"Eh eh eh eh jangan main cium ya kalian berdua" ucap ku saat mengintip Hinata dan Yachi yang akan berciuman di depan kamar mandi penginapan
Mereka berdua kaget atas kehadiran ku.
"Ingat jangan terburu buru, hubungan bukan hanya sekedar suka tubuh dengan tubuh, jangan jadikan hubungan kalian menjadi hubungan yang gelap (Dark relationship)" ucap ku lalu masuk kamar mandi
"Aku tidak melarang ciuman namun ingat tempat, mungkin saja ada cctv yang mengintip kalian kan" ucap ku sebelum menutup pintu
Pintu ku tutup.
Mereka berdua sangat malu.
"Ingat jangan ciuman di luar kamar, ini ada kamar mandi mau kalian gunakan dulu?" tanya ku sambil membuka pintu lagi
"Tidak!" teriak mereka berdua lalu kabur
.
"Lah kenapa kabur" pikir ku,
Aku kembali menutup pintu lalu memulai ritual.
.
Jam 8 Malam, di teras penginapan hanya aku sendirian.
"Halo Saki chan" ucap ku di video call
"Haruka kun aku punya kabar bagus" ucapnya
"Kabar bagus seperti apa?" tanya ku
"Aku hamil!" ucap Saki
"Heh" otak ku ngeblank
"Kamu jangan bergurau loh ya, ini malam minggu" ucap ku
"Ya kenapa kalau malam minggu" tanya Saki
"Ya tidak ada masalah juga sih, tapi kamu seriusan hamil?" tanya ku disertai detak jantung 150 detakan permenit
"Lihat ini" ucap Saki sambil menujukan tes kehamilan
"Astaga kenapa bisa dua garis" pikir ku
"Kamu hamil beneran bukan boongan?" tanya ku sekali lagi
"Emm"
"Saki tolong jawablah" ucap ku panik
"Iya, kata dokter baru 1 minggu"
Muka ku menujukan tanda tanda kebingungan.
"Kamu kenapa bisa hamil" tanya ku dengan serius kali ini
"Ya karena kamu lah" balas Saki
Aku mencoba tenang lalu menghembuskan napas sedikit.
"Ok tenang dan kuasi Haruka" ucap ku dalam hati
.
"Biar ku telepon ibuku, aku ingin mengatakan bahwa kamu sedang hamil" ucap ku padanya
"Eh nanti saja" ucap Saki, sekarang ia yang panik
"Kenapa? Ia akan senang kok" balas ku
"Bukannya ibumu berpesan bahwa aku di larang hamil dulu"
"Ya memang sih, tapi tetap saja ibu perlu tau dulu, urusan nanti ya nanti sekarang ya ku telepon ibu dulu, ku matikan sebentar ya" ucap ku
"Jangan, nanti saja" cegah Saki
"Mau ku hubungkan secara langsung saja?" tanya ku
"Itu lebih buruk" kata Saki
"Kenapa buruk? Dia ibu ku loh" balas ku
"Ihh ini hanya prank, kamu ngeselin ah, aku yang ngeprank tapi aku yang jadi panik" ucap Saki
Speechless diriku
.
"Kamu tidak hamil?" tanya ku setelah terdiam beberapa saat
"Tidak, kan sudah ku bilang ini hanya bohongan"
"Lalu tes pack itu?" tanya ku
"Milik ku, ku garis dengan spidol satunya" balas Saki tanpa dosa
"Huhhh lain kali tolong jangan di ulangi, kamu membuat ku jantung asal kamu tau, antara rasa panik dan bahagia jadi satu" ucap ku
"Hehe aku hanya ingin lihat reaksi mu saja, tadi itu lucu loh melihat muka mu penuh kepanikan"
"It's not funny" kata ku
"It's so so so funny honey" balas Saki lalu tertawa
.
Kami mengobrol biasa setelahnya, lalu jam 9 karena sensei sudah menyuruh tidur, ya sudah aku tutup video callnya.
"Selama tidur" ucap ku sebelum menutup video call
"Selamat tidur juga" balas Saki
.
Di kamar hanya ada Hinata dan Kageyama yang sudah tertidur di lantai.
Note : Setiap kamar di isi 3 orang, dengan satu ranjang besar.
"Syukurlah kasur aman" ucap ku
Ku naik ke ranjang, masuk ke selimut lalu tidur.
"Aku lupa beli sesuatu tapi apa ya" pikir ku
"Mungkinkah lupa beli celana dalam?" tanya peri baik
"Bukan bukan pakaian" balas ku
"Lalu barang?" tanya peri baik
"Sesuatu yang bulat kurasa" pikir ku
"Oi dimana cincin mu!" teriak kedua peri saat melihat tangan ku yang kosong tanpa cincin
Aku menepuk jidat ku, ternyata yang ku lupakan bukan membeli sesuatu tapi lupa menaruh dimana cincin ku.
Aku segera mencari, mulai dari jaket tas hingga kantong celana, namun nihil.
"Jangkrik masa cincin 6 juta yen hilang lagi" pikir ku memijat kening
"Bukannya cincin mu sudah kamu serahkan ke Saki?" tanya peri baik
"Jangkrik kenapa kamu baru bilang!" aku merutuki kebodohan ku, aku sangat lupa bahwa cincin pernikahanku sudah ku serahkan ke Saki, menjaga agar tidak hilang sampai resepsi
"Ya kita lupa namun lama kelamaan aku ingat" ucap peri baik
"Kheeee!!"
.
Jam 10 malam
Aku naik ke ranjang lagi lalu tidur, bodo amat tentang apa yang mungkin ku lupakan.
Minggu 2 Agustus, pukul 5 pagi.
"Jangan sampai berpisah lagi" ucap ku pada Kageyama dan Hinata
"Tenang, kami bisa jaga diri" ucap Hinata
"Bukan begitu boke, kami yang kesusahan jika kalian menghilang" teriak Tanaka
"Sudah sudah, jika mereka tersesat lagi tinggal kita bogem kan?" tanya Raiki
"Betul sekali" balas kami bersama tanpa Kageyama dan Hinata
.
Kami lari bersama, baru 30 menit Hinata sudah menghilang, kami taunya saat sudah sampai di penginapan.
Kami kembali menyusuri jalan yang sudah di lalui untuk mencarinya, bersiap untuk melakukan bogeman maut.
.
"Akhirnya ketemu" teriak Tanaka saat menemukan Hinata yang sedang duduk di bangku toko
Kami menghampirinya.
"Katakan kenapa tersesat lagi bangke!" teriak Tanaka namun di tahan Suga
"Ada anak kecik Tanaka, tahan bentakaan mu" ucap Suga
"Eh anak kecil?" tanya Tanaka yang baru sadar di samping Hinata ada anak gadis berambut pink yang lusuh (Zero two, time skip di anime eps terkahir)
"Siapa dia Hinata?" tanya Daichi
"Entahlah, waktu ku tanya dia hanya diam, ku beri saja dia minum, tangannya dan kakinya memerah karena kedinginan jadi ku ajak dulu duduk di sini" balas Hinata
"Lalu mau di apakan dia?" tanya Asahi
"Kita lapor polisi?" tanya Daichi
"Kurasa itu lebih baik" balas ku
Mereka melihat ku semua karena mereka sadar bahwa aku menemukan Rin chan juga dengan keadaan yang hampir sama.
"Kenapa melihat ku, aku bukan penampungan anak loh" ucap ku
"Kamu urus bagaimana kelanjutannya, kami akan bantu" kata Nishinoya
"Hum hum" kata yang lain
.
"Huh, baiklah kalian kembali dulu, katakan pada sensei aku akan mengurus anak ini" balas ku
"Nah oke" balas mereka
.
Yang lain pergi, aku tetap tinggal bersama dengan anak gadis itu.
Ku duduk di sampingnya.
"Namamu siapa?" tanya ku
"Zero" balasnya
Krutuk krutuk (Suara perutnya berbunyi sangat nyaring)
"Ayo ikuti aku" ucap ku padanya
"Kemana?"
"Huh, ikut saja" balas ku
Aku berdiri lalu berjalan duluan, kurasa di dekat sini tadi ada toko makanan.
Brug
Gadis itu terjatuh karena tak kuat berdiri.
Aku segera kembali dan menolongnya.
Ku coba berdirikan, namun kakinya gemetaran.
Ku gendong dia di depan.
"Jangan aku bau" teriaknya
"Tenang saja aku tahan bau, (pengalaman jadi Neet dengan banyak sampah di kamar), jangan banyak bergerak, atau kamu akan jatuh" balas ku
Ia jadi lebih tenang.
Lalu kami pergi ke toko penjual sarapan
"Kamu beli yang mana?" tanya ku
"Tidak ada uang" katanya
"Aku yang bayarkan, tinggal bilang minta yang mana" balasku
"Ini mau?" tanya ku sambil menunjukan menu di depannya
Ia mengangguk, Zero tak peduli apa makannya yang paling bisa di makan.
.
Duduk di pojokan rumah makan agar pelanggan lain tidak terganggu akan baunya.
Sembari menunggu Zero selesai makan, aku telepon ibuku.
Note : Haruka sudah memastikan siapa itu zero, umurnya, orang tuanya, dan rumahnya.
Nama : Zero Usui
Status : Yatim piatu
Umur : 4,5 tahun
Asal : Tidak di ketaui
Pekerjaan : Peminta minta setengah tahun lalu, atau saat berumur 4 tahun.
Rumah : Tidak punya, ia di usir dari bibinya yang menguasai harta kekayaan orang tuanya.
.
"Ada apa Haruka kun" tanya ibu yang baru bangun tidur
"Ibu masih berminat adopsi anak?" tanya ku langsung
"Kita diskusikan nanti, ibu masih mengantuk ini"
"Ya sudah akan ku tawarkan ke ibunya Saki lagi saja" balas ku
"Ehh ehh ya jangan, jika anaknya baik imut entah laki atau perempuan ibu pasti mau" ucapnya
Ku lihat muka Zero, ia termasuk muka imut.
"Zero tersenyum" suruh ku
Zero tersenyum sesuai yang di perintahkan.
Ckrek ku ambil fotonya, lalu ku kirim ke ibu.
.
Aku menunggu sesaat.
"Ibu akan mengadopsinya!" teriak ibuku
"Alamat jadi anak terbuang ini Hiyori" pikir ku
"Baiklah, ibu tolong pergi ke Tokyo, aku tidak bisa mengantarnya ke sana, aku sedang ada tournamen ini" balas ku
"Baik, ibu akan datang sekitar pukul 9 nanti, kamu jaga dia dulu" ucap ibu
Telepon di matikan, untung saja match ku nanti jam 2 siang.
Di rumah Shinomiya.
"Sayabg bangun, ayo ke Tokyo menjemput putri kita" ucap ibu
"?" ayah kebingungan maksud istrinya itu
"Kenapa malah diam ayo berangkat" ucap ibu
"Hiyori sampai ke Tokyo?" tanya ayah
"Bukan"
"Lalu siapa putri kita yang ada di Tokyo?"
"Zero"
"Huh" ayah kaget
"Kamu punya anak lain?" tanya ayah panik
"Bukan, tapi Haruka menemukan anak gadis baru lagi, katanya jika kita tidak mau mengadopsi ia akan di adopsi Nihara san"
"Kita berangkat" kata ayah cepat, sebab ia sungguh ingin punya anak baru tapi istrinya tidak mau buat, serta ia agak bingung dengan keberuntungan anak tertuanya yang banyak sekali memperoleh untung
.
Aku mengajak Zero ke penginapan, mumpung yang lain baru sarapan ku mandikan saja dia dulu.
"Zero chan, daripada kamu hidup di jalan mau aku berikan tempat tinggal dan orang tua baru?" tawar ku
"Tidak mau, dari cerita yang pernah ku lihat orang tua baru itu jahat semua"
"Ya bukan semua kok, ada juga yang baik, jika mau kamu akan di jadikan anak oleh orang tua ku"
"Ayah dan ibu kakak?"
"Iya, tentunya tidak mungkin orang tua kakak jahat jika di lihat dari didikan mereka ke kakak"
"Dapat makan?" tanya Zero
"Bukan makan saja, tapi hidup mu akan terjamin, punya tempat tinggal, punya tujuan hidup, bisa bersekolah nantinya dan lainnya" balas ku
"Kakak tidak berbohong?"
"Buat apa berbohong, kakak itu orang jujur profesional, kakak menawarkan ini sekali padamu, entah kamu mau atau tidak itu terserah padamu" ucap ku
"Aku mau" ucapnya cepat
"Baiklah, nanti kamu akan di jemput ibuku, yang nantinya akan jadi ibumu juga, di sana nanti ada juga kakak Hiyori, yang merupakan adik kakak"
"Aku tinggal dengan kakak bukan?"
"Bukan"
Zero kaget dan cemas
"Tidak perlu cemas, kakak berkata bukan sebab kakak sudah berkeluarga sendiri dan sudah pisah rumah, namun jika kamu ingin bertemu dengan ku, bisa kok jarak rumahnya juga tidak terlalu jauh"
"Ohh" balas zero
.
Setelah mandi ku ambil pakaian ku yang panjang, lalu ku pakaian padanya.
Ku sisiri rambutnya, ku potongi kukunya, lalu ku bawa ia keluar kamar, bertemu dengan yang lain.
.
Di ruang pertemuan teman yang lain mengosipkan diriku dan Zero, mereka tebak tebakan apa Zero akan ikut dengan ku atau tidak.
"Uwaaa kawai!!!" teriak Yachi saat melihat Zero yang rambutnya ku buat kuciran unik
"Hebat, kamu yang membuat kuciran ini Haruka kun?" tanya Kiyoko melihat rambut Zero yang tertata dengan rapi dan indah
"Tentu saja, dengan youtube semuanya bisa" balas ku
"Jadi bagaimana nasib gadis ini?" tanya Ukai sensei
"Zero chan akan di adopsi oleh ibuku"
"Yey kita menang lihat kan insting seorang laki laki itu beda" teriak Nishinoya sambil menunjuk mereka yang kalah
"Aku juga laki laki bangke!" teriak Tanaka yang kalah
"Sudah sudah, jangan bertengkar, kalian berdua sudah makan?" tanya Takeda sensei pada Zero dan aku
"Sudah sensei" balas ku
Yang lain berkenalan dengan Zero, hingga Zero ikut berdiskusi strategi, walaupun ia tak paham ya tetap ku ajak saja.
.
Jam 9 pagi, mobil mewah datang di depan penginapan kami.
"Anjay itu pasti ayah Haruka" ucap Tanaka menebak, karena mobil yang datang adalah Ferari yang sejujurnya aku pun bingung itu milik siapa
"Mewah dan berkelas" komentar dari Raiki
"Ia dari keluarga kaya bre" balas Ennoshita
.
Ibuku dan ayah ku datang, menjemput Zero.
Zero malu malu dan bersembunyi di belakang ku.
"Zero chan, mereka orang tua ku, jadi jangan takut" ucap ku padanya, ia keluar sedikit sedikit
Ibu berjongkok melihat Zero.
"Zero chan, perkenalkan aku Kiyoko Shinomiya, aku yang akan jadi ibumu, di belakang ada Yuiga, ia suami ku" ucap ibu memperkenalan dirinya
Zero diam.
"Balas Zero chan" ucap ku padanya.
"Salam kenal, nama ku Zero Usui"
.
Kami masuk ke dalam dulu, sekalian ayah ku mengobrol dengan Ukai dan Takeda sensei.
.
Jam 10, akhirnya Zero di bawa ibuku kembali ke Miyagi, Zero sudah agak mengenal mereka jadi aman lah kurasa.
"Katakan bye sayang" ucap Ibu pada Zero
"Bye" kata Zero sambil melambaikan tangan di dalam mobil
"Bye Zero chan, nanti ketemu lagi ya di sana" balas kami
Mereka akhirnya pun pergi.
.
Kami kembali masuk, bersantai sekaligus melanjutkan diskusi strategi voli nanti.
Note : Match ke 3, Karasuno melawan Kamomedai (Yang raksasa kecil v2)
"Haruka kun, katanya kamu akan membuka universitas, kapan di bukanya?" tanya Kiyoko padaku
"Eh Haruka mau buka universitas" ucap Suga yang sangat tertarik
"Iya, namun swasta" balas ku
"Mahal?" tanya Asahi
"Tidak juga, paling di angka 400rb yen - 2 juta yen per tahun, tergantung dari jurusan apa yang di pilih" balas ku
"Dari info yang ku dengar katanya ada diskon untuk mereka yang tinggal di dekat universitas apa benar?" ucap Daichi
"Tunggu sebentar kalian dapat info dari siapa?" tanya ku dulu, sebab aku sebenarnya belum menyebarkan infonya
"Dari MN daily sudah di sebar bukan?" tanya Kiyoko
"Heh, masa" balas ku
"Iya, di ulas dalam salah satu artikelnya kemarin" balas Kiyoko
"Astaga ibuku!! Belum mulai juga sudah diberikan bocoran" pikir ku
"Whoo benar lah" teriak Raiki yang melihat di MN daily
"Lihat sekarang ada artikel lagi tentangnya" tunjuk Tanaka di ponselnya
Ku lihat judul artikelnya.
"Bersiap untuk universitas swasta baru, yang di gadang akan menjadi yang terbesar di Jepang, atau mungkin di dunia?"
~ Haruka
Huh, baiklah baik, sebenarnya memang aku mau buat universitas swasta terbesar namun hanya se Jepang saja, nantinya akan ada diskon untuk sekolah yang akan ku berikan wewenang, jadi bukan diskon untuk warga sekitar, aku memberikan kemudahan untuk yang mau bekerja di perusahaan yang akan ku bangun bukan masuk universitasnya.
Untuk kapan di bukanya, mungkin tahun depan saat pendaftaran mahasiswa baru, namun bisa juga tahun depannya, tergantung izin yang di berikan menteri pendidikan untuk kapan keluarnya, aku ini masih menunggu izin keluar juga, sebab jika tidak ada izin tidak mungkin juga universitas ku jalankan
"Karasuno masuk yang katamu ada wewenang?" tanya Ennoshita
Masuk, nanti di Miyagi mungkin ada 30 SMA yang akan ku ajak, dengan kuota yang bisa di tampung dan diberikan diskon adalah 40% dari kapasitas universitas, lainnya bisa masuk namun tidak ada diskon tentunya, ada juga beasiswa untuk mahasiswa yang kurang mampu dan beasiswa siswa berprestasi nantinya.
Kalian tunggu saja info terbaru.
.
"Otw jadi anak kuliah" ucap Suga
"Humm, humm" balas Asahi
.
Jam 1 siang, kami ke gedung olahraga bersiap untuk pertandingan dan daftar ulang dulu.
Note : Saat ini sudah babak 16 besar, Karasuno ada di match 6 hari ini, sebelumnya ada Itachiyama yang berhasil lolos ke babak 8 besar, Inarizaki yang berhasil mengalahkan Nekoma, Furokodani yang berhasil juga, Eiwa yang menang tipis atas lawanya.
Tinggal sisa 3 match hingga nanti jam 6 sore nanti, untuk voli putri, Niiyama berhasil mengantongi tiket ke babak 8 besar juga.
.
Kami berjalan menuju area isolasi dulu, berjalan dengan gaya cool dan mendapatkan lirikan iri dari tim lain.
"Sudah mendapatkan perhatian ekstra, jadi jangan sampai kalian mengecewakan sensei ya" kata Ukai sensei yang menambah beban kami
"Ugg, kurasa aku sakit perut" ucap Hianta
"Aku juga" balas Tanaka
"Mari salahkan Nishinoya bersama" ucap ku menunjuk Nishinoya
Krik krik
Mereka berjalan meninggalkan ku.
"Anjing kalian" teriak ku
.
Kami berpapasan dengan Kamomedai sebelum masuk ruang tunggu.
"Kalian siap siap untuk kalah" ucap Hoshiumi
"Wah sepertinya sudah main provokasi ini" ucap ku sambil maju ke depan menghampirinya
"Jangan Haruka" cegah Daichi memegang pundak ku
"Baik baik aku tenang" balas ku
"Kalian jangan tersulut oleh ejekan Hoshiumi, ia hanya sedang bercanda, sudah ya sampai jumpa" ucap Nozawa sambil menarik Hoshiumi
.
"Tetap fokus dan jangan terprovokasi" saran Ukai sensei
"Baik sensei" balas kami
.
Jam 1.50 kami memasuki lapangan lebih dulu, dengan jersey hitam kebanggaan gagak terbang, kami masuk dengan percaya diri.
Di lapangan seperti biasa pemanasan, menunjuk skill mekanik spike keras kami.
Note : Yachi di tribun sedang live menggunakan akun youtube Karasuno, karena rekomendasi dari yt ku juga, penonton livenya bisa tembus sekitar 100 ribu, ya lumayan lah jikalau dapat adsense sekitar 20 - 50 rb yen, plus jika untung ada donasi yang masuk.
.
"Hey apa apaan ini, Nomor 27 jadi setter?" tanya pelatih Kamomedai
"Eh sensei tidak salah lihat?" tanya suwa si setter
"Jangan khawatir mungkin ini hanya pemanfaatan servis pertama" ucap asisten pelatih
"Bisa jadi itu" balas pelatih
.
Jam 2 match di mulai, penonton dan tim lain sungguh kaget akan kejutan yang kami buat, aku sebagai pemeran utama kejutan ini juga agak terkejut dengan Ukai sensei yang nyleneh itu, bisa bisanya aku di berikan posisi setter, tapi ya sudahlah sensei memang aneh dan unik.
Karasuno dengan
Haruka (Setter)
Asahi (Ace, Ws)
Tanaka (Ws)
Ennoshita (Ws)
Daichi (Ws) (Lebih ke pertahanan)
Nishinoya (Libero) pengganti saat rotasi ke depan adalah Kazuhito
Kamomedai
Hoshiumi (Ace, Ws)
Suwa (Setter)
Nozawa (Ws)
Hakuba (Ws)
Hirugami (Ws)
Kanyashi (Libero) pengganti saat rotasi ke depan Bessho
.
Bola dari tim Karasuno.
Aku yang memulai servis.
.
"Huufff" aku menghirup napas panjang lalu ku keluarkan perlahan
Pruitt
Bola ku lempar ke atas tinggi, lari sedikit lalu lompat tinggi.
Booom!!
Bola menjadi gepeng saat ku pukul.
"Koraa!!!!!" teriak ku saat memukul bola
Bola melayang cepat dengan rotasi naik turun.
Blar!
Bola di terima Kanyashi namun pantulan bola jauh ke belakang hingga masuk ke tribun penonton.
1 - 0
"Yoshaaa!" teriak ku
.
"Whoooooo!!!!!" teriak penonton heboh dengan servis keras ku
"Astaga mau dilihat berapa kalipun ini keren" ucap Yuya
"Betul betul" balas Hideo dan Yahito
"Sayang sekali Kazuma tidak ikut" kata Taka
"Yah benar sekali sungguh rugi ia" balas Yuya.
.
Di tim Kamomedai.
"Tangan mu aman?" tanya Hoshiumi pada Kanyashi
"Aman" balasnya
.
Pertandingan berlanjut.
Pruitt!!
Bola ku pukul keras lagi menuju libero mereka.
Booom!!!
"Shinee!!!!" teriak ku kali ini
.
Blarrr!
Bola di terima lagi, namun kali ini jadi change ball, yang mengarah ke Ennoshita.
"Chance ball" teriak Ennoshita
"Berikan pada Haruka" teriak Daichi
.
Bola diberikan padaku.
Bloker sudah bersiap.
Asahi dan Tanaka yang di depan sudah berlari.
Bola ku berikan.
Bloker sudah melompat.
Boom!!
Bola di pukul Asahi dengan menyilang karena blocker di depannya hanya satu.
Bless!!
Bola masuk tanpa ada halangan.
2 - 0
"Yosh!" ucap Asahi
"Nice spike" ucap Suga
"Nice nice" ucap Hinata
.
"Sialan ia bisa jadi setter juga" pikir Hoshiumi
Hirugami maju mendekati Hoshiumi mengatakan trik yang bisa di lakukan saat ini, yaitu bergantian menerima servis Haruka, ia tak ingin kejadian yang menimpa SMA Maru yang pernah jadi lawan Karasuno terulang pada tim mereka.
.
Aku menatap mata Hoshiumi.
"Chibi" ucap ku (artinya pendek imut)
Hoshiumi tersulut emosinya namun di tahan teman lainnya.
"Haruka melakukan tugasnya dengan baik" pikir Ukai sensei
.
Aku mundur ke belakang lagi untuk servis.
"Nice serve Haruka!" teriak Tanaka padaku
.
Ku lihat posisi musuh agak berubah, dengan pemain lain bersiap pindah ke tengah.
"Oh keuntungan buat ku" pikir ku
.
Setelah peluit di bunyikan.
Boom!!
Jump serv jauh mendekati garis belakang.
"Out kah?" pikir Hoshiumi
"Masuk!" teriak Kanyashi
Nozawa segera bersiap namun sayangnya reflek kalah cepat dengan bola, bola terkena tangan namun memantul keluar lapangan.
3 - 0
"Yoshaa!" teriak ku
"Nice!" teriak rekan setim ku
.
Permainan berlanjut, kali ini servis ku dapat di patahkan libero musuh.
Bola berhasil di mainkan ke setter, lalu di oper ke Hoshiumi.
"Huh menahan Hoshiumi dengan satu orang saja?" pikir Nozawa meremehkan ku
Booo!
Blar!!
4 - 0
"Astaga lompatannya tinggi sekali" pikir Hinata di luar lapangan
"Boke, pikiran saja poin masuknya" balas Raiki
.
Bola ku tahan dengan epic tanpa kesulitan, kamu bisa menang lompatan, namun kamu kalah dalam hal kekuatan.
"Chibi mencoba mencetak angka ya, duh sayang sekali kakak ini menghentikannya" ucap ku pada Hoshiumi
"Jika aku jadi Hoshiumi pasti aku sudah kena mental" ucap Tanaka
"Hahaha aku juga" balas Asahi
.
Servis ku terus berlanjut, hingga poin ke 7 baru bisa di kalahkan karena Tanaka dan Asahi gagal memblock Hakuba yang tingginya dua meter.
Note : Strategi Karasuno dinamakan Haruka time
Dengan Haruka jadi setter
Haruka fokus jadi blocker Hoshiumi karena ia yang bisa read blok
Haruka memprovokasi lawan
.
7 - 1
Hoshiumi sudah khawatir dengan Haruka, karena dari 6 spikenya, semua bisa di blok olehnya, ia seperti berharapan dengan tembok besat china yang susah di tembus, apalagi lompatannya selalu kalah dari Haruka.
Suwa si setter musuh melakukan servis.
Boom!!
Servis keras mengarah ke Daichi.
"Im oke" teriak Daichi
Bola mengarah padaku setelah diterimanya.
"Haruka" teriak Asahi
"Oke" balas ku
Blocker musuh bersiap memblokir.
Plung!
Aku melakukan fake.
8 - 1
"Sialan!" teriak Hoshiumi
"Wah si Chibi yang sok marah guys" ucap ku pada rekan se tim
"Santuy santuy" balas Tanaka
.
Servis pertama mereka langsung aku patahkan, sangat di sayangkan mengingat servis dari setter mereka juga termasuk keras.
"Tanaka nice serv" ucap Nishinoya
"Oke oke" balas Tanaka
.
Pruitt
Bola di lempar Tanaka.
Boom!
Jump serv mengarah ke samping kiri, bukan ke libero.
Blar!
Bola di terima baik, mengarah tepat ke Suwa.
.
Asahi dan Ennoshita menahan yang tingginya 2 meter, aku tetap menunggu Hoshiumi.
Boom!
"Spike 3 meter?" pikir ku terkejut sedikit
Hirugami melakukan Spike 3 meter dengan keras dan tanpa block yang menghalanginya.
"Nishinoya" teriak ku
Blar!
Bola terlalu keras dan cepat, sehingga Nishinoya gagal reflek dan gagal menerima dengan baik.
8 - 2
"Maaf" ucap Nishinoya
"Don't mind" balas Asahi
.
Hoshiumi mundur rotasi untuk servis.
Di area bertahan ada Nishinoya Daichi dan Tanaka, masih dalam posisi terbaik untuk bertahan.
.
Pruitt!!
Boom!
Lompatan tinggi dan dengan jump serv.
Blar!
Bola di terima Tanaka namun gagal di mainkan karena memantul ke luar dan tidak dapat di jangku.
8 - 3
.
Servis ke 2 nya juga berhasil menambah poin karena Daichi yang salah mengira jatuhnya bola, sebab rotasi bola naik turun sepertiku tadi.
8 - 4
.
Servis ke tiga berhasil di tahan Daichi, walaupun arah bola kurang bagus, namun aku bisa menghandelnya.
"Tanaka!" teriak ku sambil mengoper bola
Tanaka melompat padahal ia 3 meter bisanya spike, blok terlanjur melompat padahal di depan masih ada dua yang sudah melompat juga.
"Koraa!!!" teriak Ennoshita dengan pukulan keras dan quicknya.
Bless!
Bola tanpa blok, menyentuh lantai lapangan musuh.
9 - 4
"Yoshaa masuk!!" teriak Ennoshita
"Nice" ucap ku
.
Next...