Télécharger l’application
3.74% PERFECT PAIN / Chapter 13: Chapter 13

Chapitre 13: Chapter 13

Gadis itu sungguh siap dengan apa yang akan terjadi di malam ini, ia melemparkan senyum yang indah sambil menatap lelaki itu. Ketika Dirgan memajukan wajahnya sedikit, tiba – tiba gadis itu memundurkan dirinya dan melepaskan tangannya yang melingkar di leher lelaki itu.

'Aduh ngapain si, mana bisa aku siap sedangkan aku aja gak tahu hati aku gimana. Jangan bodoh deh Alysaaaa.' Batin gadis itu.

Dirgan kebingungan melihat Alysa memukul kecil jidatnya, seperti sedang memarahi dirinya sendiri.

"Kenapa Sa?"

"Ah gapapa kak, aku laper cari makan yu."

Gadis itu langsung turun kebawah dan pergi keluar mencari makanan, Dirgan yang mengikuti Alysa dengan motor dari belakang tertawa kecil melihat gadis itu yang ternyata sedang salah tingkah.

"Yakin lo mau jalan?"

Gadis itu tidak berani melihat Dirgan dan langsung naik di motornya. Gadis itu tidak mengeluarkan kata apapun, bahkan memegang pinggang dirgan saja tidak. Sepanjang jalan ia hanya menundukan kepalanya.

"Lo mau makan apa?" Tanya Dirgan.

"Bebas Kak."

Lelaki itu membawa Alysa untuk membeli nasi goreng karena jam setengah 12 malam biasanya abang – abang nasi goreng masih setia berjualan.

"Turun."

Gadis itu turun dan langsung memesan dua nasi goreng, tapi ditempat itu juga ternyata ada Karin yang sedang menunggu jemputan.

"Sa, lo ko sama Dirgan? Abis dari mana?" Tanya Karin.

Alysa kini teringat bahwa sahabatnya beberapa menit yang lalu menghubungi Dirgan, mungkin ingin meminta lelaki itu menjemputnya namun Dirgan tidak menjawab teleponnya. Kini Alysa kebingungan untuk menjawab Karin, Dirgan mencoba menjawab pertanyaan dari sahabatnya itu namun dipotong oleh Alysa.

"Gue tadi lagi jalan buat cari makan, terus kak Dirgan kebetulan banget lewat Rin, jadinya gue nebeng aja lumayan kan irit tenaga. Iya kan ka?" Jawab gadis itu sambil menampilkan senyumnya dan berusaha memberi isyarat kepada Dirgan agar lelaki itu menjawab iya.

"Emangnya motor lo kemana?"

"otor gue lagi di bengkel, gue service dulu soalnya udah gak enak aja bawanya." Jawab Alysa dengan nada sedikit gugup.

Alysa sendiri menanyakan mengapa Karin tidak membawa mobilnya dan menunggu untuk waktu yang cukup lama. Rupanya sahabatnya itu sedang menunggu Miko untuk menjemputnya karena mobil dipinjam oleh dia.

Alysa menawarkan Karin untuk pulang diantar dirgan saja, biar Karin tidak terlalu curiga dengan mereka berdua. Dirgan yang mendengar tawaran itu sedikit heran mengapa dirinya harus mengantar Karin dan membiarkan Alysa sendirian disini.

"Terus lo gimana?" Tanya Karin.

"Gue gampang Rin, rumah gue deket. Mending kak Dirgan nganterin lo aja, kan rumah lo jauh. Gapapa kan kak?" Tanya Alysa kepada Dirgan.

Lelaki itu meng-iyakan permintaan Alysa, ia langsung pergi mengantar Karin pulang dan sekarang Alysa berjalan menuju rumahnya.

Ketika gadis itu berjalan menuju rumahnya ada klakson mobil yang diberikan kepada dirinya. Ternyata itu adalah Miko, kakak dari sahabtnya.

"Lo liat Karin gak?" Tanya Miko.

"Karin udah pulang kak, tadi dianter Dirgan temen sekolahnya." Jawab Alysa.

Miko menawarkan Alysa untuk mengantar gadis itu sampai rumah dan Alysa pun menyetujuinya.

Didalam mobil itu alysa melihat ada gelang yang berinisialkan R, ia mencoba melihatnya dan lelaki itu mengambilnya langsung.

"Itu punya Karin ya kak?"

Lelaki itu tidak menjawab dan fokus menyetir mobilnya.

"Soalnya kemarin Karin bikin story instagram terus kayak lagi jatuh cinta, itu kayanya inisialnya deh."

Miko langsung meng-iyakan yang Alysa ucapkan bahwa gelang itu benar milik Karin, walaupun sebenarnya itu gelang milik dirinya.

Mereka pun sampai dirumahnya. Gadis itu berterimakasih kepada miko karena telah mengantarnya sampai rumah. Lelaki itu pun langsung pergi kemudian alysa masuk ke rumahnya dan mulai memakan nasi goreng itu di sofa, sayangnya satu lagi nasi goreng mungkin terbuang karena itu adalah pesanan Dirgan.

Selesai memakan nasi goreng miliknya ia langsung menyimpan nasi goreng milik Dirgan diatas meja dan gadis itu pun pergi untuk tidur.

Pagi hari mama Alena membangunkan Alysa agar segera bersiap siap pergi ke sekolah dan segera turun untuk sarapan. Selesai bersiap, gadis itu pun turun ke meja makan dan mulai memakan yang sudah ibunya siapkan.

"Nasi goreng yang ada di meja itu punya siapa?" Tanya mama Alena.

"Punya Dirgan."

"Terus kenapa gak di makan?" Tanya Mama Alena lagi

Alysa memberitahu bahwa dirgan mengantar Karin pulang jadinya ia tidak sempat untuk memakan nasi goreng itu. Alysa berpamitan pergi ke sekolah. ini adalah hari terakhir ujiannya dan setelah ini SMA akan mengadakan liburan bersama setiap tahun. Gadis itu sangat bersemangat dan mengerjakan ujian dengan tenang.

Selesai ujian Alysa dan Karin tinggal dulu dikelas sebentar dan berbincang – bincang.

"Rin, gue mau nanya sama lo."

"Nanya apa?"

"Lo lagi naksir seseorang ya." Goda Alysa.

"Ko lo tahu?" Jawab Karin yang menunjukan wajah salah tingkah nya.

"Inisial yang lo suka R?"

Tanpa menjawab pertanyaan Alysa, Karin pergi meninggalkan Alysa menimbulkan tanda tanya dalam benaknya. Alysa pun menyusul Karin namun Karin sudah pulang terlebih dulu.

Alysa bertemu dengan Raka di parkiran sekolah. Raka mengajak alysa lagi untuk bertemu karena ada sesuatu yang ingin lelaki itu bicarakan. Gadis itu meng-iyakan ajakan Raka, namun tiba – tiba dirgan datang lalu membawa Raka dan Alysa ke ruang aula.

"Sa, berapa yang udah masuk ke rekening lo?" Tanya Dirgan.

"Sekitar 50 juta kak."

"Oke, rencananya kapan kita bakal sumbangin uang itu? Dan mau dibagi ke berapa panti asuhan?" Tanya Raka.

"Kalau kita beliin aja kayak kebutuhan dapur gimana? Jadi di sama ratain berapa banyak yang dibelii. Kalau misalkan pake uang menurut aku jangan dulu, terkecuali kalo nominalnya besar. Gimana?" Tanya Alysa.

"Kita obrolin lagi ini di grup chat aja, biar semua orang pada tahu." Jawab dirgan.

Raka dan Alysa pergi lebih dulu dan meninggalkan Dirgan yang masih di ruang aula. Raka menanyakan kembali apakah gadis itu bisa bertemu dengannya mala mini atau tidak. Alysa yang tadi menyetujui sekarang berubah pikirannya.

"Kita ngobrol setelah selesai pembagian donasi aja ya kak."

Alysa pergi menggunakan motornya dan meninggalkan Raka diparkiran, kali ini ia ingin cepat sampai rumahnya kemudian tidur setelah hari ujian yang ia lewati. Di depan pintu rumah Alysa ada box tanpa tanda pengirim. Gadis itu bertanya kepada penjaga rumah namun ia juga tidak mengetahui asal – usul box itu karena tidak ada yang masuk lewat gerbang depan.

Di dalam box itu berisi foto Alysa yang dipenuhi dengan coretan pulpen bewarna merah. Padahal selama ini ia tidak memiliki musuh dan tidak pernah bermasalah dengan siapapun, keseharian ia saja hanya dihabiskan dengan belajar tapi bisa – bisanya masih ada orang yang iseng kepada Alysa. Ia menghiraukan box itu lalu membuangnya.

Grup Whatsapp Osis

Raka :

Jadi gimana semuanya, setuju gak sama saran Alysa?

All member :

Setuju.

Dirgan Aliandra :

Besok aja kita belanjain gimana? Mumpung masih belum ada pengumuman liburan bareng sama sekolah.

Alysa :

Oke.

Dirgan Aliandra :

Besok kumpul di sekolah jam 9 pagi, yang bisa bawa mobil dan punya bawa oke.

Setelah berdiskusi dengan anggota osis di grup, Alysa merebahkan dirinya di tempat tidur dan mulai mendengarkan musik barat. Alysa sanghat menyukai musik barat karena baginya lebih enak didengar di telinganya dan artinya pun selalu saja menyentuh hatinya.

Gadis itu tertidur dan mama Alena masuk, melihat putrinya tidur dengan asal, Mama - nya pun membenarkan tidur Alysa dan memberikan selimut agar putrinya tidak kedinginan.

"Maafin mama, akhir ini sibuk. Mama lagi berusaha nyari kebahagiaan kita yang dulu hilang." Bisiknya lalu mencium kening gadis itu.


next chapter
Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C13
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous