"Tidak!"
Griffin dengan geram berteriak, "Bagaimana bisa kamu menipu kami seperti ini?"
Sang Imam berkata retoris, "Sebagai pengikut Dewa, kamu harus mengikuti rencanaku."
"Namun tidak masalah, jika kamu tidak mau menyerahkan gadis kecil ini, maka matilah kamu bersamanya."
Ia menatap kembali ke arah Lich.
Sang Lich bergurau dan membuka jalan menuju tumbuhan menjalar biru.
Sang imam melambaikan tangannya dan kemudian meninggalkan kedua Paladin yang terluka.
Hanya Paladin Griffin yang tersisa diantara keduanya yang masih memberontak dari sudut aula.
Ia nampak begitu sendirian.
Banyak tumbuhan jalar biru yang membahayakan nyawa yang menjalar ke arahnya dari kegelapan, nampak seperti ular yang siap memangsa seseorang.
Roh api yang terletak di mata Bandel terus berdenyut sambil ia bergumam, "Aku tidak menyangka Kuil Mimpi mempunyai orang sepertimu."
"Sayangnya, kamu hanya bisa mati."