“akan ku pastikan Alex akan menjadi milik ku lagi, kamu tidak berhak atasnya. dia hanya kakak mu, kita lihat saja nanti siapa yang akan menangis histeris. akan gue rebut posisi lo di hati Alex. akan gue pastiin tidak Ada lagi nama lo di sana, pasti!”
Dari arah ujung lapangan tempat anak cheers berkumpul, Karin memandang sinis ke arah Alexsa. sebuah senyum sinis pun bertengger manis di bibir merahnya. Dia tidak menyangka semua akan seperti ini. Kehadiran Alexsa benar-benar mengubah semuanya, bahkan sekarang dia tidak punya kesempatan untuk mendekati Alex lagi seperti dulu.
" awas aja lo Alexsa"
***
Semua pasang mata yang berada di gedung itu, menatap cemas di detik detik terakhir pertandingan. waktu hanya tersisa satu menit lagi.
Tapi Alex masih kewalahan mengiring bola bersama Tim nya untuk menembus pertahanan lawan. SMA Laksana yang memang sangat terkenal dengan pertahanannya yang tak mudah di tembus, kini menjadi masalah besar untuk IHS. Alex berkali-kali mendengus jengkel tapi bagaimana pun caranya mereka harus jadi pemenangnya.
IS IS IS
SMA LAKSANA . LAKSANA PASTI MENANG
IS is the besh.
Semua pendukung dari kedua belah pihak masih terus menyemangati timnya masing masing. Semua semakin terasa mencekam saja, semua ditentukan sekarang dan tentu saja Al tidak ingin semuanya sia-sia. Dia harus menghenikan Alex mencetak skore lagi, apalagi dengan Perbedaan angka yang sangat tipis dari kedua belah tim. sungguh sangat membuatnya harus berhati hati.
Bola masih di giring oleh Alex, tim lawan mulai menghadangnya. dengan menggunakan two man. akhirnya Alex mengoporkan bolanya.
"Xarly" seru Alex, saat melihat Xarly yang berada di titik yang sangat bagus. Dengan cepat dia melemparkan bolannya kearah Xarlly, beruntung lelaki itu dapat menangkapnya kalau tidak dia pasti akan memaki Xarlly habis-habisan.
Setelah bola di tangkap oleh Xarly, Xarlly langsung mengambil ancang-ancang menembak. Tim lawan yang melihat itu dengan gesit langsung menghentikan Xarlly, tapi sayangnya bola orange itu sudahh lebih dulu melayang diudara, Xarlly menatap Was-was. Di bawah Ring sudahh ada Daniel yang bersiap-siap mengambil alih kalau-kalau lemparannya gagal.
"Leo" teriak Al, saat melihat bola itu hampir menyentuh ring.
Leo bersiap melompat. dannnnn...
Prittttt.
Yaaaa
Teriakan membahana penonton serta bunyi peluit dan suara MC yang memenuhi lapangan membuat mereka langsung terdiam bak patung_
Yaaa, dengan score terakhir di menit-menit terakhir pertandingan ini di menangkan oleh IHS. dengan score.. 20:18
Teriakan para penonton mulai bergema lagi, ikut bersorak ria menyambut kemenangan Tim IHS.
“kita kalah” Al bergumam ttak percaya, jadi pertahanan terbaik mereka dapat diteus oleh tim lawan. Jadi mereka kalah, Tim SMA Laksana berjalan tegap menuju tengah lapangan, ini tradisi terahir sebelum mereka bisa berteriak lantang merutuki kekalahan mereka. Setelah memberi salam kepada Tim IHS, Al masih saja sempat menatap Tajam Alex yang jelas tersenyum mengejek kearahnya.
Lihat saja, dia pasti akan menang di pertandingan selanjutnya nanti.
***
Alexsa berteriak senang, meihat tim saudaranya menang, sekolah mereka menang. Dengan wajah berbinar bahagia Alexsa berlari ketengah lapangan dimana Alex suudah tersenyum lebar kearahnya, walaupun lelaki itu masih sedang merayakan kemenangannya bersama Timnya. Bahkan dia bisa melihat Pak Romi yang tersenyum lebar ditengah-tengah anggota Tm basket disana.
Dia benar-benar sudah tidak sabar mengucapkan selamat pada saudaranya dan juga Tim basket sekolahnya, rasanya sangan menyenangkan melihatnya menang bersama tim nya. Sampai netra hitamnya menatap tak percaya keberadaan Bella diantara tim basket, dan yang lebih mengejutkannya gadis itu sudah berhambur ke dalam peluan Reno.
pemandangan yang sangat menyenangkan sekaligus mencurigakan.
Serius? apa mereka sudah jadian.
“Auuu” Alexsa memekik pelan, siall!. Dia terlalu fokus menatap Bella sampai tidak memperhatikan jalan.
siapa ini sih!
"lo gak apa kan. " subuah suara yang jjelas tida kenall lexsa mengalun indah di telinganya. Mendongak pelan, Lexsa kembali melotot tak percaya melihat siapa yang dia tabrak
Kapten tim basket musuh kakak gue_
" eh maaf. " Alexsa langsung menjauh dari Al, saat menyadari posisi kami yang terlalu dekat ini. Lelaki itu mmasih saja berdiri didepannya tampa niat sedikitpun menjaga jarak darinya.
" kamu gak apa kan, seharusnya aku yang minta maaf. aku minta maaf. " Alexsa tersenyum manis mendengar suara Bas yang terdengar begitu manly, sangat berbeda dengan suara menyebalkan saudaranya tersayang. Walaupun dia akui, Alex lebih tampan dari pada Al.
“eh” Alexsa emballi dibuat terkejut dengan tangan Al yang sudah berada di atas bahunya sambil menatapnya khawatir sekaligus heran.
sial!!.. gue melamun
"a ii ya, gak apa" aa sialan kenapa gue jadi gagap gini.
"oya nama gue. Alcio corner. panggil aja Al. " ucap Al sambil mengangkat tangannya sejajar dada, Alexsa menyambut cepat tangan itu saat sadar dia harus cepat bertemu saudaranya. Atau Alex akan merajuk padanya, dan jujur itu sangat menjengelkan.
" oo iya, nama gue Alexsa Willson. panggil saja Alexsa." Al exsa melepas cepat tautan tangan mereka, emudian melempar senyum tidak enak kepada Al. Sebelum akhirnya dia memutuskan untuk pergi
" Ah iya, gue kesana dulu ya.. " pamitnya cepat, apalagi saat sadar ernyata Alex sedang menatapnya tajam. Dengan cepat Alexsa berlari kearah Alex tidak peduli dengan AL yang sepertinya ingin mengataan sesuatu padanya.
Tapi tunggu_
Alexsa mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya mencari dua sahabatnya yang sedari tadi berdiri dibelakangnya, Feby dan Monika. Bukankah kedua gadis itu mengikutinya tadi. Tapi kemana mereka, Alexsa semakin menajamkan penglihatannya sampai akhirnya di meihat kedua sahabatnya itu sudah bergabung dengan Tim basket dan anggota Chears.
tunggu what!, anak cheasr. oo no, nenek sihir.
Alexsa langsung berlari cepat, saat sadar kemungkinan besar Karinpun juga pasti berada disana gadis itu salah satu anggota chearliders bagaimana mungin dia bisa lupa. Alex yang Menyadari kedatangan Alexsa yang setengah berlari ke tempatnya berdiri, dengan senang hati dia lansung merentangkan tangannya meminta Alexsa berhambur kedalam pelukan hangatnya.
siapa yang akan nolak, coba. haha
" selamat ya kak.. " Alexsa berucap senang dalam pelukan Alex, Alex semain mengeratkan pelukannya. Tidakk peduli dengan semua orang yang sudah menatap mereka penuh rasa ingin tahu. Bahkan suara pekikan para gadis yang terdengar begitu melengking itu. Alex benar-benar mengabaikan sekitarnya.
" iya Princes.. " balasnya tepat di telinga Alexsa, membuatnya merinding geli karena ulah Alex. Alex yang menyadari tubuh Adiknya yang menegang sesaat langsung melepaskan pelukannya setelah sadar apa yang dia lakukan.
"jadi kakak dapat hadiah apa dong ni" Alex berucap manja, mengabaikan apa yang baru saja dia lakuan. Dia menatap Alexsa penuh binar seperti anak kecil yang menuntut diberikan hadiah saat dia selesai mengerjakan sesuatu. Membuat senyum manis itu tidak bisa ditahan lebih lama lagi oleh gadis di depannya.
" kakak mau apa" tanya Alexsa antusias, membuat Alex semakin menatapnya senang.
sambil meletakkan satu tangan nya di kepala, seolah sedang berpikir hadiah apa yang pantas dia minta. Sampai akhirnya Alex menatap nya dengan senyum yang lebih lebar, membuatnya hampir saja manarik bibir itu kembali merapat. Takut kalau-kalau pipi kakaknya akan ikut robek.
"hn" Alex bergumam tidak jelas, sambil menunjuk pipinya dengan mata mengerling Nakal. Alexsa memutar matanya malas, yang benar saja di tengah-tengah lapangan begini.
Gila!!
Tapi tetap saja, dia memberikan apa yang Alex mau, sebuah hadiah yang lelaki itu inginkan. Cium pipi darinya_
cup.
YAAAA
Menyebalkan!
Suara pekikan yang membahana memenuhi lapangan basket membuatnya langsung mengusab kupingnya yang terasa panas karena ulah para gadis yang mengaku penggemar kakak nya itu.
Tapi_
Mengapa dia seolah merasa diawasi, ditatap tajam oleh seseorang yang dia tidak tahu siapa. Bahkan lehernya dibuat merinding seketika, apa itu karin?. Ah, entahlah. Kalaupun iya, Dia tidakk peduli.
" thank you Princes" Alex berseru senang sambil kembali memeluk Alexsa singkat. Kalau saja ini bukan arena Alex yang sedan senang, dia pasti akan menginjak kaki Alex yang seenaknya memeluknya seperti itu ditengah keramaian dan membuatnya jadi pusat perhatian dan menerima tatapan membunuh dari penggemar saudaranya.
Walaupun Dia akui, Dia senang menerima perhatian Alex yang hanya untuknya.
" you well come Prince" ucap Alexsa sambil tersenyum manis.
" oya, tadi kamu ngobrol sama siapa" tanya Alex sambil menatap tajam Alexsa yang mendengus jengke melihatnya dalam posisi siap mengintrogasi adiknya
"oo itu namanya Alcio Corner. kalau gak salah dia kapten basket SMA Laksana. " jawab Alexsa jengkel, padahal Alex sudahh melihatnya berbicara dengan AL tadi. Tapi tetap saja saudaranya ini bertanya seolah tidak tahu apa-apa.
"oo kapten tim yang kami kalahkan tadi" Alex berucap Angkuh, tatapan nya mengisyaratkan ketidak sukaan yang sangat kentara sekali. Membuat Alexsa mendengus geli melihat sikap over possesif Alex yang kembali mengudara disaat yang tidak terduga.
“jangan berbicara dengannya lagi, aku tidak suka” Alexsa mengangguk patuh, dia bahkan tidak berpikir akan bertemu lagi dengan Al. Saudaranya ini ada-ada saja.
Bosan mendengar nasehat Alex yang tidak akan ada habis-habisnya Alexsa dengan cepat merangkul tangan Alex dan menyeretnya untuk bergabung dengan anggota Tim basket lainnya yang lebih memilih duduk di bangku yang di siapkan untuk mereka, bahkan disana sudahh Ada Bella juga Sallsa bahkan Monika. Tapi kemana Feby_
Gadis itu terlalu sering menghilang sekarang_
**
Alcio Corner, kapten Tim basket SMA Laksana yang baru saja dikalahkan Oleh mushnya, Alex Wilshon. Kembali merutuki kebodahannya yang kembali kalah dari Alex, bagaimana mungkin dia bisa kalah padahall dia sudah berllatih sangat keras untuk pertandingan ini.
Al berjalan pelan menuju kerumunan anggota Tim nya di bangku yang sudah disiapkan untuk tim sekolah mereka sambil menundukkan kepalanya. Kekalahan mereka kali ini sungguh memalukan buatnya dan berita ini pasti akan dimuat dihalaman utama besok di majalah olahraga. Dan semua sekolah akan tahu, kalau mereka kalah.
Memalukan!
Brukkk..
Reflek Al langsung menahan lengan orang yang barusan dia tabrak, yang ternyata adalah seorang gadis dalam balutan seragam IHS. Al mengangkat kepalanya pelan, menatap wajah gadis di depan nya.
cantik
" lo gak apa kan" Al bertanya khawatir setelah sadar dengan apa yang dia pikirkan. Tapi gadis ini masih saja menutup matanya erat-erat sepertinya dia masih enggan membuka matanya. Membuat Al tersenyum geli melihatnya.
Iseng!, Al menggerakkan tangannya pelan didepan wajah gadis yang baru ditabra sampai gadis itu mulai membuka pelan matanya, membuat Al mematung sesaat seoalh terjerat dalam netra segelap malam yang menatapnya. Hanya satu kata yang bisa mengambarkannya_
Indah, mata yang indah
"eh maaf. " ucapnya langsung menjauh dari ku. saat menyadari posisi kami yang terlalu dekat, tapi sayangnya sedikitpun dia tidak ingin beranjak dari posisinya sekarang. Dia masih ingin melihat lebih dekat netra indah di depannya.
" kamu gak papa kan, seharusnya aku yang minta maaf. aku minta maaf. " ucap Al cepat membuat gadis didepannya semakin menatapnya tanpa berkedip sedikitpun, manis sekali.
sepertinya aku terpesona padanya.
Al menampilkan senyuman menggoda andalannya, berharap gadis yang berhasil menari perhatiannya ini jatuh dalam pesonanya. Tapi respon yang diberikan gadis ini dengan mata mengerjab-ngerjab pelan seolah sedang memastikan apa yang gadis ini lihat benar-benar respon langka.
memang apa yg dia lihat. hy ini aku, most wanted SMA Laksana. bukannya maklhuk astral.
Al menggerakkan tangannya pelan didepan wajah gadis didepannya, tidak ada respon Al mendengus jengkel. Al akhirnya memutuskkan menyentuh bahu gadis didepannya pelan dengan perasaan was-was takut gadis ini akan marah kkarena tindakannya.
Dia tersenta pelan, tapi sayangnya tatapan gadis itu masih seperti tadi. Rasanya dia ingin berteriak senang sekarang, baru kali ini dia menemukan cewe yang tidak agresif kepadanya Dia benar-benar senang.
"a ii ya, gak apa" ucapnya sambil tersenyum manis. Akhirnya gadis ini berbicara juga, untuk sesaat Al akui dia terpesona dengan tatapan gadis didepannya.
apa dia tidak marah atas tindakan ku barusan. syukurlah.
"oya nama gue Alcio Corner. panggil aja Al. " ucap Al sambil mengangkat tangannya sejajar dada menungu di sambut olehnya gadis didepannya
" oo ya, nama gue Alexsa Willson. panggil aja lexsa." Al mengangguk pelan, otaknya dengan cepat meream setiap ucapan gadis didepannya bahan senyum manis itu. dia pasti akan selalu mengingatnya.
Willshon. apa dia anak dari Om Robeth. sangat menarik, sepertinya kita akan sering bertemu Alexsa.
Al tersenyum senang, tidak disangka dia akan berkenalan dengan salah satu anak dari rekan bisnis orang tuanya. Dia benar-benar beruntung.
"oya gue kesana dulu ya.. " Alexsa berucap cepat, Al mengernyit bingung saat netra gelap itu bergerak waspada seolah sedang mengawasi sesuatu,
“Ah_” bahan sebelum dia selesai mengucapkan sesuatu, gadis ini sudah berlalu pergi dari hadapannya. Al menatp kepergian Lexsa sampai netranya menatap tajam saat disana didepannya Alexsa berhambur dalam peukkan seoran siswa yang sangat jelas dia tahu it siiapa. Alex kapten basket IS, musuhnya. Sebenarna apa hubungan mereka, Al menggeram jengel. Apa dia juga harus bersaing dengan Alex dalam hal ini, kalau pun memang iya Dia tidak akan menyerah begitu saja. Sudah cukup dia kalah hari ini, tidak lain kali.
Ck!! apa mereka berpacaran.
" hy Al. apa yang kau lihat" seseorang memukul bahu Al pelan, Al langsung menatap sinis pelaku yang sudah membuatnya mengalihkan tatapannya dari Alexsa
“hm, tidak ada " jawabnya bohong.
" benarkah? " Davit nama lelaki ini menatapnya curiga, membuat Al semakin menatap tajam salah satu sahabatnya ini. Davit terkekeh pelan, sambil mengikuti arah pandang Al tadi.
" Ah jadi dia, namanya Alexsa willson. saudara perempuan Alex willson. kapten basket IS. " ucap Davit sambil terkekeh pelan yang sukses membuat Al merasa dieje dengan pemikiran bodohnya tadi.
Jadi, mereka_
" saudara perempuan Alex." Al berucap tak percaya dengan apa yang barusan ku dengar dari Davit, ah bodohnya dia. Bagaimana mungkin dia lupa Alex pun putra dari Om Robect rekan bisnis Daddy nya.
" ya apa lo gak tahu, mereka itu saudara kandung. apa lo gak lihat marga mereka, Alex willson. Alexsa Willson." Davit kkembali berucap semangat membuatnya semakin ingin memaki lelaki didepannya karena sudah mengingatkannya dengan kebodohannya sendiri.
Ck! Bodoh_
" apa lo suka sama dia. " Davit menatap sahabatnya ini curiga, netra coklatnya mengerling menggoda membuat AL geram saja.
entah lah, yang pasti gue senang. mendengar kabar dari lo.
"kalau lo mau dekatin dia, sebaiknya lo hadapin dulu kakaknya yang sangat possesif itu. gue gak yakin kalau lo bisa " Davit tersenyum meremehkan, membuat Al mendengus jengkel.
Menyebalkan sekali_
" jangan meremehkan Alcio, Davit. aku akan mendapatkan apa yang aku mau. " Al menyeringai licik, yang seetika membuat Davit sadar pasati akan ada masalah besar yang sudah meunggu mereka didepan sana.
ya aku akan mendapatkan kamu Lexsa, terserah kalau aku harus berhadapan dengan putra mahkota. pewaris singgasana Willson sekalipun, aku tak peduli.
"terserah lo" Davit berjawab acuh, memang apa pedulinya. Kalaupun nanti akan ada masalah yang menanti mereka, dia siap membantu kapanpun itu.
Al menghela nafas panjang sebelum netra tajamnya menatap sekelilingnya jengkel, dia tidak bodoh sampai tidakk tahu ada yang menatap tajam kearahnya sedari tadi. Sampai tatapannya bertemu dengan Alex, dia sadar lelaki itu mulai menyebarkan Terornya. Sayangnya dia tidak selemah itu yang mudah dipukul mundur oleh Alex Willshon.
lo gak kan pernah bisa dapatin Alexsa.
Al tersenyum miring, sangat sadar arti tatappan musuhnya itu.
"kita lihat saja nanti Alex Willson."
Al tersenyum mengejek, Allex jelas bertingkah bagaikan bukan seorang kakak terhadap Alexsa. Lelaki itu terlallau membatasi ruang gerak Lexsa. Dia yakin itu.
"akan ku kalahkan kau wilshon, lo gak bisa miliki Alexsa, ingat status lo. hubungan seperti apa yang coba kau bangun".
"Ya sudah lah. ayok ." Davit menarik tangan sahabatnya cepat mengikutinya keluar dari gedung ini lagi pula anggota tim mereka yang lain sudah mulai keluar dari gedung olahraga, terlalu malas melihat Al dan Alex saling melempar tatapan tajam seperti itu. Al mendengus jengkel, Davit benar-benar sangat mengganggu.
Tapi_
Ya sudah lah.
Sampai bertemu lagi Alexsa Willshon.
***
**