Suasana saat itu mengingatkan Emma pada Adam dan Hawa di Taman Eden dalam kepercayaan di bumi. Saat itu ia merasa seolah di dunia ini, hanya ada ia dan Therius.
Ciuman mesra itu kemudian berlanjut dengan rabaan dan sentuhan ke kulit masing-masing yang keduanya mengeluarkan suara desahan dari bibir masing-masing.
Emma menatap Therius dengan sepasang mata membulat dan ekspresi malu-malu.
"Astaga... kita sedang ada di luar," bisik gadis itu dengan wajah memerah.
"Lalu?" tanya Therius keheranan.
Emma menurunkan pandangannya ke arah tangannya yang sudah berada di bawah pinggang Therius dan meraba bagian di daerah itu yang terasa mengeras dan hangat. Tadi, karena terbawa suasana, Emma meraba tubuh Therius mulai dari bahu, turun ke dada, perutnya... lalu ke bawah sana.
Therius ikut melihat ke arah tangan Emma dan kemudian tersenyum lebar, hingga menampakkan lesung pipinya. Ia sangat senang karena Emma mengambil inisiatif.