Natan tergugah dari lamunannya dan segera mengangguk lemah. Ia hendak mengantar sang pangeran keluar sanatorium, tetapi perasaannya terlalu kacau untuk bahkan dapat memikirkan hal itu.
Akhirnya ia membiarkan saja Therius pergi sementara ia hanya bisa berdiri di tempatnya sambil memikirkan apa yang sudah terjadi.
***
Akhirnya Emma tersadar dari pingsannya. Ketika ia membuka mata, secara refleks ia segera bangun dari posisi berbaring. Perlu waktu beberapa detik baginya untuk mengingat apa yang terjadi.
"Haoran!" serunya dengan suara serak. Rupanya ia telah menangis cukup lama sampai ia kelelahan dan suaranya habis. Air matanya pun sudah habis. Ia tak dapat lagi meneteskan air mata. Bekas-bekas aliran air bening masih terlihat di wajahnya.
"Emma."