"Wahhh … sekarang mulai akrab ya padahal dulu tak saling sapa, bahkan aku selalu support padamu. Meskipun akhirnya bisa selalu bersama dalam jenjang pernikahan," lantas, dalam pikiranku hanya bisa terdiam tanpa adanya reaksi apapun. Pada saat itu, masih keadaan mendesak. berbagai hal sering kali salah paham. Apalagi urusan yang cukup membuat kalian cepat merinding, berbagai macam bicara tak perlu di dengar. Supaya tidak terkena mental.
Itulah mengapa aku sering kali mendengar suara yang memang orang paling terdekat denganku? Meskipun terlalu memaksa, tapi aku percaya bahwa apa yang kudengarkan itu adalah real suara dari sahabatku? Walaupun berlebihan gara-gara terlalu memikirkan sahabatnya, padahal aku lakukan hanyalah demi sesuatu yang belum tercapai. Hingga akhirnya, ada panggilan dari salah satu para Direktur Perusahaan ternama dari daerah Kota Bogor.
"Aduh ,... kenapa sekarang malah deg-degan ya? Padahal sebelumnya, biasa-biasa saja."