Télécharger l’application
3.77% Putri Lycan / Chapter 12: Dua Sikap Berbeda

Chapitre 12: Dua Sikap Berbeda

Luis sudah tidak tau lagi harus bagaimana, tubuhnya di tarik paksa dengan pandangan semua orang yang menganggap buruk. Pandangan yang sama seperti pandangan yang Caroline terima. Tapi apakah ini salahnya, di hanya ingin memberi pelajaran pada Alpha tidak tau diri itu.

Bagaimana bisa dia mengatakan bahwa Caroline adalah Werewolf cacat tanpa pikir panjang. Ya.. Luis tau bahwa Caroline cacat tapi dia tidak pernah berpikir demikian. Dia selalu berharap suatu saat nanti Caroline bisa bertemu inner woflnya. Dan jika hal itu terjadi, dirinyalah orang pertama yang akan memberikan sebuah ucapan selamat.

"Hei.. Anak baru, apa kau mau jadi jagoan di sini" ucap seorang Beta dengan pandangan menatap rendah akan apa yang baru saja Luis lakukan.

Luis tertawa, dia tidak pernah berpikir seperti itu tapi Beta yang baru saja dia temui ini malah dengan santainya mengatakan hal lucu seperti itu. Ini sangat menarik dan Luis merasa terhibur akan hal yang di katakan Beta itu.

"Aku hanya memukulnya tapi kau berpikir aku ingin menjadi jagoan, hei.. aku tau pangkatmu tinggi tapi aku tidak percaya kau akan menilai hal ini dengan sebelah mata. Kau bahwa tidak bertanya alasan aku memukul pria brengsek sepertinya" ucap Luis di akhir dengan seringai membuat Beta di hadapannya langsung mundur.

Status Beta memang lebih rendah dari Alpha dan hal itulah yang membuat pria berstatus Beta itu mundur. Manik merah menyala dari Luis sungguh menakutkan, dan entah kenapa Beta itu merasa bahwa tatapan itu sama seperti milik pemimpinnya.

Dia langsung menatap pria yang di pukul Luis, pria itu dalam keadaan buruk. Wajahnya babak belur dan pria itu bahkan tidak bisa berbicara karena bibirnya yang terluka. Dia menghela nafas kasar melirik Luis yang tersenyum miring padanya, apakah Alpha di hadapannya ini memang gila.

Dan sebaiknya dia tidak mencari masalah dengan Alpha itu. Dia cukup yakin jika Alpha itu akan tumbuh menjadi Alpha yang berbahaya.

"Lalu apa alasannya?" tanya pria itu dengan nada sabar.

"Jika kau pintar pasti kau tau alasannya" ucap Luis langsung bangkit.

Pria Beta itu terkejut tapi satu hal yang dia tidak tau apa masalah yang menjadi alasan Luis memukul Alpha itu. Jelas dia bukan orang sepintar itu yang bisa tau pemikiran orang yang baru saja dia temui.

Luis melirik dirinya dengan tawa kecil "ternyata kau tidak sepintar itu, baiklah kalau begitu kau urus pria brengsek itu saja dan aku akan tidur siang dengan tenang. Oh.. iya tempat tinggalku ada di bagian paling ujungkan, kalau begitu sampai jumpa" ucap Luis langsung melangkah pergi sampai seorang Alpha mendekati dirinya dengan nafas memburu.

Luis terlihat kebingungan tapi dia juga penasaran hal apa yang akan di katakan oleh Alpha itu "sepupumu pingsan" ucap Alpha itu membuat Luis terkejut.

Dia berdecak dan langsung berlari meninggalkan pria Beta yang masih menatapnya tidak percaya. Alpha yang memberikan kabar pada Luis langsung mendekati pria Beta itu "sepertinya kau harus ikut, pimpinan marah besar saat ini"

Oke pria Beta itu tidak bisa menolak jika sudah ada kata pimpinan. Jelas dia ikut berlari bersama Luis sekarang dan Luis hanya berdecak kesal saat melihat hal itu. Walau tidak tau urusan apa yang membuat Beta itu berlari mengikuti alaskan Beta itu tidak mengganggunya maka dia tidak masalah.

Mereka berdua sampai di tempat para wanita, di sana Luis langsung berlari ke arah ruangan sang Luna. Jelas Luis mencium aroma Caroline berada di sana, dengan cepat mereka berdua berlari ke sana. Sampainya di sana Luis bisa melihat Caroline yang pingsan di dalam pelukan seorang pria Alpha.

Luis menggeram marah dan langsung mendekati pria itu "berikan padaku" ucap Luis memandang tajam Alpha di hadapannya.

Lagi-lagi dia harus bertemu dengan Alpha dengan tingkat tinggi, kali ini dia malah bertemu dengan Alpha bangsawan Utara. Terlihat jelas dari rambut perak dan manik merah pucatnya.

"Kau siapa?" sahut pria itu menatap bingung akan sikap Luis yang tidak santai.

"Frey dia sepupunya" sang Luna menyahut membuat pria bernama Frey langsung menyerahkan Caroline pada Luis.

"Luis bawalah dia dan aku minta maaf tidak bisa menjaganya dengan baik" ucap sang Luna membuat Luis mengangguk dan langsung berlari pergi meninggalkan tempat itu.

Di ruang kesehatan Luis terus menggenggam tangan Caroline, Luis masih tidak percaya akan apa yang baru saja terjadi. Sepupunya yang selalu tersenyum padanya, pingsan untuk yang kedua kalinya di hari yang sama. Kenapa dia begitu bodoh dan tidak menjaga sepupunya dengan benar.

Di mana ucapan bahwa dirinya akan menjaga Caroline dengan baik, di mana sikap percaya diri bahwa dirinya bisa menjaga Caroline di tempat ini. Nyatanya Caroline pingsan lagi dan dia hanya bisa menggenggam tangan Caroline kuat.

Di luar ada Beta yang Luis temui dengan Alpha bangsawan Utara itu. Dia dapat mencium aroma mereka dari sana, walau begitu Luis tidak peduli. Dia dengan tenang terus berdoa supaya Caroline cepat sadar. Pintu terbuka, terlihat jelas sang Luna dengan Sena yang membawa sepiring makanan untuk Caroline.

"Kau akan terus menunggu?" tanya sang Luna membuat Luis mengangguk.

Dia tidak menatap sang Luna namun sang Luna tau bahwa Luis sangat mengkhawatirkan Caroline "makanlah dulu, ini sudah sore dan kau belum makan apa pun sejak datang ke sini" ucap sang Luna mengharap Luis menuruti keinginannya sekarang.

"Lalu membiarkan Caroline kelaparan, dia bahkan belum makan sejak pagi dan kau menyuruhku makan. Di mana otakmu itu!!" sahut Luis membuat sang Luna terdiam, mungkin memang benar ucapan Luis sudah kurang ajar tapi sang Luna sadar akan situasi saat ini.

Tapi Sena tidak begitu dia berniat memukul Alpha itu tapi sang Luna menghentikannya "baiklah, tapi makanlah jika Caroline sudah sadar" ucap sang Luna menarik Sena untuk meninggalkan tempat itu.

Mereka keluar dan langsung mengajak kedua orang di luar ikut pergi. Sudah tidak ada alasan lagi bagi mereka untuk tetap di sana. Cukup ada Luis di samping Caroline maka semuanya akan baik-baik saja. Luis menutup maniknya mencoba membuat dirinya untuk kuat.

Seharusnya dia ingat akan tubuh Caroline yang lemah, dan fakta bahwa Caroline belum makan sejak pagi. Kenapa dia dengan bodohnya meninggalkan Caroline begitu saja.

"Luis.."

Luis terkejut menatap Caroline yang sadar, dan Luis langsung memeluk tubuh Caroline membuat Caroline membalas pelukannya "hei.. Aku baik-baik saja kau ini kenapa" kaget Caroline membuat Luis melepaskan pelukannya.

Luis tersenyum "aku khawatir.."


next chapter
Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C12
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous