Télécharger l’application
13.79% PONZ crew / Chapter 4: [2] Ruang Rindu

Chapitre 4: [2] Ruang Rindu

"siapa bilang hati itu luas?, pasti bohong dia!,

  buktinya cuma ku isi satu kata aja udah sesak -

  NITAAAAAAAAAAAAAAA!"

_______________________________________________

Jam dinding masih menunjukkan pukul 05:15 saat aku mulai keluar dari pintu pagar rumahku dan mulai mengayuh sepeda angin phoenik hijau, cukuplah 15 menit ke sekolahku yang jaraknya juga gak terlalu jauh. Udara pagi itu masih dingin  sisa embun tadi malam.

Sebagian aspal masih basah bekas embun , mungkin si  pangeran malam habis main air kemaren nya.

Tubuh langsing ku kadang masih menggigil menahan dingin udara dimusim hujan ini, cuma terbalut kaos olahraga dan celana tipis warna merah variasi putih.

Pedal kukayuh semakin cepat berharap bisa segera sampai Gerbang sekolah agar rasa dingin ini sedikit berkurang, tapi sekolah tujuanku nampaknya masih satu kiloan lagi.

Makin dingin saja hembusan angin udara di pagi itu, kuatur kayuhan pedal pelan lagi. Aku mengira waktu juga masih cukuplah.

"Berrreerr..dinginnya" dalam otak ku.

Hari minggu itu disekolah ada kegiatan ekstra olahraga yang wajib diikuti siswa dari semua kelas. Jam 6 pagi kegiatan dimulai sampai jam 9 siang, cukuplah buat melemaskan otot sambil cuci mata hehehe...

Tapi kegiatan ini tidak diadakan setiap minggu, cuma dua minggu sekali dalam satu bulan.

Baru aja sampai memasuki halaman depan kelas ,waktu masih kurang setengah jam lagi, ketika seorang teman ku, hadi memanggil. Dia sedang duduk dibangku cor depan kelas.

"al.. Sini! " tangan Hadi melambaiku, Aku beranjak mendekati. " apa had" tanyaku.

"itu lo Nita, " Hadi melempar pandangan ke arah Nita sama Elisa yang sedang duduk didepan kelas. Aku mengikuti arah pandangannya.

" iya kenapa? " balasku seraya memperhatikan mereka berdua.

" cantik ya? Hahahhaa" tawanya sambil merapikan rambutnya yang pendek kaku sedikit bergelombang mengkilap dibasuh minyak rambut merk orang aring.

"iya, cantik emang semua juga tau, la kamu gimana Had? " basa basi ku juga seraya meliriknya.

Namun Hadi tak menjawab pertanyaan ku, dia cuma senyum tipis. Hadi ini teman sekelasku. Tampan anaknya. Ada siratan manis diwajahnya dengan kulit sawo terlalu matang, hehehe, gak Had bercanda, anggap aja serius aja!

Banyak gadis di kelas juga yang suka sama dia.

"iya e had. "jawabku pelan saja. "gimana? Kamu naksir ta?" tanya ku lagi sambil menyenggol lengannya.

Namun Hadi kembali tak menjawab pertanyaan ku, dia cuma senyum sambil tangan kirinya tak henti seperti menyisir rambutnya sambil tatapan matanya melihat kekanan kekiri.

Serperti juga aku yang tak mungkin  bisa menampik pesona Nita,

Dia seperti sinar terang yang menyilaukan. Layaknya angin yang menyegarkan. Atau air yang melegakan dahaga setiap remaja yang ingin menatap pesonanya itu.

Totok, teman sebangku dengan ku baru aja terlihat berjalan di lorong kelas, ke ayahku, nampaknya dia baru aja sampai sekolah.

"jam brapa ini, hahahaha? " tanya Hadi, menggoda Totok yang lewat masuk kelas meletakkan tas hitamnya diatas bangku. Tergesa gesa, Aku cuma melihatnya.

" gimana si totok, sama Rosa, al? "

" tau had, tanya sendiri aja! " jawabku sambil mengarahkan pandanganku mencari posisi Nita berdiri lagi.

Haaahh, nampaknya Nita lagi ngobrol, sama sapa itu? Sepertinya kakak kelas ku. Kayak nya wajah itu gak asing, kadang main ke kelasku.

" Nita tuh, lagi pacaran! Hahahaha! " Totok yang tiba-tiba udah ada disampingku melontarkan candaan.

Terus terang aku sedikit terganggu dengan pemandangan yang tak kuharapkan itu, Nita dan Orang asing yang aku gak mau akan keberadaan nya didekat Nita, tapi apalah daya.

Aku cuma pengagum rahasia dari jarak yang belum kuasa menjangkaunya.

"ya biarlah tok, hak dia! " jawabku di ikuti lirikan Totok yang paham maksudku." gak cemburu? Sana, ayo! " totok mengajakku mendekati Nita yang masih ngobrol sama pemuda itu.

" gak lah, males tok, nanti aja belum saatnya! " aku tersenyum. Totok menepuk bahuku mengajak jalan di koridor kelas,meninggalkan Hadi yang gak mau ikut.

" Rosa gimana tok? "

" gapapa, proses! " dia senyum tipis." oh ya nanti malem ikut ya al? " ajak Totok padaku. " biasah! totok melihatku. Aku paham maksudnya.

" jam brapa? " tanya ku pada Totok.

" abis isyak aja! " lanjutnya. aku menganggukkan kepala." oke! "

Lepas kegiatan ekstra basket hari itu. Aku dan beberapa anak masuk kelas. Ngobrol, yang lain ada juga yang masih dilapangan main basket, sebagian teman juga ada yang kekantin.

"al... Aldo.. Sini!" Elisa memanggilku yang lagi ngobrol sama Ari, teman sebangku Hadi. "iya lis.. apa?"tanyaku seraya berjalan mendekat ke bangku Elisa yang lagi duduk sendiri.

"kamu tadi dicari Nita" ucap Elisa.

Apaaa?  Sontak dalam hatiku, tapi aku berlagak tenang saja, seperti jual mahal hahahaha..

"kenapa lis? "" nita nya mana? "

" enggak,, besok anak anak ada rencana mau rujakan dirumahku, sore, kamu ikut ta? "

Besok kan hari senin , aku ada rencana mau keluar sama Totok? Aku diam sebentar.

" aku gak diajak ta? " tanya Ari disamping ku.

" ikut aja gapapa kok ar, dodik juga ikut katanya! " jawab Elisa." iya ta, ayo al! " Ari memberi semangat," tapi kalo besok gak ada acara ya lis, aku ikut! " Elisa senyum ke Ari.

" gimana al, ditunggu? " tanya Elisa yang mengambil duduk dibangku sebelah.

" gak tau ya.. Besok juga ada rencana soal e " jawab ku masih berpikir.

Entahlah,mendengar ajakan Elisa sedetik aja hati ini bergejolak. Mau ikut. Tapi Totok gimana?? 

Siapa yang gak senang diajak Nita, gadis cantik primadona kelas yang jadi perhatian ku selama ini sejak dia mulai masuk dikelas ku waktu kelas 2.

Gadis itu,, benar benar telah membuatku resah. Seperti sesak rasanya ruangan saat mendengar namanya disebut.

Iya sih... Gak enak kok rasanya. Tapi aneh. Aku menyukai nya

Aku suka pada degupan saat mata ku berada dengan mata nya.

Aku suka saat namaku disebut bibirnya.

Aku suka saat Nita lewat dibatas pandanganku

Satu satunya yang tak kusuka adalah perasaan yang berkecamuk tak menentu, dan sulit kukendalikan.

Ketakutan, ragu, bimbang, suka, rindu, benci, bahagia,cemburu, seperti bergelut sengit namun tak ada yang menang. BIARKAN SAJA!

"gimana al? " pertanyaan Elisa mengganggu lamunanku.

" entar lah kukabari lagi, mesti ngomong sama totok, ada perlu soalnya lis! Nanti gak enak sama dia "

" ohh ya dah, kabari ya al? " Aku senyum, Elisa sepertinya paham. Kemudian dia berlalu keluar kelas menuju kantin. Nita lagi nunggu disana sama Tamik katanya.

______________________________________________

Sepertinya harus kubuatkan lagi ruang tersendiri dihati ini.

Khusus!, Buat menampung rindu Nita!

_______________________________________________

051120


next chapter
Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C4
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous