Hari itu adalah hari dimana kami (Aku, Nagato, dan Konan) bertemu dengan anak yang bernama Naruto. Dia adalah Ninja dari Desa Konoha sekaligus Murid guru Kami juga, Jiraiya. Bisa di anggap dia adalah Juniorku.
Sebenarnya, kami bertemu dengannya untuk mengambil makhluk yang ada di dalam dirinya, yaitu Kyubi, salah satu dari makhluk berekor.
Kami bertiga pun melakukan invasi di desa Konoha hanya untuk menangkap anak ini. Pada awalnya, Nagato dengan ke enam Pain yang dia kendalikan berhasil menghancurkan Konoha menggunakan Shinra Tensei.
Namun pada saat itu juga, anak ini, Naruto muncul dan menghabisi ke enam Pain dan berhasil melacak keberadaan Nagato menggunakan Sage Mode yang dia pelajari dari gunung Myoboku.
Setelah mengalahkan Ke enam Pain, Anak ini (Naruto) datang menemui kami bertiga. Hampir saja aku akan membunuh anak ini (Naruto) namun tindakanku di hentikan Nagato.
Selama beberapa saat Nagato berdebat dengan Naruto tentang apa tujuan Nagato. Pada awalnya kami tidak mendengarkan apa yang dikatakan Naruto karena menurut kami itu hanya membuang-buang waktu saja, namun entah kenapa dia berhasil menyadarkanku, Nagato, dan Konan.
Naruto, anak yang penuh tekad dan tak akan pernah menarik kata-katanya kembali. Sungguh anak ini adalah cahaya harapan baru bagi impian kami bertiga.
Jiraiya-Sensei pernah mengatakan pada kami tentang salah satu muridnya pasti akan ada yang dapat mengubah dunia.
Pada awalnya aku percaya jika anak itu adalah Kami berempat (Aku, Yahiko, Nagato, dan Konan) namun aku salah. setelah bertemu dengan Naruto dan berbicara dengannya, aku yakin siapa orang yang di maksud Jiraiya-Sensei.
Naruto, aku yakin anak ini adalah anak yang diramalkan yang pernah Jiraiya-Sensei sebut dulu.
Setelah Naruto berhasil membuat kami sadar akan tujuan kami, Nagato pun menggunakan jutsu terlarang Gedo Rinne Tensei No Jutsu untuk menghidupkan semua korban yang telah Pain bunuh di konoha dengan taruhan nyawa Nagato sendiri.
Awalnya, Aku dan Konan ingin membantahnya karena kami berdua tidak ingin kehilangan orang yang kami sayangi lagi. Namun, Nagato tetap bersikeras untuk melakukannya untuk menebus dosa dan apa yang telah dilakukannya.
Sebelum kematiannya, Nagato mengatakan pada Naruto, jika dia ingin menyerahkan mimpinya itu. Nagato yakin jika Naruto bisa mewujudkan impian kami, yaitu perdamaian sejati tanpa ada yang namanya perang.
Mukade: "Naruto yo..."
Naruto: "Iya?..."
Mukade: "Karena Nagato mengatakan jika dia percaya padamu kalau kau bisa mewujudkan impian kita, maka aku juga melakukan hal yang sama seperti dirinya."
Naruto hanya diam mendengar apa yang ku katakan.
Mukade: "Aku percaya padamu, kau dapat mewujudkan impian kami. Buatlah dunia ini tanpa adanya perang. Dan juga jadilah seperti Kelabang yang tidak kenal yang namanya mundur dalam melakukan sesuatu. Teruslah maju apapun yang terjadi. Buatlah perdamaian di dunia ini tanpa adanya perang"
Naruto menundukkan wajahnya dan hanya diam sementara. Lalu dia menoleh ke arahku dan mengatakan sesuatu.
Naruto: "Hmm. Aku akan melakukannya. Dan aku tidak akan pernah menarik kembali kata-kataku karena itu adalah jalan Ninjaku!"
aku tersenyum dengan apa yang di ucapkan Naruto begitu juga Konan.
Konan pun mendekat ke arah Naruto, lalu dia memberi bunga kertas yang dia buat dari jutsunya lalu menyerahkannya kepada Naruto dan mengatakan jika Naruto adalah harapan terakhir bagi kami.
Setelah itupun kami berdua memutuskan pergi ke desa Ame sambil membawa mayat Yahiko dan Nagato.
Jujur saja aku sangatlah sedih dengan kematian mereka berdua. Bagiku, mereka berdua adalah orang yang telah berjasa kepadaku sekaligus sebagai saudaraku.
Skip Setelah Samapi Di Desa Ame
Aku dan Konan meletakkan kedua jasad teman yang sudah kita anggap saudara kami itu di suatu tempat. Konan hanya bisa menangis di pelukanku karena dia sudah kehilangan orang dia sayangi lagi.
Well, Konan memelukku tanpa malu karena kami memiliki hubungan sejak kami masih muda dulu. Bisa dibilang aku adalah Pacarnya. Aku hanya bisa mengelus kepalanya untuk menenangkan dirinya.
Tiba-tiba, pada saat itu juga, sosok yang selama ini mengaku Uchiha Madara muncul di belakang kami.
Pria Bertopeng: "Dimana kalian menyimpan Mayat Nagato?"
Ucap pria yang mengaku Madara itu dengan nada dinginnya.
Bajingan Ini!!!
Aku bersumpah akan mencincangnya!!!
Mukade: "HUH!!!! SUARAMU TERLALU KECIL!! COBA KATAKAN SEKALI LAGI, BRENGSEK!!"
Pria Bertopeng: "Souka....."
Mukade: "Lebih baik kita cari tempat yang lebih luas!"
Ucapku dengan sinis memandang Pria di depanku ini.
Akupun melakukan Shunsin ke tempat yang lebih luas. Konan berubah menjadi kupu-kupu kertas. Lalu pria itu menghilang dengan kekuatan anehnya.
Skip Setelah Pertarungan Kami Bertiga
( A/N : Disini gua nggak tampilin adegan pertarungan mereka bertiga karena gua bakal tulis di Chapter yang akan datang nanti )
Kondisiku setelah pertarungan bisa dikatakan sangat buruk. Hanya tinggal menunggu kematian tiba. Mau disembuhkan menggunakan tenaga medis apapun lukaku sudah tidak akan bisa disembuhkanku.
Konan juga sudah Mati di tangan pria busuk itu dengan cara mencekiknya. Well, aku sebentar lagi juga akan menyusulnya.
Namun, sebelum aku mati, aku masih memaksakan diriku untuk mengambil jasad konan dan menggendongnya menuju ke tempat mayat Nagato dan Yahiko berada.
Aku berjalan sempoyongan sambil menggendong mayat Konan. Darah di seluruh tubuhku terus bercucuran. Aku mengalami 15 tusukan di seluruh tubuhku. 7 di antaranya berada di jantungku dan sisanya di perut dan di kaki.
Bisa dikatakan, Pria bertopeng itu memiliki luka parah diseluruh tubuhnya.
Luka dari ledakan Konan dan Jutsu rahasia Clanku mampu membuatnya terluka parah saja. Tidak sampai membunuhnya.
Sebelum dia pergi, aku menyadari sesuatu dari Pria itu.
Mata pria itu... Sharinggan berbentuk anehnya itu....
Mangekyo Sharinggan miliknya memiliki bentuk yang sama seperti Mangekyo Sharinggan milik Hatake Kakashi Si Ninja Peniru dari Konoha.
Apa jangan-jangan dia...
Ah sudahlah. Aku juga tidak peduli dia siapa dan apa kaitannya dengan Hatake Kakashi itu.
Sesampainya di tempat Nagato dan Yahiko, aku meletakkan jasad Konan di samping mereka.
Aku tersenyum melihat ketiga mayat teman serta saudaraku itu karena mereka terlihat seperti beban mereka telah lepas dari diri mereka dan mati dengan tenang.
Aku juga memutuskan untuk berbaring di samping kanan Konan karen waktuku juga hampir habis.
Ahhhh.... Apakah ini yang namanya kematian?
Rasanya sangat Damai dan tenang, seakan semua beban dan tujuanku sudah tercapai dan lepas dariku.
Mukade: "Hahahaha, andai saja waktu bisa di putar kembali, aku sangat ingin sekali kembali ke masa lalu dan hidup seperti yang kami berempat lakukan dulu."
Aku meneteskan Air mata setelah sekian lama aku tidak meneteskan air mataku.
Aku meangis?
Ahh, betul juga. Perasaan ini...
Perasan ini adalah perasaan yang sudah hilang sejak dulu.
Sebelum nafas terakhirku, aku memeluk tubuh Konan yang berada di sampingku sambil tersenyun cerah yang terukir di wajahku.
Mukade: "Andai... Saja... Aku... Bisa hidup... Lebih... Lama lagi bersamamu, Yahiko, dan Nagato... Mungkin aku akan menikahimu... Konan!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dan dimulailah cerita masa lalu tentang seorang pemuda dari clan yang disebut-sebut sebagai Akuma karena mereka selalu memakai topeng berbentuk wajah yang menyeramkan dimulai.
Takdir dan jalan apa yang ditempuhnya bersama ketiga teman seperjuangannya yang bernama Yahiko, Konan dan Nagato di desa Amegakure?!