Hilman melihat Eva dan Laila bergantian. Mereka dirawat di ruangan yang sama. Hanya ada sekat korden yang menjadi penghalang. Tetapi Hilman membuka sekat itu, ingin memastikan keduanya baik-baik saja.
"Kenapa kalian jadi begini? Aku menjadi suami kayak nggak ada gunanya sama sekali, melihat kedua istriku terbaring lemah di rumah sakit ini." Hilman menutup matanya dengan kedua tangan.
Laila mulai bangun dari tidurnya, membuka mata dan melihat samar-samar, pria yang memunggunginya. Yang sedang berada di depan Eva yang juga berada di samping ranjang yang ia tempati.
"Mas, siapa yang di sana?" tanya Laila lirih. Setelah melihat lebih jelas. "Apakah mbak Eva, Mas?" Kembali ia memanggil suaminya dengan lirih.
Hilman mendengar suara Laila dan langsung mengalihkan pandangannya. Ia menoleh ke belakang dan melihat sang istri tersenyum lembut padanya. Meski dengan wajah yang pucat, kini lebih segar daripada yang tadi.