Télécharger l’application
4.23% Pernikahan Kontrak Tuan Muda / Chapter 17: Perhatian Kenzo

Chapitre 17: Perhatian Kenzo

Diva tersenyum lega, tidak hanya Diva namun semua yang turut membantu pemeriksaan itu tersenyum lega.

Hanya Diva dengan Dr. Famela saja, sedangkan Jessica tengah menangani korban kecelakaan.

"Kondisi pasien sudah stabil, Diva ini sudah jam pulang. Mungkin setelah beberes kau bisa segera pulang!" ucap Dr. Famela.

"Baik, dok. Terimakasih!" Dr. Famela sangat ramah dengannya, dia dokter Kepercayaan keluarga Alexander, Dr. Famela sendiri sudah lama mengabdi bekerja di rumah sakit ini.

Setelah keluar dari ruang opersi Diva segera membasuh tangannya membasuh wajahnya, merasa lelah operasi yang dilakukan kurang lebih dua jam.

Diva segera mengambil ponselnya, berharap ada notifikasi pesan dari suaminya namun nihil.

Bahkan pesannya saja belum juga dia balas. "Apa, tuan muda masih ada rapat ya?" gumamnya.

Diva kembali mengirim pesan pada Kenzo untuk memberi kabar jika dia sudah akan pulang, namun Kenzo tak juga membalasnya.

Diva memutuskan untuk menelponnya namun tetap saja Kenzo tak membalasnya. Akhirnya Diva memutuskan untuk menghubungi Moreo.

"Hallo!" ucap Diva setelah sambungan telpon terhubung.

"Apa tuan muda masih sibuk? aku sudah akan pulang. Sedari tadi aku menghubungi ponselnya namun tak juga dia balas, tolong katakan padanya!" ucap Diva lalu memutuskan sambungan telpon setelah Moreo mengiyakan.

Tak berapa lama ponsel Diva berdering, bukan dari Kenzo melainkan Moreo yang mengirimkan pesan kepadanya.

Moreo

Kenzo masih ada rapat, supir sudah jalan untuk menjemputmu!

Diva terdiam, setelah membaca pesan Moreo membuatnya sedikit lesu. Diva segera turun memutuskan untuk menunggu jemputan di luar.

"Diva kau sudah akan pulang?" Diva menoleh kala mendapati Jessica di sana.

"Iya, bagaimana kau sudah selesai?" tanyanya.

"Sepertinya hari ini aku akan lembur, untuk menjaga pasien. Karena tidak ada yang bisa bergantian sif denganku!" ucapnya.

"Semangat!" kekeh Jessica.

"Kau sudah dijemput?"

"Belum, supirku masih dalam perjalanan, aku akan menunggunya di luar. Lebih baik sekarang kau makan lebih dahulu!"

"Ya kau benar, perutku sangat lapar!" Jessica terkekeh pelan sebelum memutuskan untuk segera pergi dari sana.

"Aku pergi dulu, kau hati-hati di jalan!" ucapnya.

****

"Baiklah rapat telah selesai! terimakasih untuk kerja sama kalian, semoga proyek baru ini berjalan dengan lancar!" Mereka semua mengangguk, setelah Kenzo pergi mereka mulai membubarkan diri.

Kenzo kembali ke ruangannya menyandarkan tubuhnya pada kursi kebesarannya, sembari melihat ponselnya yang terdapat banyak pesan dari istrinya.

Mu wife♡

Knp? kmu marah

Kok blsnya singkat

Aku udah pulang, kamu udah?

Aku tunggu

3 panggilan tak terjawab

Mau dimasakin apa mkn mlm nanti?

Makanan kesukaan kmu aja ya,

Cabjai sama ayam goreng

Aku tunggu di rumah

See you my husband♡

Kenzo tersenyum singkat setelah membaca banyak pesan dari istrinya, membuatnya ingin segera pulang.

****

Diva baru saja sampai di rumah, dia segera mencuci tangan. Sempat berdebat dengan pikirannya untuk mandi terlebih dahulu atau masak terlebih dahulu.

"Mandi dulu kali ya terus baru masak, tapi nanti bau lagi. Tapi kalau aku kalau aku masak Tuan muda udah pulang gimana?"

"Dia kan hobi banget ngendus-ngendus kalau bau aku kecut terus dia ilfil gimana ya!" Diva berdecak pelan.

"Masak dulu aja deh, kayaknya tuan muda pulang masih lama."

Mulailah Diva berkutat dengan dapur, meskipun dia lelah setelah melakukan operasi tadi, namun Diva tetap tak melupakan kewajibannya sebagai seorang istri. Hanya tinggal memasak saja.

Sedangkan untuk membersihkan rumah, sudah ada pembantu yang Kenzo kerjakan setelah selesai pembantu itu akan pulang.

Diva mengusap peluh di pelipisnya masakannya telah siap, dia segera menatanya di meja makan, membersihkan dapur lalu masuk ke dalam kamar untuk segera mandi.

Ritual mandi yang Diva lakukan tak sampai setengah jam. Keluar dengan baju tidur lengan pendek, Diva duduk di meja rias, mulai mengenakan krim untuk wajahnya.

Mempercantik diri, mulai menyemprotkan parfum pada tubuhnya setelah melihat dari pantulan cermin jika penampilannya telah perfect.

Diva turun untuk menunggu suaminya di bawah, dan telat di injakan tangga Diva mendengar suara mobil Kenzo pulang.

Membuat senyum di bibirnya mengembang, akhirnya orang yang ditunggu-tunggu datang juga.

Diva mempercepat jalannya membukakan pintu untuk suaminya.

Ceklek!

Hak pertama yang dia lihat adalah wajah lelah suaminya, Diva tersenyum manis mengambil tas Kenzo membiarkan suaminya masuk.

"Capek?" tanyanya lembut.

Kenzo mengangguk menjatuhkan kepalanya pada bahu istrinya. Kebiasaannya yang suka mengendus aroma tubuh Diva yang memabukkan.

"Wangi banget sih, yang." Diva hanya tersenyum mengusap kepala Kenzo pelan sembari melepaskan jas yang tengah Kenzo kenakan.

"Mau makan dulu atau mandi dulu?"

"Mandi."

"Yaudah ayo kamu mandi dulu, aku udah siapin air hangat buat kamu." Kenzo kembali menempel.

"Mau sama kamu, ayo!" Diva terdiam entah kenapa jantungnya berdegub lebih kencang.

"Kamu mandi sendiri aja ya!" Kenzo menahan senyum mendengarnya.

Menatap lekat wajah Diva yang tengah bersemu lantaran gugup, membuatnya terlihat sangat menggemaskan.

"Emang aku bilang mau kamu mandiin?" Godanya, sembari menaik turunkan kedua aslisnya.

"E-enggak, udah ah kamu buruan mandi!!" ucap Diva malu sendiri, dia yang salah tangkap atau Kenzo yang sengaja mengerjainya.

Sampai kamar Diva membantu Kenzo melepaskan kemejanya, sedangkan si empunya tersenyum senang sembari mengamati wajah cantik istrinya.

"Cantik banget sih! jadi pingin cium." Diva memukul dada Kenzo kesal, tak hentinya Kenzo menggoda dirinya.

Membuat Diva senang plus malu secara bersamaan. "Udah ah kamu mandi dulu sana, kamu bau!"

"Mana ada aku bau, nggak mandi satu Minggu pun amu tetap wangi!" ucapnya percaya diri.

"Dih, jorok!" Diva mendorong tubuh Kenzo untuk segera masuk ke dalam kamar mandi. Dia mulai mengambilkan baju ganti untuk Kenzo meletakkannya pada ranjang lalu memilih untuk turun.

Diva menunggu di meja makan, hari ini dia cukup lelah, sembari menunggu Kenzo Diva menumpukan kepalanya pada meja sembari memejamkan matanya.

Untuk istirahat sebentar namun nyatanya gadis cantik itu malah ketiduran, membuat Kenzo yang baru saja turun mengernyit bingung. "Sayang!" panggilnya pelan.

Namun Diva hanya diam membuat Kenzo tahu jika gadis cantik itu ketiduran. Kenzo mengusap sayang kepala istrinya, ini yang tidak dia suka saat Diva berkerja.

Pastinya dia akan kecapekan belum lagi untuk memasak di rumah, memang ada asisten rumah tangga yang setiap hari ke rumahnya.

Namun Diva mengatakan jika untuk urusan dapur biar dia yang mengerjakannya, tangan Kenzo yang dingin mengusap pelan wajah istrinya membuat Diva menggekiat.

"Emh!"

"Sayang bangun! kita makan dulu baru kita tidur!" Mendengar ucapan Kenzo membuat Diva terbangun.

"Astaga, aku ketiduran?" ucapnya.

"Ayo makan, setelah itu kita tidur."

Jika Diva yang biasanya mengambilkan makan maka kali ini ganti Kenzo yang mengambilkan makan untuknya.

"Jangan terlalu cape, aku nggak mau kamu sakit. Sini aku suapin!" Kenzo mendekatkan kursinya pada kursi Diva lalu menyuapi gadis yang matanya setengah terpejam.

"Kamu nggak makan?" tanya Diva lirih.

"Iya, makan kamu nanti di kamar!"

....

Apa maksudnya tuan muda? haha.


next chapter
Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C17
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous