Diam-diam Febi menatap Ian yang duduk di sebelahnya sedang menyetir. Pria itu selalu mengenakan kemeja dengan rapi tanpa ada satu benang pun yang keluar. Bajunya selalu dimasukkan ke dalam celananya. Hanya, rambut depannya selalu tergerai jatuh ke samping depan hampir menutupi mata sebelah kirinya. Tapi kenapa sepertinya pria berpundak lebar ini tidak seangker dulu? Sepertinya matanya tidak lagi menembakkan tatapan dingin seperti ingin menelan orang lain. Sepertinya Febi sempat melihatnya pernah tersenyum dan wajahnya mulai berekspresi, tidak sedatar dulu lagi. Apakah ada perubahan dalam diri Ian? Ataukah cara pandang Febi terhadap Ian yang berubah?
“Ada yang aneh?” Tiba-tiba Ian bersuara membuat lamunan Febi buyar.
“Hh?” tanya gadis itu.
“Dari tadi ngeliatin aku terus,” lanjutnya membuat Febi segera membalikkan wajahnya membelakangi Ian dengan gerakan yang canggung.
“Feb,” panggilnya, “kamu bilang aku psikopat kan?”