Télécharger l’application
45.09% RE: Creator God / Chapter 170: CH.170 Perhatian Berlebihan

Chapitre 170: CH.170 Perhatian Berlebihan

Hari itu aku tidak dibiarkan teman-temanku untuk menutup diri di kamarku atau di perpustakaan. Kemungkinan besar mereka tidak membiarkanku untuk menyimpan beban yang kutanggung dari kejadian siang hari itu sendiri. Itulah kenapa mereka bertanya banyak hal tentang diriku. Tentu saja itu dilakukan sebagian besar oleh temanku perempuan, kalau Taru-kun dan Noru-kun, mereka hanya bisa berdiri di belakang sambil geleng-geleng kepala.

Akhirnya aku dilepaskan mereka saat malam hari sudah tiba. Mereka pasti lelah memikirkanku seharian dan menjagaku setelah aku pulang jam 3 siang itu sampai malam hari ini. Bahkan mereka sudah memperingatkanku untuk tidak melakukan apa pun sampai besok selain istirahat.

Padahal awalnya aku ingin melakukan percobaan untuk membuktikan teoriku itu dan memastikan apakah hipotesisku tepat, tetapi kelihatannya aku tidak bisa melakukan. Demi tidak melanggar kepercayaan teman-temanku kepadaku, sebaiknya aku melakukan apa yang diinginkan mereka atau aku akan diomeli pasti.

"Repot juga ya? Namun begini pun tidak masalah."

Benar juga, walau hidup penuh masalah, tersenyum sesekali pun karena perhatian orang lain kepada kita tidak ada salahnya. Aku jadi merasa bersalah seolah mencampakkan kehidupan lamaku seolah aku tidak bisa mendapat kesenangan yang nyata. Yang kupikirkan sejak dulu hanyalah semua pengorbanan yang kubuat sampai aku melupakan aku juga pernah membuat kenangan indah. Kalau tidak ada kenangan indah, buat apa aku berkorban untuk melindunginya?

Pasang surut kehidupan itu pasti selalu ada, juga itu tidak menentu kapan datangnya. Namun selama hidup kita bersiap untuk saat-saat itu, maka tidak akan ada masalah yang terlalu besar. Banyak motivasi dalam hidupku saat aku optimis, tetapi aku selalu melupakannya saat aku depresi. Mungkin lain kali aku harus mengubah hal buruk ini.

'Sin, kita lakukan ini besok. Niatnya aku mau melakukan malam ini, tetapi teman-temanku mengatakan jangan melakukan apa pun. Juga aku sudah lelah seharian ini oleh begitu banyaknya kejadian.'

[Tentu saja, istirahatlah dengan tenang, kami tidak akan memanggilmu ke alam bawah sadar.]

'Terima kasih.'

Sebaiknya aku memanfaatkan waktuku dengan benar dan dengan istirahat yang cukup. Kenapa? Karena kalau tidak aku tidak bisa menata apa yang harus kulakukan dengan benar. Memikirkannya saja sudah susah, membayar kompensasi, menjelaskan ke papa dan mama, mengembalikan keadaan yang buruk menjadi baik. Dipikir simpel, tetapi proses yang harus dilalui sama sekali tidak, hanya ada kesulitan yang bisa kulihat.

Akhirnya aku terlelap juga dalam tidurku ketika aku sedang berpikir di atas kasur. Tubuhku memang tidak akan membebaniku, tetapi otakku sangat mudah lelah oleh karena hal ini. Ini kusadari ketika aku mudah tertekan oleh keadaan yang kelihatannya biasa-biasa saja. Oh contoh simpelnya adalah kejadian hari ini.

"Nghh, tumben aku bangun sendiri, biasanya aku selalu dibangunkan."

Begitu aku bangun, aku menyadari ada yang berbeda. Itu ada hubungannya dengan waktu. Tepat sekali, hal langka yaitu aku bangun kesiangan. Normalnya aku bangun jam 7 pagi karena dibangunkan, tetapi aku hari ini bangun jam 10 pagi.

Awalnya aku sedikit panik, tetapi mengingat kejadian kemarin, tidak mungkin perusahaan akan dibuka dengan keadaan seperti itu. Sebaiknya aku harus mengurusi semua hal ini dengan cepat atau kerugian yang harus kubayarkan lebih banyak lagi.

"Ah, Rie sudah bangun."

"Kenapa kalian tidak membangunkanku? Padahal aku harus mengurus banyak hal hari ini. Aku harus membereskan kerusakan yang terjadi kemarin sebelum hal ini menjadi masalah besar."

"Soal itu Rie tidak perlu khawatir, tadi aku sudah mendapat informasi dari papa bahwa papa dan mama akan pulang dari luar negeri pagi-pagi dan langsung mengurus semua kerusakan kemarin."

Ahh tidak, aku membuat kesalahan. Seharusnya pekerjaan semacam ini pasti biasa aku lakukan, tetapi sekarang papa dan mama baru saja pulang sudah harus bekerja lagi. Sebenarnya aku cukup bingung karena ada terlalu banyak hal yang harus aku lakukan. Namun dengan papa dan mama menangani masalah kemarin, itu membantuku sekali.

"Sebelum aku melakukan perbaikan ke diriku sendiri, sebaiknya aku menelpon papa dan mama sendiri terlebih dahulu sejak mereka harus mengetahui tentang hal ini. Tolong pinjamkan ponsel kalian, aku masih belum sempat memperbaiki kerusakan tubuhku sedikit pun."

"Ini, gunakanlah milikku. Baguslah kalau Rie belum memperbaikinya, itu berarti Rie melakukan perkataan kami tepat kemarin."

Sudah kuduga mereka akan berkata seperti ini. Kalau aku berkata tanpa menahan diri, mungkin aku mengatakan mereka terlalu banyak berubah selama ini. Dalam beberapa tahun ini, setiap saat aku melakukan sebuah kesalahan, mereka pasti akan selalu memperhatikanku berlebihan dan memperhatikan perbuatan yang kulakukan setiap saat.

Di satu sisi mungkin ini terlihat baik, tetapi itu hanya kalau tidak memperhitungkan sisi merepotkannya. Biarkanlah saja deh, kalau aku memberontak pasti mereka akan marah dan tidak akan mendengarkan perkataanku lagi. Di antara mereka yang paling sulit dibujuk dan diubah pikirannya adalah Verita dan Ashina.

"Ugh… kalian begitu membatasiku."

"Hei, kalau tidak begitu apa Rie akan membatasi diri sendiri? Selama ini kami selalu mendapati bahwa Rie tidak pernah membatasi diri sendiri dan menanggung semuanya sendiri. Diam-diam Rie selalu menyelesaikan masalah-masalah yang ada sendiri. Kalau sudah, nanti jadi murung dan tertekan oleh semua itu."

Apa diriku sebegitu jelasnya kepada mereka? Mereka mengatakan hal yang tepat seperti yang aku dulu lakukan dan aku rasakan. Rasanya memang benar kalau mereka lama-lama mudah menebak diriku.

"Maaf-maaf, janji deh tidak begitu lagi."

"Huh janji Rie tidak pernah ada satu pun yang memuaskan kami. Kalau tidak mengalihkan perhatian, Rie membuat seolah-olah sudah menepati janji itu."

Arghhh, bagaimana aku harus menghentikan pembicaraan yang menekan diriku ini? Ah sebaiknya aku memberikan alasan untuk harus menelpon papa dan mama cepat sebelum mereka bertambah sibuk, juga menjelaskan aku harus memperbaiki tubuhku cepat karena kerusakan yang kualami cukup berat juga.

"Ugh… biarkan aku menelpon papa dan mama sebelum mereka semakin sibuk, juga aku harus memperbaiki tubuhku ini karena ini akan memakan waktu yang cukup banyak."

"Hah~ sudah kuduga Rie pasti akan mengatakan itu. Ya sudahlah lakukan saja yang Rie barusan katakan, nanti baru kami lanjutkan omelan kami."

Mendengar ucapan Verita itu aku merasa perasaanku terbagi jadi dua saat itu, satu berkata lega, satu lainnya berkata ini akan jadi semakin merepotkan. Normalnya mereka hanya akan menghentikan omelan mereka kalau sudah terhentikan oleh aktivitas yang aku lakukan atau mereka lakukan. Jadi ucapan Verita itu jadi berita baik dan buruk di saat yang sama.

Lupakan soal itu, aku langsung menelpon papa dan mama saat itu dan mereka langsung mengangkatnya. Tidak kusangka mereka akan langsung mengangkatnya sejak aku berpikir mereka sibuk mengurusi hal ini.

"Halo pa, ma."

"Ahh Rie, akhirnya mama bisa mendengar suara Rie lagi. Tumben kok menelpon lewat ponsel Ashina? Ada apa dengan ponsel yang tertanam dalam tubuh Rie?"

"Sudahlah ma, mama tahu apa yang terjadi. Maafkan Rie membuat papa dan mama menangani masalah yang Rie buat. Walau tidak mengatakannya, Rie tahu pasti papa dan mama khawatir soal kondisi Rie."

Sama halnya dengan diriku, papa dan mama suka memaksa diri soal pekerjaan yang mereka lakukan. Sekarang rasanya aku jadi mengerti kenapa mereka tidak pernah memberi kesempatan kepadaku untuk membantu mereka. Ya, karena waktu itu aku tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah rumit seperti ini.

"Rie… jangan mengucapkan hal menyedihkan seperti itu."

"Maafkan Rie ma sudah membuat papa dan mama khawatir. Sebaiknya Rie tidak menganggu lebih jauh lagi karena biasanya pasti papa membalas telepon juga bersama mama. Kalau papa tidak ada di situ pasti lagi sibuk banget."

"Enggan mama katakan, tetapi memang papa sedang menangani masalah kemarin. Rie jangan tertekan ya karena ini? Masalah yang terjadi kemarin bukan salah Rie kok."

Benar juga, mengenai masalah kemarin, walau kalah dari para penyihir itu, aku menggunakan sihir yang dilarang. Normalnya kalau tidak ada saksi mata yang melapor, maka berita bahwa aku menggunakan sihir tidak akan ada. Namun sejak aku merekam kejadian kemarin dan menanyangkannya ke banyak tampilan sekaligus, bukti sudah ada tanpa harus meminta penjelasan dari saksi mata.

Tidak usah ditahan, berita ini seharusnya sudah menyebar luas. Namun jujur, aku sama sekali belum mendapati perbedaan perhatian yang diberikan orang kepadaku. Malahan yang kudapati adalah semua orang semakin perhatian kepadaku. Apa tidak ada orang yang mempermasalahkanku sebagai penyihir?

"Mama…."

"Sudah deh, Rie perbaiki tubuh Rie dulu. Nanti kalau masalahnya sudah selesai papa dan mama akan hubungi Rie lagi kalau tubuh Rie sudah diperbaiki."

"Baiklah ma… jangan memaksakan diri ya."

"Tentu saja Rie sayang."

Begitu mama menutup panggilan suara itu, aku mengembalikan ponsel itu ke Ashina. Langsung saja setelah itu aku memperbaiki tubuhku. Jujur aku tidak akan menduga kerusakan yang kualami adalah kerusakan yang cukup parah.

"IAI, bagian apa saja yang mengalami kerusakan, urutkan mulai dari yang paling parah."

"Gagal menilai, kerusakan pada komponen penilai."

Bahkan fitur IAI untuk menilai kerusakan pun ikut rusak ya? Untuk beberapa bagian yang tidak terjangkau, mau tidak mau aku harus meminta bantuan kepada teman-temanku. Aku memberi mereka petunjuk dan mereka melakukan.

Akhirnya perbaikan tubuhku memakan waktu tiga jam sendiri untuk memperbaiki kerusakan minor dan major karena kejadian kemarin. Namun karena kejadian kemarin, aku jadi punya alasan untuk memperbaiki diriku sendiri. Jujur selama beberapa tahun ini aku tidak pernah merawat tubuhku sendiri, jadi perbaikan minor pun tidak kulakukan.

"Fuh~ tidak kusangka tubuh Rie sama itu begitu kompleks."

"Maaf merepotkan kalian lain kali biar aku lakukan sendiri."

"Andalkan kami sedikit Rie seperti barusan ini. Kalau memang butuh bantuan, katakan saja, kami akan sedia membantu."

"Terima kasih."

Sekarang begitu semua perbaikan selesai dan teman-temanku meninggalkanku sendirian lagi, aku bisa melakukan apa yang ingin kulakukan sejak semalaman. Mari kita uji teori dan hipotesis buatanku tentang… Pentarundum.


next chapter
Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C170
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous