Chapitre 95: Mr, posesif

Yunita merasa sangat sakit, karena semakin hari, kini Riko terus bersikap dengan kepadanya, padahal ia ingin sekali terus dekat dengan Riko, tapi. Apakah saya. Ternyata semuanya sia-sia.

"Nak, memangnya Riko habis darimana?" Mamahnya Riko menatap Yunita lembut.

Sebenarnya ada tersirat rasa kasihan kepada Yunita yang selalu di pandang benci oleh Riko.

"Tidak tau mah, tadi malam pas Yunita mau turun ke bawah, itu sudah jam dua malam, tapi Riko belum juga pulang," Yunita menundukan wajahnya.

"Ya Sudah, mungkin Riko lagi cape kali, kamu yang sabar ya, kamu kan tau kalo Riko itu orangnya bagaiamana, dia tidak mungkin bisa berlama-lama benci sama orang, kalo memang kesalahan orang itu tidak vatal.

"Iya mah, Yunita hanya sedih aja, karena Yunita rindu sama Riko yang dulu."

"Sabar ya, ya sudah kamu makan dulu, nanti kita akan pergi untuk berbelanja."

Wajah Yunita seketika berbinar

"Hah, belanja, oke deh, ayo kita berbelanja mah." Yunita tersenyum.