"Tidak sayang, papa ingin yang terbaik untukmu. Menjamin kebahagiaan yang luar biasa bisa kamu rasakan seumur hidup, tapi kalau pada akhirnya apa yang papa lakukan salah, mana boleh papa egois. Pap sudah mencoba tapi tidak berhasil sepertinya, dan sekarang papa serahkan semua keputusan di tanganmu."
Cia menghambur kedalam pelukkan papanya, "terima kasih banyak, udah jadi papanya Cia. Selalu melihat segalanya, tidak egois." Tangis gadis itu pecah, pertama kalinya sejak masalahnya dengan Dhika.
"Sssttttt ..., jangan terima kasih. Sudah kewajiban papa. Sekarang ceritakan kenapa kamu sangat sakit hati."
"Cia ngerasa nggak di hargai, apa yang Cia maksud di salah artikan sama dia. Terus kalimatnya buat hati Cia sakit banget, dari sana Cia berpikir kalo hubungan kami nggak bisa bertahan jika prinsip saja sudah berbeda."