Télécharger l’application
89.28% Mobile Legends: The Light of Calestine Land (Indonesia) / Chapter 25: Akibat Sihir Aaron (1)

Chapitre 25: Akibat Sihir Aaron (1)

Estes menyalurkan kekuatan penyembuh miliknya pada Zilong melalui telapak tangannya. Saat ini pemuda itu sedang di rawat di ruang perawatan Mansion. Tubuhnya yang cedera parah telah dibalut dengan perban. Sejak latihan berakhir dua jam yang lalu, sang Dragon Knight masih tak sadarkan diri. Luka yang diterimanya cukup fatal. Tulang rusuknya yang patah dan retak tak dapat langsung disembuhkan oleh Estes. Ini baru pertama kali baginya menghadapi kondisi yang seperti ini.

Karena dengan kekuatan penyembuhnya sangat lambat bereaksi, Estes mencoba meracik ramuan dari daun tanaman obat yang sudah dibawanya dari rumah. Ditumbuknya daun obat itu dengan beberapa bahan yang hanya dimengerti olehnya. Setelah selesai, dia langsung memeras bahan-bahan yang sudah ditumbuk tadi menjadi cairan berwarna hijau. Sekali lagi Estes mencampur beberapa bahan kembali ke dalam cairan obatnya. Dan setelahnya, dia meminta tolong pada Orion untuk meminumkannya pada Zilong sedangkan dia sendiri kembali membaluri luka-luka Zilong yang lain dengan ampas ramuan obatnya tadi. Selain rusuknya, lengan, bahu, perut bagian kanan, serta wajah Zilong yang paling dominan terdapat luka fisik.

"Bagaimana? Apa dia akan baik-baik saja?" tanya Orion kemudian. Dia sangat mencemaskan pemuda itu lantaran terluka di bawah pelatihan darinya.

"Untuk luka-luka luarnya akan segera membaik, tapi untuk luka di bagian dalamnya sangat fatal. Beberapa tulang rusuknya patah dan nyaris rusak. Akan butuh waktu lama untuk menyembuhkannya," terang Estes setelah selesai membaluri ampas dari perasan ramuan obatnya ke luka pada tubuh Zilong.

"Bahkan mantra Moonlight milik Kakak tidak bisa menyembuhkannya? Mantra Kakak sangat ampuh, mustahil hanya patah tulang saja tidak bisa disembuhkan." Miya ikut menginterupsi pembicaraan mereka. Terlihat Alucard dan Ruby yang berdiri di sampingnya juga memikirkan hal yang sama dan sependapat dengan ucapan sang gadis Elf.

Estes membersihkan tangannya dengan air yang sudah disediakan di dalam wadah lalu mengelapnya dengan kain bersih. "Aku juga sempat terkejut. Tapi kekuatanku memang tidak bisa langsung menyembuhkannya. Sekarang kondisi tubuh Dragon Knight sangat lemah. Nyaris tidak ada energinya yang tersisa. Dan aku juga merasakan ada sisa energi lain di dalam tubuhnya yang menghambat penyembuhannya. Dan itu mempengaruhi luka dalamnya. Aku yakin jika ini terjadi pada manusia biasa, mereka pasti akan langsung mati."

Semuanya terdiam mendengar ucapan Estes. Tidak ada yang bisa menyangka bahwa Dragon Knight sendiri yang juga memiliki kemampuan hebat, dia bisa dikalahkan telak oleh seekor monster buatan.

"Jika nyaris tidak ada energinya yang tersisa, lalu bagaimana dia akan bertahan?" tanya Ruby ikut cemas.

"Hari ini aku akan tinggal di Mansion. Selama itu aku akan menyalurkan energi Moonlightku padanya setiap satu jam. Dengan begitu dia bisa rutin mendapat asupan energi dariku."

"Syukurlah. Setidaknya dia bisa diselamatkan," ucap Orion lega.

"Sebenarnya monster seperti apa yang melukai Zilong sebegini parahnya?" tanya Estes penasaran.

"Hanya monster yang biasa kuciptakan saat latihan. Namun, karena kami melihat Zilong dan Alucard sering berdebat di tengah latihan jadi kami sepakat memutuskan sesuatu. Dan kali ini Aaronlah yang memberi kuasa atas monster itu. Dia memberi tambahan mantra pada troll ciptaanku."

"Mantra apa?" tanya Estes penuh selidik.

Orion mengedikkan bahunya. "Entahlah, aku juga baru melihatnya hari ini."

"Jadi karena mantra itu Dragon Knight jadi tak berkutik saat menyerang troll dari belakang?" gumam Alucard.

"Alucard, kau tidak apa-apa?" tanya Orion.

"Kenapa? Aku baik-baik saja," sahut Alucard cepat.

"Tubuhmu juga mendapat goresan. Biarkan King Estes memeriksamu juga," saran Orion.

King Estes mengangguk bersedia. Dia mendekati Alucard.

"Aku baik-baik saja," ulang Alucard lagi.

Kini Estes menekan telapak tangan Alucard. Dia bisa merasakan energi Alucard yang tidak seimbang. Dan hal itu sedikit mengusik Estes. Lalu dia mencoba memegang tangan Ruby dan Miya dengan cara yang sama. Berhubung Kagura sedang ada keperluan, jadi Estes hanya cukup memerika mereka berdua. Dan hasilnya berbeda. Energi mereka masih normal dan terjaga dengan baik.

"Ada apa King Estes?" tanya Ruby penasaran.

"Alucard, apa kau yakin tidak merasakan sesuatu saat melawan monster itu?" selidik Estes sekali lagi pada Alucard.

Alucard berusaha mengingat kejadian sebelumnya dan menjelaskannya pada Estes. "Saat beberapa kali monster itu mengenaiku, aku memang merasa energiku jadi lebih cepat terkuras. Seperti perlahan-lahan diserap setiap kali dia menggoreskan luka di tubuhku."

"Dan kau, Ruby? Apa kau merasakan sesuatu?"

Ruby menggeleng. "Tidak. Aku berhasil menghindari setiap serangan troll itu. Terakhir aku berhasil merebut senjatanya dengan sabitku."

Estes berpikir sejenak. Lalu mengangguk memahami sesuatu. "Jadi begitu."

"Apa ada yang salah? Kenapa hanya bertanya pada mereka?" tanya Miya yang merasa tidak adil karena tak ditanyai oleh kakaknya sendiri.

Estes menatap Miya sebentar lalu berganti pada Zilong yang tak berdaya. "Aku mendapat kesimpulan. Hasil serangan dari troll yang dimantrai itu lebih dominan bereaksi pada petarung jarak dekat. Atau siapa saja yang kemungkinan bisa mendapat luka fisik dari serangannya. Karena Miya dan Kagura adalah petarung jarak jauh, kemungkinan mereka mendapat serangan langsung sangat kecil. Sedangkan Ruby, dia beruntung karena bisa menghindar sehingga tidak begitu serius mendapat luka fisik. Karena Zilong dan Alucard yang pasti lebih banyak berhadapan, kemungkinan luka yang mereka terima jadi lebih besar."

"Jadi apa hubungannya dengan energi kami?" tanya Alucard tak mengerti.

"Menurutku... mantra yang ditambahkan pada troll itu bisa menyerap energi orang lain melalui serangannya pada tubuh lawan."

Orion dan yang lain saling pandang. Hal itu memang masih menjadi asumsi, namun penjelasan yang diutarakan Estes cukup masuk akal.

Estes kembali menyentuh telapak tangan Alucard dan menyalurkan energi padanya.

PYASSHHH!

Seperti mendapat terpaan udara segar, kini Alucard kembali pada kondisi terprimanya. Rasa lelah akibat energinya yang terkuras saat bertarung telah sirna dalam sekejap. Tak hanya pada Alucard, Estes juga melakukannya pada Ruby dan Miya. Mereka pun sama kembali segar dan prima.

"Dalam hal ini, Zilong yang paling beresiko saat melawannya. Mendengar cerita kalian sejak awal, dia menggunakan teknik terbangnya dan secara tak terduga troll itu malah berbalik menghantamnya. Secara langsung Zilong mendapat luka fisik sejak masih di udara dan hal itu diperparah saat dia terjatuh ke tanah. Saat Zilong pertama kali dihantam itulah menurutku troll itu menyerap seluruh energinya secepat mungkin. Dan untuk Alucard, dia hanya beberapa kali tergores dan merasa energinya banyak terkuras setelahnya. Sudah pasti penyebabnya adalah karena serangan troll itu sendiri," kata Estes menambahi.

"Kalau begitu... mantra sihir Aaron..." Orion menatap manik Estes seakan meminta penegasan darinya.

Estes memahami pikiran Orion. "Mantra yang diberikan pada troll itu berbahaya. Sangat berbahaya. Bila mantra sihir itu mengenai musuh, itu akan jadi lebih baik dan sangat menguntungkan kita. Tapi bila mantra itu mengenai orang kita sendiri, itu akan jadi masalah."

Ruby dan Miya berpandangan. Keduanya saling memeluk lengan satu sama lain. Ada kecemasan di raut wajah mereka. Begitu juga Alucard. Dia tidak menyangka Aaron bisa memiliki kekuatan seperti itu yang bahkan jauh lebih berbahaya dibanding kekuatan demon yang dimilikinya.

"Sekarang kita hanya perlu menunggu Aaron. Kita harus bertanya padanya," kata Orion berusaha menenangkan kedua gadis yang nampak khawatir di depannya.

"Apa tidak ada cara untuk menangkal penghambatan penyembuhan itu? Kalau mantra sihir yang dirapalkan Aaron begitu berbahayanya, lalu bagaimana dengan nasib Zilong?" tanya Miya lirih. Dia tidak akan rela jika harus kehilangan teman baiknya.

Estes menggeleng. "Aku harus mempelajari dulu tentang kekuatan itu untuk mencari penawarnya. Tapi untuk saat ini, akan butuh waktu lama bagi Zilong untuk bisa kembali pulih."

Miya duduk di samping Zilong dan menggenggam tangannya. Tangan itu terasa dingin. Dan gadis itu hanya bisa pasrah. Seorang Dewa Penyembuh seperti Estes saja tidak cukup mampu menyembuhkannya, apalagi dengan bantuan peri penyembuh yang lain atau semacamnya. Sepertinya kesembuhan Zilong akan menjadi mustahil bila kakaknya tidak sesegera mungkin mencaritahu obat penawarnya.

"Kalian beristirahatlah. Biar aku yang menjaganya," kata Estes kemudian.

Awalnya, semuanya kecuali Miya menolak perintah Estes. Namun setelahnya mereka menyadari bahwa Estes juga seorang Raja di Emerald Woodland. Selain Tigreal, Estes juga seseorang yang harus dihormati di sini.

Akhirnya, semuanya keluar dari ruangan dan berpapasan dengan Hayabusa dan Kagura di luar.

"Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja?" tanya Kagura yang tak kalah cemasnya dengan mereka semua.

Tak ada yang menanggapi pertanyaan Kagura dengan wajah santai. Ketegangan terlihat jelas di wajah mereka.

"Ada apa ini? Dragon Knight baik-baik saja, kan?" tanya Hayabusa tak sabar.

Kali ini Miya yang menjawab. "Zilong ... kondisinya sekarang sangat lemah."


next chapter
Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C25
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous