Chapitre 222: Apa Maksudnya Dengan 'Kehormatan Yang Direnggut Paksa?'

Selamat membaca

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

Sungai Cagar Alam kota M

"Nah! Sudah sampai."

Seruan semangat dari Alrescha sontak membuat Gretta menatap ke depan. Ia tidak sadar sudah melamun sepanjang perjalanan, ketika memikirkan antara genggaman tangan, punggung lebar dan juga kekeraspalaan pria yang kini masih menggengamnya.

"Sudah siap juga tempat untuk duduknya," imbuh Alrescha meski belum dapat sahutan dari Gretta.

Kembali ia menarik tangan Gretta, membawa wanitanya menghampiri sebuah tikar dan sajian khas orang piknik, dengan keranjang yang ikut terlihat.

Siang ini matahari tidak terlalu terik, dengan awan putih yang menutupinya dan Alrescha senang karena bisa bersantai, tanpa takut wanitanya kepanasan.

Kencan dan santai sederhana, yang sangat diinginkannya jika itu bersama Gretta.

Tap!

"Duduklah dan lihat ke depan, sungainya meskipun bertambah lebar, tapi kupastikan tidak ada yang berubah," tutur Alrescha menjelaskan.