriak, hanya ikut ikut.
"Semangat kak Haruka!" teriak Ami chan namun tidak ku dengar
"Semangat Haruka kun!"
Di tim musuh.
"Kamu merasakan hal sama dengan ku?" tanya si A
"Benar, pendukung mereka sangat membutuhkan ku grogi"
"Jangan grogi, mereka hanya penonton"
"Kapten, tapi kaki mu juga gemetar itu"
"Ini normal, yang penting kita jangan grogi berlebihan"
"Baik kapten"
.
Kedua tim pemanasan, mulai dari spike.
Tim ku ingin menujukan quick cepat kami.
Bles! Bola di oper cepat oleh Kageyama
Boom! Spike cantik dan cepat oleh Hinata
"Woooooooooo!!!" teriak pendukung ku histeris
"Pukulan apa itu cepat sekali!"
"Woy jangan berisik aku gak konsen menontonnya!" teriak orang tua yang beda tribun
"Hehe jangan kesal paman, lagian apa kamu tidak kaget dengan spike itu"
"Itu normal ku lihat" balasnya
.
Dengan spike cepat Hinata itu, sekali lagi mental musuh yang bertanding dan musuh yang akan kami lawan berikutnya di geprek turun.
Date Ko.
"Kamu bisa memblokir itu Aone?" tanya pelatih mereka
"Bisa"
"Baguslah, jika kamu berkata seperti itu"
.
Shiratorizawa
"Hmmm sekali lagi mereka membuat gretakan selain si Haruka itu ya" pikir pelatih mereka
"Dia juga patut di waspadai?" tanya asisten pelatih
"Tidak, bocah kecil itu hanya hama, kita hanya harus waspada pada Haruka di si Ace mereka"
"Baik" ucap asistenya
.
Aoba Johsei
"Mereka sudah berkembang banyak, kalian hati hati, kurasa sekelas Date ko tidak bisa membendung mereka" ucap pelatih pada member volinya
"Baik sensei"
.
Giliran ku spike.
Bola ku lempar pada setter, Kageyama memberikan toss ace padaku, semua penonton yang melihat langsung tertuju pada bola yang akan ku pukul.
Boom!
Blar..
Bola memantul tinggi setelah spike sangat keras ku layangkan.
Penonton terdiam.
.
Shiratorizawa.
"Lebih tinggi dan keras dari spike Ushijima" ucap asisten pelatih
"Huh, sungguh beruntung Karasuno memiliki pemain seperti dia" ucap pelatihnya
.
Date Ko
"Itu mengerikan" pikir Pelatih mereka
Aone pun yang melihat langsung meneteskan keringat.
.
Setelah beberapa saat penonton berteriak histeris lagi.
"Keren!!!"
Jam 8 pertandingan di mulai.
Kageyama melakukan jum serv.
Boom!
Bola masuk tanpa adanya cover dari libero maupun pemain bertahan mereka.
"Sesuai yang di harapkan, mental musuh sudah di titik terendah" ucap Ukai sensei
.
Kageyama melakukan serv ke 12.
Boom!
Bola di cover namun, pantulanya masih jelek, alhasil bola malah keluar lapangan.
"Nive serv Kageyama" ucap pemain lain di lapangan dan di luar lapangan.
12 - 0
Pelatih musuh lantas langsung meminta time out.
Ku dengarkan pelatih musuh memarahi habis habisan pemainnya, namun tidak ada kekerasan tentunya, ia menyuruh fokus dan fokus, kalah tidak apa yang penting telah berjuang.
Aku jadi kasihan dengan mereka sebenarnya, tapi inilah pertandingan, yang lemah punya pilihan maju atau langsung menyerah oleh yang kuat.
Setelah 1 menit peluit wasit di bunyikan, menandakan waktu time out sudah habis.
Pertandingan di lanjutkan.
.
.