CHAPTER .10. BERMALAM DENGAN RISA
Sore harinya setelah jam sudah menunjukkan jam pulang kantor, aku turun ke bawah sambil menenteng tas kerjaku menuju mobil. setelah absen, kulihat Diana sedang membersihkan meja nya dan siap-siap untuk pulang. Begitu pula dengan Risa, langsung saja ku menuju mobil dan masuk menyalakan mobilnya. di mobil kutelpon Risa,'
"Halo sayang, kamu tunggu di jembatan dekat ruko itu saja kalau tunggu di stasiun kayak nya kejauhan sayang, aku mau ngajak kamu makan dulu,” Cicitku kepada Risa..
"Halo, ya sayang aku segera kesana, kalau naik ojol lebih cepet, aku pesen dulu ojolnya, terus kamu baru berangkat ya," katanya.
“Ya, sayang, kamu duluan ajah supaya aku gak nunggu disitu, kan gak boleh berhenti lama di sana," Cicitku menjelaskan.
“Iya, sayang, love you," katanya sambil mematikan telpon nya.
"Risa, kamu mau pulang?" tanya Diana yang menghampiri Risa.
“Iya, aku jalan dulu ya, sama pacarku," katanya.
“Ya, sana gih, jangan diapa-apain yah, Risa!!" Ucap Diana kesel.
"Hm, kamu ajah sudah dua kali ngapa-ngapain sama Mas Fernando, masa aku gak boleh?xixixixxi," kata Risa meledek Diana.
“Ih, kamu tau ya?" tanya Diana curiga.
"Gak tau kok, wong aku cuma nebak!! Ternyata bener ya? berarti kamu ngutang dua ke aku," kata Risa menggoda nya.
“Iya, iya, sana gih tagih ke Mas Fernando, barangnya Mas Fernando besar dan panjang loh," katanya Diana berbisik pelan ke Risa, sambil terus dia jalan ke luar kantor menunggu Mas Adi ke bawah. Risa langsung menyusul Diana, terus dia berkata," Hmm enak gak?" tanya Risa.
"Uenak banget Risa, sekali ajah main aku bisa 4 kali pipis," katanya Diana tanpa malu-malu ke Risa.
"Pipis gimana, Diana? Ih gak jelas kamu, Ya, sudah aku mau pergi dulu yah, itu Mas Fernando sudah nungguin daritadi," kata Risa.
“Ya, hati-hati," Ucap Diana menjawab.
Kemudian Risa segera keluar setelah OJOL nya datang dan naik menuju tempat janjian dengan Fernando. Sesudah Risa pergi, Fernando segera memundurkan mobilnya dan pergi dari halaman kantor. Di mobil itu Fernando tak bisa merokok takut kotorannya kemana-mana dan memang didalam mobil pak Oscar, banyak tanda dilarang merokok, walaupun pak Oscar kuat sekali merokok rokok putihnya itu.
Sesudah Fernando sampai ditempat Risa berdiri, Risa pun naik ke dalam mobil dan duduk sambil memasang seatbelt nya. Fernando tersenyum melihat Risa yang cantik itu duduk di sebelah nya.
"Kita mau kemana, mas?" tanya Risa.
"Mau ke Hotel yang di menteng sana sayang," katanya.
"Kok, ke hotel?" tanya Risa heran.
“Iya, di hotel itu ada kafe enak makanan nya," Cicitku.
"Oh, gitu?" katanya heran.
"Di sana makan nya itu All You can Eat, jadi sekali bayar makan sepuasnya dan tidak mahal sih menurutku makan disana per orangnya," katanya dia.
"Oh, begitu, kayak prasmanan gitu sayang?" katanya.
“Iya, sayang sudah siap tinggal makan, cuma kalau ambil harus dimakan habis, kalau gak habis nanti dicharge sama dia per ons," Cicitku.
"Wah, enak ya kalau untuk orang yang doyan makan, puas bayar nya gak rugi," katanya.
“Iya, sayang. Eh iya, kamu sholat kan?" tanyaku.
“Iya, sayang, ya sudah kita nanti sebelum kesana sholat maghrib dulu di mesjid yah," Cicitku.
“Ya, sayang," katanya lagi.
Kemudian, aku masukin mobil ke halaman Mesjid yang besar di Jakarta Pusat dan sholat Maghrib disana. Kemudian kami kembali lagi ke mobil. Di parkiran begitu kami semua sudah masuk di dalam mobil, kuambil dagu Risa dan kupagut lama sekali, sampai Risa kehabisan napasnya.
"Pelan-pelan sayangku, kan waktunya lama sayang," katanya sambil dia membalas pagutannya yang liar dan memainkan lidah menyapu menyedot bibirku.
"Hmm, enaknya bibirmu, manis, kamu bibir nya masih perawan yah?" Cicitku.
"Hahahaha...gak mas, aku pernah ciuman beberapa kali dengan pacarku dulu, tapi hanya sekedar ciuman saja, yang lain belum pernah mereka sentuh," katanya.
"Wah, aku bukan orang yang beruntung dong, mengambil kesucian bibirmu ini," Cicitku.
“Bukanlah sayang, tapi dijamin yang lain masih suci sayang, hahahaha," katanya menegaskan dan menggoda dengan kerlingan mata.
“Ih, ganjen amat itu mata," Cicitku.
"Yuk, kita berangkat," Cicitku.
“Ya, mas," katanya.
Kemudian kami ke hotel itu dan kami makan berdua dengan saling bercerita kehidupan di rumahnya masing-masing dan memang menyenangkan berbicara dengan Risa, dia tetap bercerita dengan lembut dan selalu tersenyum. Itulah yang membuatku ingin selalu bersamanya.
"Risa, sudah selesai makan nya?" tanyaku.
"Sudah sayang, kenapa?" tanyanya.
"Kita pergi yuk,soalnya disini gak boleh merokok hehehehe," Cicitku.
“Ya, sudah ayuk," katanya.
Setelah membayar makanan yang kami sudah kami makan, maka kami segera ke luar ke dalam mobil dan melanjutkan ke arah selatan. Dekat situ, tak jauh dari kafe tersebut ada hotel standar dan kumasukkan ke dalam hotel. Kulirik Risa tak kaget atau menolak.
"Sayang kita cek in yah, aku mau beberapa hari di hotel sama kamu. Oh iya, kamu gak bawa baju ganti yah?" tanyaku.
"Nggak sayang, kok gak ngomong tadi?" tanyanya.
"Oh ya, yuk, kita beli baju dulu di mall di depan sana,” Cicitku.
Akhirnya, kita beli baju sekalian bajuku dan beberapa kaos dan baju juga celana santai dan celana panjang buat kerja. Kami memborong baju buat Risa dan aku.
"Sayang, yuk kita ke hotel lagi," Cicitku.
"Mas, ini banyak banget bajuku yang kamu belikan, makasih ya sayang, kamu bener-bener baik banget sama aku," katanya sambil merengek manja.
“Iya, sayang, kamu itu calon istriku! dan sudah sepantasnya aku membelikan baju buat kamu, aku lihat baju kerjamu itu-itu saja, kamu gak marah kan sayang?" Cicitku takut dia marah.
"Tidak sayang, aku ucapkan terima kasih sama kamu, aku jadi tambah sayang sama kamu mas," katanya terharu.
“Ya, sudah yuk kita kembali ke hotel, lengket nih belum mandi," Cicitku.
"Hm, mau aku mandiin gak?" kata Risa menggoda.
“Ya, boleh, kamu juga nanti boleh aku mandikan?" tanyaku balik sambil melihat matanya.
"Boleh mas, semuanya kuserahkan untukmu, tubuhku hanya untukmu seorang!" katanya.
“Ya, sayang aku mau menikmati malam indah malam ini bersamamu," Cicitku memberikan sentuhan ke dalam hatinya.
“Ya, mas...aku pengen!!" katanya sambil menambah erat pegangan tangan nya kepadaku.
Sesampainya di dalam kamar, barang diletakkan diatas kursi dan aku membuka baju ku dan mengambil handuk, kulilitkan handukku di depan Risa dan kutanggalkan semua celanaku termasuk celana dalam ke bawah. Aku berjalan ke arah Risa yang masih berdiri kaku melihat semua nya, sambil menunduk malu.
Kemudian, kuambil handuknya juga dan kuberikan kepada Risa. Kutanggalkan semua pakaian Risa semuanya, tanpa sehelai benangpun, kulepas kacamata nya dan kulilitkan handuk yang daritadi dipegang nya untuk menutupi dada sampai ke paha.
Risa terlihat panik dan menahan napasnya sambil memejamkan matanya.
"Ayo, sayang kita mandi, kata nya mau memandikan aku?" tanyaku lagi sambil kemudian kupagut lagi bibir nya agar dia tidak lagi tegang. Sambil berdiri dan berpelukan kita saling berpagutan, menghisap dan memainkan lidah.
Setelah kulepas, kembali kurangkul dia, "Yuk, sayang," Cicitku. Dia mengikutiku disampingku sambil jalan tertunduk. Di dalam kamar mandi kubiarkan tidak terkunci dan kuhidupkan shower dengan distel kehangatan nya, jadi tidak dingin terkena kulit kami.
Kutanggalkan handukku dan kutaroh di tempatnya, kubuka kembali ikatan handuk Risa kuletakkan kembali ke tempatnya. Risa terlihat tegang dan bengong saja melihatku.
"Yuk sayang," Cicitku dan kutarik Risa ke bawah shower dan mulai ku membasuh air yang ada di setiap badannya. Mulai muka turun lagi ke bahu, ke kedua lengannya dan kebadan nya. Kemudian kuambiil sabun cair dan kubasuhkan ke seluruh badannya, kuikuti ke semua lekukan tubuhya dari leher sampai kedua kakinya. Ku basuh dan sambil kugosokkan semuanya.
Ketika kubasuh dan kugosok pada titik intimnya dia, dia melenguh dan mendesah geli, tak pernah lama ditempat itu karena memang sengaja aku gak mau bercinta di kamar mandi. Bercintaku pertama dengan Risa harus berkesan.
******
Pesona Sang "DONJUAN" Manager
by. SKI