Kakek An menghela napas panjang, seakan-akan setelah melalui peristiwa itu dia telah menjadi jauh lebih tua dalam sekejap.
Mata An Ge'er sedikit bergerak. Beberapa saat kemudian, barulah dia melontarkan beberapa kata, "Kakek… Kakek selamanya adalah kakekku."
Setelah itu, An Ge'er maju dan memeluk kakeknya. Kemudian, gadis itu pun langsung pergi tanpa menoleh. Sosoknya ramping, tetapi punggungnya tampak sangat tegak.
'Aku bukan anak haram, aku juga tidak pernah membunuh orang.'
'Aku bukan…'
"Pa, aku pergi dulu. Jangan mencemaskan urusan ini, aku yang akan menanganinya." Bo Yan melirik An Ge'er dengan tatapan yang dalam. Setelah berbicara kepada Kakek An, dia pun mengikuti gadis itu.
Kakek An berdiri seorang diri di ruang utama. Melihat punggung An Ge'er dan Bo Yan menjauh, sebenarnya dia ingin membuka mulut dan mengatakan sesuatu. Bibirnya sudah bergerak-gerak, tetapi satu kata pun tidak dapat diucapkannya.