Hatinya hancur berkeping-keping. Bagaikan kaca yang sangat rapuh lalu dilemparkan begitu saja oleh si pemiliknya, begitupun gambaran hati gadis bersurai silver tersebut.
Manik matanya tak lagi berkilauan penuh air mata. Karena sejatinya, cairan bening tersebut sudah luruh begitu saja. Jatuh, membasahi pipinya bagai air terjun di musim hujan.
Isakannya memang tak terdengar. Itu berkat hati kuatnya yang menahan. Hanya lelehan lava bening yang terus turun membasahi gumpalan daging di bawah mata.
Kekecewaan pada indra penglihatannya tersebut, nampak jelas saat dipandang melalui mata telanjang. Dia hancur, rapuh, dan remuk. Semuanya menjadi satu dan berakhir rusak.
"Ayah mencintai Jessly?" Tanya Rosea, mempertegas rasa sakit di hatinya.
Beginilah seorang perempuan. Di saat dia sudah tahu bahwa dirinya tersakiti, bukannya berhenti dia justru semakin memperdalam rasa sakit tersebut.