Chapitre 128: 62. Heartbeat

Kota tua nampaknya tidak banyak berubah, masih sama sejak terakhir kali Mia datang kesini. Masih banyak penjual makanan serta barang unik di pelataran, ditengah-tengah bangunan tua bergaya kuno khas jaman Belanda, ada juga museum Fatahillah, yang memiliki luas tanah seribu tiga ratus meter persegi itu.

Mia dan Varell bergandengan tangan menjelahi setiap sudut kota tua yang ramai pengunjung meskipun hujan rintik-rintik mulai turun kini.

Varell segera menarik Mia dan membawanya untuk beteduh ketika hujan tiba-tiba saja menjadi deras.

"Basah semua.." Ucap Varell tertawa pelan, ia merapihkan rambut Mia yang menjadi basah dan menyeka air hujan yang membasahi wajah Mia.

"Dingin tidak?" Tanya Varell, Mia menggeleng dan tersenyum. "Hujan sama sekali tidak terasa dingin setelah aku melewati banyak malam bersalju."