"Maaf tuan muda, kami sudah melakukan yang terbaik tapi---"
"TAPI APA!" Nafas Kenzo tercekat dia merasa sangat sesak, takut jika hal buruk terjadi pada istrinya.
"Kau tuli?" tanyanya serak, dia kesal, dia marah dan rasanya dia ingin mengamuk pada dokter itu.
"Nona Diva, dia tidak bisa kami selamatkan!" Cekalan tangan Kenzo mengendur.
Matanya berair, air mata itu menetes dengan cepat. Detak jantungnya berdegub lebih kencang, kepalanya menggeleng tanpa berkata apa-apa.
Kenzo langsung berlari menuju ruangan istrinya. "JANGAN DILEPAS!" bentaknya.
Dia menghalangi para suster melepas alat bantu yang terpasang di tubuh Diva. Kenzo memeluknya erat.
"Baby, bangun! nggak lucu tahu nggak. Kamu tega ninggalin aku? kamu udah janji buat sama-sama terus sama aku!" isaknya.
"BANGUN! KALAU KAMU NGGAK BANGUN AKU AKAN IKUT PERGI SAMA KAMU!" Kenzo berteriak, merasa hilang akal.
"Kenzo, jangan lakukan itu sayang. Kasihan istri kamu!" Emeli menarik tubuh putranya ke dalam pelukannya.