Jujur Ginnan terlalu gugup karena ajakan itu mendadak. Masuk, dia tak sempat berendam di jacuzzi seperti tadi pagi.
Shower langsung disasar. Ginnan menyalakan mode hangat dan dingin bersamaan. Pucuk kepalanya pun diguyur dengan jutaan tetes-tetes air. Membuatnya basah hingga mencapai ujung kaki.
Air itu mengalir... Lembut menuju lubang di pojokan dan uap dinginnya menguar-uar di udara. Bertarung. Memberi kesan tak jelas seperti perasaan Ginnan.
Sepuluh menit kemudian, Ginnan keluar. Bertepatan dengan Renji baru saja menutup pintu.
DEG
Ah. Bajingan.
Ginnan refleks berpaling dan mengusap tengkuknya gugup. "Kau cepat sekali..." katanya.
"Oh, kau sudah mandi?"
"Ya."
"Kupikir tidak sampai seperti itu."
Ginnan jengkel. "K-Kau kan pecinta kebersihan... " katanya. "Lagipula siapa juga yang mau disentuh setelah seberantakan tadi mukaku."
"Baguslah..."
Ginnan menahan nafas. Sebab Renji sudah mendekat dan merengkuhnya dengan ciuman sebelum mencerna situasi ini lebih jauh.
Tanpa sadar... Ginnan telah menerima Renji sepenuhnya ಥ‿ಥ