•••
Memori ini bukan tak ingin melaju
Hanya saja..
Terhenti di masa lalu
•••
JAUH HARI SEBELUM TAHUN2039.
Firasat seorang lelaki amat sangat lemah dibandingkan firasat yang dimiliki seorang wanita.
Nyle selalu saja bisa benar ketika menebak iklan di TV. Sedangkan gue menebak sarapan yang dia buat saja selalu salah. Memang Nyle selalu saja membuat kejutan yang gapernah gue pikirkan.
"Sudah, lah, Dit. Kamu gak akan bisa menang. Intuisi wanita gak bisa diremehin," Kata Nyle meledek sambil memasak.
"Bukannya intuisi itu buat memahami, kan, ya?" Gue bertanya.
Nyle diam sejenak, berpikir sebari menatap rak piring. Dia menyipitkan matanya, "ya seperti itu, lah, Dit. Haha," Kami tertawa.
Virus sempat mereda di awal tahun 2026. Dokter dan para ilmuan berhasil menangani keganasan virus dengan berbagai terobosan baru dalam bidang kedokteran. Nyle akhirnya bisa istirahat dari tugasnya dan kembali pulang.
Tidak ada yang berubah dari kami setelah sekian lama tidak bertemu. Nyle masih ingat dimana menyimpan bumbu masak dan gue masih menonton kartun di TV setiap pagi.
Tahun 2027 Nyle akhirnya mengandung anak. Di tahun itu pula bencana baru kembali hadir dan membuat para dokter harus kembali memutar otak mereka. Virus baru yang sama sekali tak bisa dikalahkan dengan alat canggih yang sudah ada membuat dokter kewalahan. Para dokter dan ilmuan berkumpul kembali untuk berperang. Kami di himbau untuk mematuhi peraturan mereka.
Waktu yang gue inginkan datang dan yang tidak gue inginkan juga datang.
•••
2039.
Nyle-01 membuat kemudi mobil terbang ini menjadi otomatis. Gue duduk ketakutan, "ini gak bahaya?" Tanya gue.
"Enggak," jawab Nyle-01. Dia pergi kebelakang mobil. "Kamu mau coklat panas?"
"Gak usah."
"Makan folo sepertinya berpengaruh, ya. Tapi tubuhmu jadi tidak sehat, Dit."
"Darimana lo tau gue makan folo?"
"Hal lumrah kok, itu, Dit. Bukan hanya kamu, Dr Tido juga suka makan itu kalau dia sedang bekerja seharian."
Memang benar, sih, folo hanya membuat gue kenyang, gak membuat gue sehat. Nyle-01 memberi gue semacam tablet vitamin. Awalnya gue menolak, tapi gue rasa tubuh gue ini sangat memerlukannya.
"Pertanyaan yang sama, Dr Tido itu siapa?" Gue bertanya sambil menaruh gelas di samping kiri.
" Dia yang mengawasi kamu, Dit. Dia juga yang menciptakan robot manusia. Aku adalah robot ciptaan pertamanya."
"Kalau lo di kasih nama 'Nyle-01' berarti ada berapa 'Nyle' yang dia buat?"
"Hanya satu."
"Sebentar, dia mengawasi gue? Maksudnya gimana? Apa lo dan Dr Tido dari organisasi LF!?"
"Bukan, Dit."
LF adalah organisasi yang banyak merugikan orang-orang. Banyak sekali yang dirugikan oleh organisasi tersebut. Mereka bilang untuk kebaikam manusia selamanya, nyatanya hal baik itu tidak selamanya baik untuk yang tidak menginginkannya.
Kami masih mengudara selama 30 menit. Mobil terbang ini tidak terlalu cepat dan tidak lambat pula. Desing suara mesin mobil ini tidak terlalu berisik, canggih sekali. Gue rasa Dr Tido botak menciptakan hal semacam ini.
"Berapa lama lagi kita sampai?" Tanya gue.
"Beberapa menit lagi."
Gue tidak banyak berekspetasi. Gue mengambil headset di kantong lalu memulai mendengarkan lagu-lagu lama.
Gue menyadari Nyle-01 menatap gue dari samping tapi gue mencoba menghiraukannya. Menyeramkan. Bayangkan saja orang yang sudah tiada ada disamping lo dan menatap lo.
Gue tertidur di ketinggian 34.000 kaki.
***
2039.
Nyle-01 mencoba mendarat di suatu tempat. Seperti padang rumput yang sangat luas. Tapi, sejak kapan Tangerang memiliki padang rumput seluas ini?
Semakin mobil terbang ini dekat dengan daratan, semakin terlihat sebuah hangar yang tidak diberi pencahayaan sama sekali, cahaya lampu mobil terbang ini yang memperjelas bentuk hangar itu.
"Apa kita sedang ada di bandara?" Tanya gue sambil memerhatikan hangar yang ada di depan pandangan gue.
"Bukan, ini hanya padang rumput biasa," jawab Nyle-01.
"Lalu hangar ini apa?"
"Disinilah kami berkumpul"
"Maksud—" sebelum gue bertanya lagi, dari atap hangar mengeluarkan sensor merah yang menuju ke mobil terbang ini. 'Selamat datang fcar!' Suara yang gue rasa berasal dari hangar menyambut kami datang. Perlahan pintu hangar bergeser membuka, cahaya putih yang sangat silau membuat gue memejamkan setengah mata.
"HAI NYLE! KAU LAMA SEKALI,"teriak seseorang dari dalam hangar.
"Maaf, Do, aku sangat berhati-hati untuk ini," Nyle membukakan pintu,'Ayo Dit, kita keluar,' pintanya.
Gue diam untuk beberapa detik, mencoba untuk berhati-hati karena orang didalam hangar belum terlihat jelas seperti apa. Gue tidak tau sama sekali apa yang ada dihadapan gue ini, apakah robot? Replika manusia lain? Mungkin saja alien? Gue mulai keluar mobil perlahan.
"Hai," panggil seseorang dari belakang mengagetkan gue. Dia seperti anak umur 17 tahun, rambut gundul, memakai apron serta sarung tangan las. "Maaf mengagetkanmu," lanjut dia.
"Oh, hai."
"Perkenalkan Dito, namaku Mi, ahli las disini," ucap anak ini, ternyata namanya Mie.
"Nama, lo, mie? Seperti mie instan?"
"Hahaha, anda memang lucu Dito! Aku Mi, di eja: M I," jelasnya.
"Oh maaf, gue kira mie. Lo tau nama gue dari mana?"
"Semua orang disini tau siapa anda, Dito."
Gue membalikan badan, mencoba menatap Nyle-01, "ada apa,Dit? Apa kamu kaget?" Tanya dia.
"Ya," jawab gue.
Gue sedang menelaah apa sebenarnya yang ada di dalam hangar. Lalu terlihat sosok dari dalam hangar mendekat. Tubuhnya tidak besar, mirip sekali dengan Mi, tubuh seorang remaja.
"Kau pasti, Dito? Oh iya, aku Do, salam kenal," kata orang itu, dia membuka sarung tangan dan mengajak bersalaman.
"Kalian ini kenapa bisa kenal sama gue? Apakah organisasi ini namanya DITO?"
Do dan Mi tertawa, mengabaikan pertanyaan gue. Mereka seperti seorang tukang, gue rasa itu benar.
"Ayo kita masuk, Dit," ajak nyle-01. "Untuk sementara, sistem layanan teknologi punyamu gak bisa dipakai disini," tambahnya.
Kami masuk ke dalam hangar. Nyle-01 didepan dan gue disampingnya. Gue melihat kebelakang, Mi sepertinya sedang mencoba memakai mobil yang telah kami pakai, entah apa yang akan dia lakukan.
Didalam hangar hanya ruangan kosong dengan lampu putih yang terang, bersih sekali. Dimana Dr Tido? Apakah Do itu Dr Tido? Gue tidak beryanya mengenai itu, sepertinya Dr Tido tidak berpenampilan seperti tukang bengkel.
Gue menelaah lagi untuk beberapa kali isi dari dalam hangar ini, kosong tidak ada apa-apa. "Hey, Nyle, apa gue harus percaya dengan lo sekarang? Ini hanya hangar bersih yang kosong, tidak ada apapun," tanya gue.
"Benar, Dr Tido suka sekali kebersihan."
"Apa hubungannya? Gue gak liat, tuh, orang yang bernama Dr Tido."
"Dia daritadi disini, Dit.'
Sebentar, dia daritadi disini katanya? Apa jangan-jangan benar, Do itu adalah Dr Tido? Atau apakah Nyle-01 itu Dr Tido? 'Dia daritadi dibelakangmu, Dit,' ucap Nyle.
"Apa?" Gue terpatung. Gue membalikan badan, lelaki paruh baya dan lebih pendek dari gue percis ada di belakang gue. Bukan Nyle-01 dan Do ternyata.
'Halo Dito, aku Rafael, salam kenal,' kata lelaki paruh baya itu.
'Rafael? Jadi anda bukan Dr Tido?'
"Sepertinya kamu kurang sekali bercanda beberapa tahun kebalakang, ya, Dit? Aku Dr Tido. Pemimpin kelompok disini."
"Dia memang suka sekali candaan, Dit. Hai Dr Tido, maaf aku datang terlalu lama," kata Nyle-01.
"Syukurlah kalian selamat sampai sini, aku pikir kalian mati karena dehidrasi."
Apa maksudnya orang ini, candaannya sungguh membuat gue emosi.
Dr Tido memegang tangan gue, telapak tangannya kasar sekali,'Nyle sangat mencintaimu, Dit. Aku adalah orang yang menemani istrimu sebelum dia wafat. Sebaiknya kita tidak mengobrol disini, aku sudah mempersiapkan sesuatu untuk kedatanganmu, Dit,' lalu Dr Tido mengeluarkan benda seperti pulpen, pintu lift tiba-tiba muncul dari bawah, percis didepan tempat kami berdiri.
"Sebelum aku ikut masuk dengan kalian, aku ingin bertanya," ucap gue kepada mereka berdua.
Nyle-01 dan Dr Tido mengentikan langkah untuk masuk, mereka menoleh kearah gue.
"Apakah semua yang ada disini selalu datang dengan cara yang mengejutkan?"
Dr Tido tertawa.
•••