Pertanyaan-pertanyaan itu hampir membuat Ai Zhiyi hancur berkeping-keping. Ia menundukkan kepalanya, sehingga tidak ada yang mengetahui seperti apa ekspresinya sekarang.
Sementara itu, Li Baihe terus menatapnya dengan seksama. Menghela napas, ia memperingatkan Ai Zhiyi dengan serius, "Itu tidak akan lama. Tidak peduli seberapa keras kau mencoba untuk menghindari masalah ini, Weixu akan mengetahuinya suatu hari nanti. Cepat atau lambat. Jadi dorong dirimu untuk memberi tahu Weixu terlebih dahulu."
Li Baihe berhenti, menatap Ai Zhiyi dalam-dalam seolah di matanya, ia menuntut sesuatu. "Jika Weixu mengetahui masalah ini tanpa kau jujur padanya terlebih dahulu, dia akan sangat kecewa padamu. Dia selalu jujur padamu, bukan? Aku yakin dia juga mengharapkan hal yang sama darimu."
Jangan lupa mendukung bukung ini jika teman-teman menyukainya—karena apa pun bentuk dukungan teman-teman, baik komentar, vote, review, semuanya adalah sesuatu yang begitu berarti bagi saya. ^^
Kritik yang membangun sangat dibolehkan. Silakan tempel kritikan teman-teman di kolom komentar ataupun di review agar saya dapat menjadikannya bahan pembelajaran di masa depan (pada buku-buku saya selanjutnya). Terima kasih.^^