Télécharger l’application
0.63% MY ANNOYING BOY FRIEND / Chapter 2: DI USIR JELITA

Chapitre 2: DI USIR JELITA

Murid paling keren se SMA Kartini ini beranjak dari tempat duduknya menuju ke arah depan .

"Ekhemmmm..... Selamat pagi teman-teman... Hari ini saya akan mempresentasikan hasil karya seni yang saya buat sendiri, dengan susah payah dan penuh perjuangan, jadi pada liburan kenaikan kelas kemarin, tak disangka akhirnya saya Daffa Kiran Wiguna telah sampai dikelas XII , bersama teman-teman baru dan beberapa teman lama saya dikelas XI ,..."

Saat Daffa sedang memulai ceritanya , jelita terfokus pada sebuah lukisan yang kini tengah digenggam oleh Daffa .

"Hari ini, saya membawa karya saya didepan teman-teman, yaitu sebuah lukisan bergambar mawar merah yang cantik seperti Lolly .." Lanjut Daffa sembari merayu Lolly yang memang memiliki wajah yang ayu dan watak periang. Semua orang tertawa cekikikan mendengar celotehan Daffa yang dinilai terlalu berlebihan mempresentasikan karya nya, terkecuali jelita, ia tidak lagi bisa tertawa meskipun teman sebangkunya baru saja dirayu buaya darat sekolah. Ia hanya terfokus pada lukisan yang dibawa Daffa.

Baru saja mau melanjutkan ceritanya, Daffa kemudian dilempari tanah liat yang dicungkil jelita dari bagian telinga patung kucingnya .

"Bohong, Pak.... Itu lukisan saya.. tadi pagi saya ke toilet dan pas keluar, tiba-tiba lukisan saya hilang.. ternyata dibawa sama Daffa.."

Teriak Jelita .

Mendengar lontaran yang diberikan jelita, semua teman-teman nya langsung meneriaki Daffa dengan kompak, pak Rudy yang sudah merasa kelasnya tidak kondusif kemudian memberi isyarat agar murid-muridnya berhenti berteriak.

"Eh.. Ta.. jangan sembarangan kalo ngomong, apa buktinya ini lukisan lo..." Daffa menyahut berusaha membela diri . Padahal dalam hati kecilnya ia memang sudah merasa tidak akan menang .

"Coba Lo liat dibelakang lukisannya, disitu ada tanda tangan gue dengan nama jelas gue Jelita Rosalia .. makan nya lain kali kalo mau bohong itu yang teliti.." tukas jelita .

Pak Rudy akhirnya percaya bahwa Daffa memamg sudah membohongi semuanya.

"Lagian lo nulis nama dibelakang, kecil banget lagi.. mana gue tau, gue juga Nemu di depan toilet .." Daffa menjawab santai.

Pak Rudy melirik ke arah Daffa.

"Daffa... Bodoh memang gratis, tapi jangan kamu borong semua..." Pak Rudy mengelus pundak Daffa disusul tawa lepas dari teman-teman nya.

Hari Minggu pertama di tahun ajaran baru.

Jarum jam menunjukan pukul 07.00. seorang wanita berumur 40 tahunan beranjak dari kamarnya.

Lalu tiba di depan pintu kamar putrinya.

"Jelita... Sayang.. ayo bangun, Nak.." ibu itu membangunkan dengan penuh kelembutan.

"Bunda... Ada apa ya ? Tumben bunda bangunin aku jam segini? Ini kan hari Minggu?" Jelita tampak heran sambil berusaha membuka mata nya.

Ibunya belum menjawab, ia lalu beranjak membuka jendela kamar jelita dan membantu tugas putrinya merapikan tempat tidur.

"Ada apa, Bunda?" Tanya jelita penasaran.

"Seli, karyawan Bunda di toko, ibu nya masuk rumah sakit hari ini, jadi dia gak bisa masuk kerja, kalo kamu gak sibuk, Bunda mau minta tolong buat gantiin Seli sementara, kamu mau gak nak?" Wanita itu menatap wajah putrinya yang baru saja beranjak dari tempat tidur.

"Oh.. kirain Bunda mau ajak Jelita liburan ke puncak.." jelita menjawab sambil tertawa dan segera pergi ke kamar mandi.

"Ehhh... Bukan nya baru inggu kemarin kamu minta uang sama Bunda buat pergi ke puncak sama Lolly dan teman-teman kamu yang lain?" Ibunya langsung menyambar .

"Canda Bunda... Habis mandi, jelita langsung ke toko kok, Bun.." jelita berteriak didalam kamar mandi nya.

Ibu nya segera pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan .

Ketika ibu nya sedang memanggang sebuah roti, ternyata jelita sudah selesai mandi dan kini tengah menunggu ibu nya diruang makan.

"Jelita.. kamu udah selesai mandi? " Wanita itu keheranan.

"Udah dong, Bun..." jelita menjawab santai .

"Ya ampun... pantesan .. Gimana mau punya pacar kalau mandi aja gak sampai 10 menit" ibu nya menggelengkan kepala.

Jelita mengernyitkan dahi dan berusaha menghiraukan ibu nya.

Setelah sarapan, jelita segera membuka toko bunga milik ibu nya . Sebuah warisan dari ayah nya yang sudah meninggal Sejak jelita berumur 5 tahun . Toko bunga ini bukan hanya sekedar toko sumber penghasilan ibu nya , melainkan juga sebuah tempat yang bisa jadi kenangan awal mula ayah dan ibu nya memulai kehidupan yang lebih layak. Dari yang hanya sekedar pekerja kebun bunga, akhirnya sang ayah mampu membuat sebuah toko bunga yang masih berdiri sampai saat ini.

Seorang lelaki memakai kemeja panjang menghampiri jelita.

"Mbak.. bunga mawar putih habis ya?"

Suara seorang lelaki terdengar begitu jelas.

Jelita yang sedang membereskan beberapa Bunga langsung meninggalkan pekerjaan nya.

"Bunga mawar putih kebetulan ha.... Bis .. ma..ss.." gadis itu menjawab sambil menyipitkan kedua matanya, membetulkan letak kacamata nya.

"Daffa.... Lo lagi Lo lagi... Ngapain Lo disini?" Jelita melempar pembeli pertama nya itu dengan sebuah kemonceng yang sedang ia pegang.

"Buset.. galak bener Lo ta... Lagian hobi banget sih lempar-lempar orang, gue kesini mau beli bunga bukan mau nodong.." Daffa menjawab sedikit nyolot.

"Ya maaf.. habis gue masih kesel sama Lo.. gara-gara Lo kan gue jadi badmood seharian pas pertama masuk sekolah lagi"

"Yaelah, Ta... Lo masih inget aja... Gak baik tau inget-inget kejelekan orang lain terus, bakal jadi penyakit. Hiiiihhhh... Gue sih gak mau penyakitan gara-gara inget-inget kejelekan orang terus" jawab Daffa.

"Siapa yang inget-inget kejelekan Lo! Emang kelakuan Lo jelek kok.. ngapain gue bagus-bagusin " jelita tidak bisa mengontrol emosi nya .

Melihat teman sekelasnya itu tiba-tiba kepanasan . Daffa hanya terbahak-bahak sendiri. Membuat jelita semakin jengkel dan mengusirnya dari toko.

"Lo sembarangan ya ta... Gue seminggu sekali beli bunga disini, dan Minggu kemaren Lo belum ada . Lo baru masuk kerja beberapa hari aja udah berani usir pelanggan? Gue aduin sama bos lu.." Daffa mencubit hidung jelita sampai membuat ia merasa sesak.

"Bos.. bos... Bos bunga... Woiii... Ini karyawan bos berani usir-usir pelanggan nih, pecat aja bos!" Daffa terus berteriak di dalam toko yang sebenarnya hanya ada merek berdua disana, tanpa memperdulikan nasib jelita yang sudah hampir pingsan karna tidak kuat menahan kesakitan dan sesak akibat hidungnya dicubit Daffa.

Selesai berteriak Daffa mencabut tangan nya dari hidung jelita . Sambil kesakitan dan menahan kekesalan nya jelita mendorong Daffa untuk pergi keluar toko nya.

" Gue kalo deket-deket Lo sial terus.. mending Lo pergi aja ya Daffa, sebelum gue teriakin Lo copet"

"Yaudah, karna bunga yang gue cari juga enggak ada, gue pulang aja, awas aja Lo kalo gue ketemu sama bos Lo, bisa langsung di kick! Lo dari tempat ini.." Daffa menggerutu dan pergi meninggalkan jelita dengan penuh kepuasan, sifat jahilnya memang tidak bisa dihilangkan, oleh sebab itu banyak orang yang tidak suka dengan Daffa termasuk jelita, tapi dibalik kejahilan nya itu, ia memiliki paras yang sangat rupawan, ia dikenal sebagai bad boy sekolah yang ketampanan nya tidak tertandingi . Jadi, beberapa orang yang suka dengan Daffa mungkin adalah para penggemar perempuan nya saja.


next chapter
Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C2
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous