Chapitre 189: Bab 162 – Anabele

Itu adalah beberapa minggu yang berat.

Setelah aku meneteskan semua air mata aku, aku hanya mati rasa.

Tidak merasakan apa-apa sama sekali.

Aku mencoba meyakinkan diriku sendiri bahwa Damien tidak berarti apa-apa bagiku, bahwa aku mencampuradukkan nafsu dan cinta, bahwa aku tidak melihatnya cukup lama untuk memiliki perasaan yang mendalam...seperti cinta. Bagaimana itu bisa terjadi secepat itu? Bagaimana aku bisa mencintai seseorang secepat itu setelah Liam?

Itu tidak mungkin.

Benar?

Aku lelah berbaring di tempat tidur malam demi malam, menonton TV larut malam hanya agar aku bisa tertidur. Aku makan sup langsung dari kaleng dan mengemil kerupuk karena aku terlalu tertekan untuk memasak atau memesan pizza.

Jadi aku pergi ke bar.